9.00 AM.
Afshienna melirik jam yang tertempel di dinding. Ternyata sudah pukul 9 dan itu artinya, hari ini ia bangun lebih siang dan terlambat menyiapkan sarapan untuk suami nya. Tadi malam, Afshienna menyelesaikan kewajiban nya sebagai seorang istri hingga pukul 2 dini hari. Dan itu benar-benar membuat Afshienna kelelahan dan merasa sakit di area sensitif nya.
Afshienna menghela nafas seraya menarik sudut bibir nya membentuk senyuman kala ia menemukan lengan kekar milik arsen yang masih setia memeluk pinggang ramping nya. Dengan susah payah Afshienna membalikkan tubuh nya untuk menghadap suami nya yang masih terlelap dengan wajah damai nya. Ia menatap dan mengusap lembut pipi suami nya itu. Sejenak, ia jadi teringat akan sikap lembut arsen yang benar-benar melakukannya dengan baik dan membuatnya melayang dalam kenikmatan tadi malam. Meski rasa pedih masih terasa di bagian sensitif nya, karena Afshienna baru pertama kalinya melakukan kontak fisik.
Afshienna berhenti menatap wajah damai sang suami dan berpindah untuk menatap langit-langit kamar nya dengan pikiran yang mulai berkelana. Dulu, Afshienna pernah berpikir bahwa harta berharga nya akan di ambil oleh cinta pertama nya yang ia harapkan akan menjadi suami nya. Ya, cinta pertama nya. Cinta pertama Afshienna adalah Alsons hans fedhrico yang saat ini telah menjadi mantan kekasih nya. Dulu sekali, saat Afshienna masih menjalin hubungan dengan alsons, Afshienna pernah berharap bahwa suatu saat alsons akan menikahi nya. Namun, harapan Afshienna hancur saat ia mengetahui bahwa alsons telah mengkhianati cinta nya. Kala itu, Afshienna benar-benar tidak percaya akan apa yang alsons lakukan padanya. Karena setahu afshienna, alsons adalah pria yang baik, penuh kasih sayang dan selalu memperhatikan kesehatan nya. Karena kebetulan juga, impian alsons adalah menjadi seorang dokter.
Afshienna mengerjap-ngerjapkan ke dua bola mata nya dengan cepat guna menyadarkan ia dari lamunan nya mengenai si brengsek alsons yang masih hadir dalam benak nya bahkan mungkin, masih tinggal dalam hati nya. Karena jika boleh jujur, sebenarnya, Afshienna masih menyimpan sedikit cinta nya untuk alsons Meski Afshienna membenci nya. Karena bagaimana pun juga, alsons pernah mengisi hari-hari nya dengan penuh cinta selama 3 tahun lebih. Afshienna menghela nafas nya dengan berat." huuhhh, arsen lebih baik dari nya,Shien." Monolog Afshienna seraya mengusap lembut pipi arsen kembali.
Cup!
Afshienna tiba-tiba mengecup kening arsen dengan sayang." aku mencintai mu,mas."
"Mas juga mencintai mu,sweety."ucap arsen yang tiba-tiba terbangun dengan suara berat khas bangun tidur nya yang terdengar begitu sexy.
Afshienna tersenyum melihat ke dua bola mata arsen yang telah terbuka dengan lebar." selamat pagi,mas."
Cupp!!
Arsen mengecup bibir Afshienna yang masih sedikit membengkak karena ulah nya tadi malam." selamat pagi, sayang."ujar arsen setelah menjauhkan bibir nya dari bibir sang istri .
" Mas mau mandi atau sarapan dulu ??.."tanya Afshienna seraya perlahan mulai bangun dari tidurnya.
" Mas masih ingin tidur bersama istri mas."jawab arsen seraya menarik pinggang istri nya sehingga Afshienna bertabrakan dengan tubuh nya dan menempel di dada bidang milik nya.
"Akhh !!..."ringis Afshienna karena bagian sensitif nya yang terasa pedih itu terganggu oleh perlakuan arsen.
"Are you okay, sweety ??.."tanya arsen seraya bangun untuk memeriksa keadaan istri nya. Rasa khawatir benar-benar terlihat di wajah arsen.
" huumm, I'm okay,mas."jawab Afshienna dengan senyuman kecil nya guna menghilangkan kekhawatiran arsen.
" sungguh ??.."
KAMU SEDANG MEMBACA
AFSHIENNA [On Going]
Fanfic" aku pikir setelah ayah ku , tak akan ada lagi pria tega seperti nya sen . "ucap afshienna pilu dengan raut wajah kecewa nya pada arsen. Arsen memijat pelipis nya dengan frustasi ." na dengar , aku minta maaf ?? Ku mohon !! Aku tid--.."perkataan ar...