Pagi ini Bintang terbangun dengan keadaan yang tidak baik-baik saja. Ia merasakan sakit lagi di bagian perutnya. Bintang menyentuh-nyentuh perutnya yang terasa sangat sakit. Bahkan, ketika Bintang berusaha untuk bangun, Bintang langsung merasakan pusing di kepalanya.
Bintang kemudian memejamkan matanya dan meringkukkan badannya seperti seorang bayi. Ia meringis menahan rasa sakitnya.
Bunda masuk ke kamar Bintang, dan melihat keadaan sang anaknya yang masih tertidur di dalam selimutnya. Bunda kemudian menghampiri Bintang. "Bintang, ayo bangun nak, katanya mau anter ayah" ujar Bundanya sambil menggerak-gerakkan badan Bintang dengan pelan.
"Bundaaa" panggil Bintang dengan suara nya yang serak, mata sayup nya melihat ke arah sang bunda.
"Astaga Bintang, kamu kenapaa?"
Bunda tentu panik ketika mendengar suara Bintang yang terdengar serak. Bunda kemudian langsung menempelkan telapak tangannya di dahi Bintang--panas.
"Bintang panas banget, kita kerumah sakit ya?"
Bintang menggelengkan kepalanya, ia sangat takut dengan rumah sakit, terlebih ia memiliki trauma saat kecil dengan jarum suntik.
"Tapi badan kamu panas sayang"
Bintang tetap menggeleng-gelengkan kepalanya.
Bunda menghela napas lelah melihat nya, ia sangat hapal jika anaknya ini sulit untuk dibawa ke rumah sakit.
"Yaudah, bentar bunda ambil kompresan dulu, tapi nanti kalau panasnya gak turun kita ke rumah sakit ya"
"Iyaa bunda"
Bunda kemudian keluar dari kamar Bintang. Tak berapa lama, bunda kembali sambil membawa baskom dan kain--untuk mengompres Bintang.
Bintang masih bertahan di posisinya--meringkukkan badannya, bahkan ketika bunda sudah selesai mengompres nya.
"Bundaa, perut Bintang sakit" rengek Bintang.
"Pasti maag kamu kambuh lagi kan, kita ke rumah sakit aja yuk?"
Bunda khawatir melihat kondisi Bintang yang seperti ini, bahkan keringat dingin mulai bermunculan di dahinya.
"Gamau bunda, kasih Bintang obat aja. Nanti juga sembuh sendiri"
"Bintang, nurut sama bunda, sekalii ini ajaa yaa?"
Bintang tetap menggelengkan kepalanya. Membuat bunda menghela napasnya lelah.
"Yaudah, sekarang makan dulu, abis itu minum obatnya"
Bunda kemudian keluar lagi dari kamar Bintang, untuk mengambil makanannya. Saat di ruang keluarga, bunda bertemu dengan suaminya yang sedang memasang dasinya.
"Ayah, bunda gak bisa nganterin ayah gapapa ya? Bintang sakit yah" ujar bunda sedih.
"Sakit apa?" ayah menghentikan aktifitasnya sejenak.
"Badannya panas, terus kayaknya maag nya kambuh, soalnya dari tadi dia megangin terus perutnya"
"Udah diajak ke rumah sakit?"
"Udah, tapi Bintang nya gak mau"
"Bunda ambil sarapan dulu ya yah, buat Bintang" lanjut bundanya.
Ayah mengganggukkan kepalanya. Setelah melihat bunda pergi ke dapur, ayah memutuskan untuk menghampiri kamar anaknya.
"Bintang, kita ke rumah sakit sekarang"
Bintang yang sedang memejamkan matanya, langsung membukanya ketika mendengar suara tegas ayahnya. "Bintang gak mau yah" ujar Bintang lemah.
"Bintang, kamu itu laki-laki. Laki-laki itu gak boleh penakut. Apalagi cuman sama jarum suntik. Kamu lagi sakit masih aja susah di atur, nurut sama ayah apa susah nya sih? Itu juga untuk kebaikan kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Forget Me Not
Dla nastolatków[Harap follow dulu sebelum membaca. Terima kasih] __________________________________________________ Ternyata ada hal yang lebih menyakitkan selain melupakan, yaitu mengikhlaskan. Bulan tidak tau apa kesalahannya, sampai orang yang di sayanginya per...