8.00 Am
Arsen memeluk erat tubuh Afshienna seolah ia tak ingin jauh-jauh dari Afshienna. Namun, tak bisa. Pagi ini, ia harus pulang pada reisa.
"Jaga kesehatan, jangan lupa makan, minum obat dan vitamin nya dengan teratur. Cepat beritahu mas jika terjadi sesuatu pada mu,na. Mas akan sangat merindukan,mu."ucap arsen dengan tegas setelah melepaskan pelukan nya dari tubuh Afshienna.
Afshienna tersenyum getir seraya mengangguk lemah." huumm, mas juga. Jaga kesehatan disana, jangan lupa makan."ujar Afshienna pelan. Rasanya, ia benar-benar berat membiarkan arsen pergi meninggalkan nya dalam waktu yang lama untuk kesekian kalinya.
Cup!
Arsen mengecup singkat kening afshienna lalu berpindah untuk mencium bibir ranum Afshienna dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Ia sedikit melumat dan menekan bibir Afshienna meski Afshienna tak membalas ciuman nya.
Afshienna begitu terkejut ketika arsen tiba-tiba mencium bibir nya. Suaminya itu tak sadar bahwa Aslan dan Ansel berada di dekat nya. Meski kakek dan bodyguard nya itu langsung memalingkan wajah nya masing-masing tanpa di suruh. Namun, hati Afshienna tetap saja tidak enak. Ia malu !!
Arsen melepaskan pagutan nya ketika Afshienna mencubit perut nya. Ia sedikit meringis karena istrinya itu menghentikan kenikmatan yang ia rasakan di bibir nya.
"Mas, malu !!.."seru Afshienna sembari melotot kan mata nya pada arsen.
Arsen tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Rupanya, ia tidak sadar bahwa ia salah tempat. Untung saja Ansel dan Aslan pengertian dengan memalingkan wajah mereka untuk tak melihat ciuman arsen dengan Afshienna tadi. Jika tidak, mungkin ia akan sangat malu. Tentunya, arsen akan sangat malu pada Aslan bukan pada Ansel. Yasudahlah..
"A-ahh maaf..."
Aslan terkekeh geli melihat wajah arsen yang terlihat memerah." sudah tidak apa-apa,nak arsen. Kakek mengerti."
"Iya kek, oh ya, arsen titip istri arsen pada kakek,ya. Tolong jaga shienna dengan baik."Aslan mengangguk seraya menepuk bahu arsen. Tentu saja Aslan akan menjaga Afshienna dengan baik. Lagipula, Afshienna kan cucu nya. Tanpa disuruh pun ia pasti akan melakukan itu.
"Pasti, kakek akan selalu menjaga istri mu dengan baik,nak arsen. Nak arsen tenang saja."
" terimakasih banyak,kek."ujar arsen yang hanya di angguki oleh arsen.
Arsen tersenyum pada Afshienna, ia menatap sebentar raut wajah istri nya yang terlihat sulit untuk diartikan. Ada perasaan cemas di benak arsen ketika ia melihat raut wajah istri nya itu.
"Are you okay ?.."tanya arsen sembari menangkup pipi Afshienna.
Afshienna mengangguk kecil." I'm okay."ujar Afshienna pelan.
Arsen tersenyum seraya menundukkan wajah nya untuk mengecup perut Afshienna." hallo baby!.. Baik-baik dalam perut bunda mu,ya. Daddy kerja dulu."ucap arsen berusaha untuk berkomunikasi dengan calon anak nya yang berada di perut Afshienna.
Air mata Afshienna seketika luruh tak bisa di bendung. Namun, ia dengan cepat menghapus air mata nya ketika arsen tiba-tiba berdiri dengan tegap menghadap nya kembali. Ia tak ingin arsen melihat nya.
"Mas pergi dulu,ya. Jangan lupa untuk selalu check up tepat waktu."arsen memeluk singkat tubuh Afshienna lalu memberikan Afshienna sebuah kecupan hangat di kening istrinya itu. Ia harus pergi sekarang.
Afshienna mengangguk kecil sembari menahan tangis nya." huumm, hati-hati di jalan,mas." lirih Afshienna yang langsung di angguki oleh arsen.
"Saya pamit dulu,kek. Katakan pada Ansel jika kakek membutuhkan sesuatu."ucap arsen setelah menyalami Aslan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFSHIENNA [On Going]
Fanfiction" aku pikir setelah ayah ku , tak akan ada lagi pria tega seperti nya sen . "ucap afshienna pilu dengan raut wajah kecewa nya pada arsen. Arsen memijat pelipis nya dengan frustasi ." na dengar , aku minta maaf ?? Ku mohon !! Aku tid--.."perkataan ar...