7.00 PM
Tidur Afshienna mulai terusik ketika cahaya remang lampu yang sudah di nyalakan memaksa masuk ke dalam mata nya.
Afshienna mengerjap-erjapkan ke dua bola mata nya guna menjernihkan kan penglihatan nya yang tampak mengabur. Ia mengedarkan pandangan nya pada seluruh sudut ruang kamar nya, berharap menemukan kehadiran suami nya. Namun, tidak ada. Arsen tak ada di kamar nya. Dimana arsen ?..
Dengan perlahan Afshienna terbangun dan mendudukkan diri nya di tepi kasur. Kepala nya sedikit terasa pening. Ntah sudah berapa lama ia tertidur hingga tak menyadari bahwa ternyata matahari telah berpulang ke perpaduan nya dan di gantikan oleh bulan.
Afshienna mengalihkan pandangan nya pada jam yang tertempel di dinding kamar nya. Ternyata sudah pukul 7 malam. Dan itu artinya, Afshienna telah tertidur dalam waktu yang lama semenjak kepulangan nya dari rumah sakit tadi siang.
Helaan nafas lelah sesekali keluar dari mulut Afshienna. Malam ini benar-benar terasa sunyi dan menenangkan. membuat hati afshienna sedikit lebih damai dan tentram tanpa adanya kebisingan. Afshienna menyukai suasana seperti ini.
Hingga tiba-tiba...
Krukk~Kruukk
Perut Afshienna tiba-tiba berbunyi meminta untuk segera di isi. Karena jika harus diingatkan, Afshienna belum memakan apapun setelah ia kembali dari rumah sakit. Ia terlalu lelah hingga lebih memilih untuk tertidur saja tanpa mengisi perut nya terlebih dahulu.
"Kamu lapar ya,nak. Maaf ya, bunda terlalu lelah, sayang." monolog Afshienna sembari mengelus perut nya."yasudah, sekarang kita ke dapur yuk..." lanjut Afshienna masih bermonolog dengan perut nya seraya beranjak dari kamar nya menuju dapur.
****
Setiba nya di dapur, Afshienna pun langsung di suguhkan dengan pemandangan yang begitu langka. Dimana ia melihat arsen yang tengah kesusahan menata makanan yang suami nya itu pindah kan dari dalam sebuah kotak ke dalam piring. Afshienna menduga bahwa arsen memesan makanan nya lewat Go food.
Hanya menata makanan saja arsen sudah terlihat kesusahan, Apalagi jika memasak. Bisa hancur mungkin dapur Afshienna.
Afshienna terkekeh kecil sembari menghampiri arsen. Ternyata suami nya itu disini.
"Butuh bantuan, sir ?.."tawar Afshienna yang berhasil membuat arsen sedikit terkejut meski tak berlangsung lama.
"Hei, sudah bangun rupanya."seru arsen sembari melemparkan senyuman nya pada afshienna seraya menyimpan piring-piring yang telah ia isi dengan makanan di atas meja.
Afshienna mengangguk seraya tersenyum kecil melihat sang suami yang nampak sibuk merapikan makanan di atas meja." mau ku bantu ?.."tanya Afshienna yang langsung di balas gelengan kepala oleh arsen.
"No, tidak usah... Mas akan segera selesai,sayang."tolak arsen seraya mencuci tangan nya guna menghilangkan bekas makanan yang tertempel di tangan nya. Lalu, pergi menghampiri Afshienna.
"Yakin ?.."
Arsen menganggukkan kepala nya seraya meraih pinggang Afshienna. Ia memberikan kecupan singkat di bibir Afshienna dengan hangat." yuk makan..."ajak arsen seraya menuntun Afshienna menuju meja makan.
Afshienna pun tersenyum sembari mengangguk kecil. Ia mendudukkan diri nya di kursi dengan arsen yang mulai aktif mengambilkan nasi dan lauk pauk ke dalam piring makan Afshienna. Rasa heran tentu saja hinggap di pikiran Afshienna mengenai suami nya yang tiba-tiba bertingkah seperti ini. Tidak seperti biasanya, ini pertama kali nya bagi Afshienna. Ntah apa yang terjadi pada suami nya itu, semoga saja tidak ada apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFSHIENNA [On Going]
Fanfiction" aku pikir setelah ayah ku , tak akan ada lagi pria tega seperti nya sen . "ucap afshienna pilu dengan raut wajah kecewa nya pada arsen. Arsen memijat pelipis nya dengan frustasi ." na dengar , aku minta maaf ?? Ku mohon !! Aku tid--.."perkataan ar...