Kedua orang tua Bintang sangat terkejut ketika mendengar penjelasan dari dokter yang menangani Bintang. Terutama bundanya, ia langsung menangis tersedu-sedu ketika mengetahui jika selama ini Bintang mengidap penyakit yang berbahaya-- ia memiliki tumor yang bersarang di otaknya.
Dokter menjelaskan jika tumor ini sudah bersarang di otaknya selama beberapa tahun kebelakang, hanya saja pertumbuhannya lambat sehingga penderita tidak akan menyadari jika ada bagian dalam dirinya yang salah.
Dan ketika tumor itu terus berkembang tanpa adanya tindakan sama sekali, tumor itu akan semakin ganas dan bisa saja merusak beberapa bagian sarafnya.
"Apa anak ibu pernah mengalami kecelakaan sebelumnya?"
"Dua tahun lalu, ia pernah kecelakaan motor"
"Untuk saat ini, saya belum bisa memastikan penyebab munculnya tumor ini, hanya saja itu bisa menjadi pemicu munculnya tumor ini"
"Tapi saat itu dokter yang menanganinya bilang tidak ada gejala serius" bantah Hanung--ayah Bintang.
"Karena bisa saja ketika saat itu, tumor nya belum muncul. Apakah setelah kecelakaan itu, dokter meminta untuk terus check up?"
Gita--bunda Bintang mengangguk "Tapi Bintang enggak pernah mau. Ini salah bunda yah, harusnya-- bunda bujuk Bintang terus bukan membiarkannya" tangisnya begitu pecah di dekapan suaminya.
"Sssttt, sayang udah. Ini bukan salah kamu. Tenang yaa, Bintang anak yang kuat. Ayah yakin Bintang bisa lewatin semua ini"
"T-tapi---"
"Sstt, udahh udahh" Hanung terus mengusap-ngusap kepala istrinya, memberi ketenangan.
"Dok, apa tumor ini bisa mengakibatkan kanker?" Tanya Hanung diakhirnya dengan ragu.
"Saya belum bisa memastikan nya, karena saat ini kita belum bisa memprediksi tumor jenis apa yang diderita anak anda. Maka dari itu, kita membutuhkan ct scan secara total"
"Tolong lakukan apapun supaya anak saya sembuh dok" pinta Gita.
"Kami akan melakukan sebaik mungkin"
***
Begitu keluar dari ruangan dokter, Hanung meminta Sesil untuk menemani Gita yang kondisinya sangat lemas. Sedangkan Hanung langsung bergegas menuju bagian administrasi untuk mengurusi keperluannya.
Sesil dan Bulan langsung memapah tubuh Gita untuk duduk di salah satu kursi yang disediakan. Tak berapa lama kemudian perawat-perawat tersebut memindahkan Bintang yang kondisinya sudah tidak sadar.
"Loh tan Bintang mau dibawa kemana?" Tanya Sesil penasaran ketika melihat Bintang yang terbaring lemah di atas brankar dengan bantuan alat pernapasan.
"Bintang punya tumor di otaknya" ucapnya disela tangis, sontak mendengar kabar itu membuat Bulan dan Sesil terkejut "Jadi dia harus di scan dlu, untuk menentukan penanganan selanjutnya"
"Kok bisa tan?" Sesil bersuara setelah beberapa lama ia tersadar dari keterkejutan nya.
"Bintang pernah kecelakaan dua tahun lalu, dan katanya sejak saat itu tumor nya telah tumbuh hanya saja tumbuh dengan lambat, makannya Bintang gak ngerasa apa-apa, dan kecelakaan tadi itu mengakibatkan keterkejutan bagi saraf-saraf nya"
Air mata Bulan jatuh begitu saja ketika mendengar penjelasan bundanya Bintang, ia benar-benar merasa seperti seorang penjahat. Ia merasa turut andil memberikan Bintang penyakit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget Me Not
Fiksi Remaja[Harap follow dulu sebelum membaca. Terima kasih] __________________________________________________ Ternyata ada hal yang lebih menyakitkan selain melupakan, yaitu mengikhlaskan. Bulan tidak tau apa kesalahannya, sampai orang yang di sayanginya per...