2 Minggu kemudian...
2 minggu akhirnya telah berlalu semenjak kepergian Ariska untuk selama-lama nya. Kandungan Afshienna kini telah menginjak 4 minggu. Dan 1 minggu sudah kesehatan Afshienna memburuk hingga membuat nya harus di rawat di rumah sakit untuk beberapa waktu. Keadaan Afshienna benar-benar amat sangat mengkhawatirkan setelah ibu nya meninggal. Afshienna sangat terpukul hingga membuat kondisi nya menurun.
Dan Kini, afshienna pun tengah dalam perjalanan pulang menuju rumah nya bersama arsen, setelah beberapa waktu ia dirawat di rumah sakit. Keadaan afshienna telah membaik hingga dokter sudah memperbolehkan nya untuk pulang pagi ini.
Afshienna memandang dunia dari kaca mobil yang mulai terasa asing bagi hidup nya. Ia meratapi bahwa betapa malang hidup nya yang sudah tidak memiliki ibu. Sekarang ia piyatu !!
Seorang anak perempuan tanpa ibu yang kehilangan kasih sayang dan perhatian dari ayah nya sendiri. Dunia memang tak adil bagi nya, hingga ia merasa hambar akan semua yang ia lakukan saat ini. Rasanya, benar-benar hampa, dan berat untuk di jalani. Ia sudah tak memiliki semangat lagi untuk menjalani hidup nya. Ibu nya sudah tiada, seseorang yang sangat ia sayangi itu telah tiada!!Afshienna menangis dalam diam, masih teringat jelas di mata nya ketika sang ibu telah terbujur kaku di dalam sebuah peti mati. Ariska sudah tak bernyawa, tanpa helaan nafas, tanpa suara, bahkan tanpa sepatah kata pun untuk Afshienna sebelum ia benar-benar pergi meninggalkan nya untuk selama-lamanya.
Rasa sesak di dada Afshienna semakin membuncah tatkala ia teringat akan bayangan ibu nya yang akan senang ketika mengetahui bahwa Afshienna tengah hamil. Ibu nya akan memeluk afshienna dengan gembira dan berkata." yeayy akhirnya ibu akan segera memiliki cucu!!".Namun, semua itu hanya mimpi, kenyataan menyadarkan ia bahwa ibu nya telah tiada. Bahkan tanpa mengetahui bahwa sang ibu akan segera menimang cucu dari nya.
Seketika hati Afshienna memanas teringat akan sang ayah yang dulu pernah menyakiti ibu nya. Ia tak terima ibu nya di sakiti. Afshienna tak benci ayah nya, ia hanya membenci sikap ayah nya yang mengkhianati cinta ibu nya dahulu. Ayah nya itu seperti seorang bajingan, ia tega menyakiti dan menceraikan Ariska demi perempuan murahan itu, hingga Ariska menderita sakit parah dan meninggal sekarang. Bahkan, areghra tidak hadir dalam pemakaman ibu nya 2 minggu yang lalu, meski Afshienna tak mengharapkan kehadiran nya barang sedikit pun. Afshienna sudah terlalu marah pada ayah nya. Namun, ia tetap tak bisa membenci ayah nya. Karena bagaimana pun juga, sebrengsek apapun areghra menyakiti ibu nya dulu, areghra tetaplah ayah nya. Ayah kandung nya !!.
Afshienna menggigit bibir bawah nya guna menahan rasa sakit yang terus menggerogoti hidup nya. Tuhan mungkin sangat menyayangi nya hingga ia terus di berikan cobaan yang begitu menyakitkan oleh tuhan, agar ia tumbuh menjadi wanita kuat. Sesekali helaan nafas kasar keluar dari mulut Afshienna. Hati nya merasa sedikit lebih tenang ketika lengan kekar arsen membawa tubuh nya untuk bersandar di dada bidang arsen. Afshienna harus bersyukur karena tuhan telah memberikan nya seorang malaikat yang mampu menjaga dan menguatkan ia dari segala cobaan yang tuhan datang kan dalam hidup nya. Afshienna menghapus buliran bening yang terjatuh membasahi pipi nya. Perlahan tangan nya mulai terangkat untuk menyentuh perut nya. Tuhan juga telah menganugerahi nya seorang malaikat di dalam sana.
"Bunda mencintai mu,nak. Maafkan,bunda."lirih Afshienna pilu. Ia benar-benar merasa bersalah karena tak menjaga kesehatan nya dengan baik dan membuat calon anak nya ikut merasakan penderitaan nya.
Kekhawatiran sangat tampak di wajah arsen tatkala ia melihat sang istri yang terus menangis dalam diam. Ia membawa Afshienna ke dalam dekapan nya dengan prihatin. Istri nya itu tengah terpuruk rapuh.
Arsen mengecup pucuk kepala Afshienna dengan sayang. Rasanya sudah sedikit lega ketika keadaan afshienna telah membaik."jangan sakit lagi,huum.."
Afshienna mengangguk lemah."huumm.."gumam Afshienna seraya menyamankan posisi nya di dada bidang arsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFSHIENNA [On Going]
Фанфик" aku pikir setelah ayah ku , tak akan ada lagi pria tega seperti nya sen . "ucap afshienna pilu dengan raut wajah kecewa nya pada arsen. Arsen memijat pelipis nya dengan frustasi ." na dengar , aku minta maaf ?? Ku mohon !! Aku tid--.."perkataan ar...