//Keesokan harinya//10.00.WIB
Meylina pergi ke cafe tempat ia dan sang dokter janjian bertemu. Hari ini aku akan mengakhiri semua yang telah aku pertahankan bertahun-tahun. Meski sulit rasa nya, tetapi lebih sulit lagi jika terus di pertahankan. Lebih baik ikhlas walau sakit dari pada hidup terus-terusan sakit mempertahankan apa yang tidak bisa menjadi milik kita.
Setengah jam menunggu dan Dodi baru datang.
"Maaf ya mei nunggu lama. Baru selesai operasi tadi." Meylina hanya mengangguk
"Langsung aja ya mas aku mau ngomong penting sama kamu."
Dodi tersenyum ramah dan mengangguk.
"Aku mau kita putus mas."
Dodi nampak terkejut."Putus?tapi kenapa mei, kita udah pacaran hampir 2 tahun dan kamu mau kita putus?alasannya apa?." Dodi menggenggam tangan Meylina lembut.
"Mamah kamu ngga restuin hubungan kita mas. Buat apa hubungan ini kita pertahanin kalo ujung ujungnya kaya gini. Aku ngga mau kamu sama keluargamu bertengkar mas mendingan kita putus."
"Tapi kan kita ngga harus putus sayang. Aku bakalan cari cara buat bujuk mamah restuin hubungan kita."
"Keputusanku udah bulat. Maaf mas aku ngga bisa. Kalo gitu aku pamit pulang duluan mas." pamitnya.
"Mei tapi aku ngga mau putus sama kamu. Aku cinta sama kamu!"
"Maaf mas mulai sekarang jangan temui aku lagi. Ini pertemuan kita yang terakhir." Meylina beranjak pergi.
Dodi mengejar Meylina keluar cafe dan menarik tangannya.
"Aku anterin kamu pulang ya." paksa Dodi
"Ngga perlu mas."
"Mei!" teriak Dodi
"Mas maaf kan aku. Aku ikhlas pada akhirnya. Hal yang membuat kita bahagia, adalah ketika kita bisa menerima. Menerima apa yang Allah Azza Wa'Jalla takdirkan bahwa kita memang disatukan tetapi tidak untuk berjodoh." Ujarku dalam hati.
Tidak ada yang bisa mengubah ketetapan takdir kecuali Allah swt. Manusia memang berencana tetapi Allah swt. yang menentukan. Allah Azza Wa'Jalla yang lebih mengerti diri kita sendiri, mana yang baik dan mana yang tidak.
Dodi menatap nanar punggung kecil wanita yang sangat dicintainya pergi menjauh.
//10.30.WIB//
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit. Meylina sampai dirumahnya. Lantas melangkah masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum." ucapnya memberi salam sebelum masuk kedalam rumah.
"Wa'alaikumussalam. Gimana dek udah ketemu Dodi?" tanya zoya
"Udah mbak."
"Terus apa keputusanmu. Sini duduk dulu."
Meylina mengangguk. Kakinya melangkah mendekat kearah sofa single.
"Jadi gini mbak. Aku udah mutusin buat mengakhiri hubungan aku sama mas Dodi."
"Terus respon Dodi gimana?"
"Mas Dodi ngga mau sebenernya tapi tadi setelah aku selesai ngomong langsung pamit pulang."
"Ya udah kalo itu keputusanmu. Kalo memang itu yang terbaik buat kalian berdua." Meylina menggenggam tangan kakanya yang sedari tadi mengelusnya.
Zoya tahu betul perasaan adiknya. Rasa cintanya pada Dodi begitu besar sehingga membuat adiknya rela melepaskan lelaki yang dicintainya demi keluarganya. Cinta yang sejati ialah ia yang merelakan kebahagiaannya demi sang kekasih. Karena cinta tidak harus memiliki. Toh jika jodoh pasti akan kembali.
"Mbak rencana aku setelah lulus ini mau kerja."
"Kerja dimana dek?"
"Aku mau ke Jakarta mbak. Siapa tahu aku ketemu tentara disana. Dari dulu aku pengen banget jadi istri abdi negara."
"Serius dek?kalo itu mau kamu mbak dukung."
"Iya mbak aku serius. Aku mau buktiin mbak sama orang yang selalu ngerendahin aku dan keluarga kita kalo aku bisa dapetin suami seorang TNI. Aku yakin itu. Aku pulang akan bawa calon suami seorang tentara."
"Iya dek. Jangan lupa berusaha dan berdoa. Allah pasti akan mudahkan jalanmu."
"Makasi ya mbak. Mbak selalu ada buat aku."
"Iya dek sama sama. Sebagai seorang kakak mbak pasti akan berikan yang terbaik buat kamu." ucap Zoya
Meylina memeluk Zoya. Zoya tidak hanya seorang kakak melainkan ibu bagi Meylina. Semenjak ayah dan ibunya meninggal Zoya yang menafkaih keluarganya banting tulang demi menyekolahkan adiknya.
Sampai rela tidak melanjutkan kuliahnya demi bekerja. Kakaknya berjasa begitu besar padanya. Dia adalah kakak terbaik."Rencananya kamu kapan dek ke Jakarta?" tanya Zoya.
"Kemungkinan bulan depan mbak."
"Ya udah kamu ganti baju dulu. Bantuin mbak masak ya."
"Iya mbak."
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian. Meylina menghampiri Zoya yang berkutat didapur.
"Ada yang bisa aku bantu mbak."
Zoya menoleh dan tersenyum.
"Kamu buat sambal aja sama bikin bakwan jagung. Mbak yang masak sayur asem sama ayam goreng tepung." ujar Zoya
"Siap mbak."
Dengan cekatan Meylina mulai menumbuk bawang dan cabai. Lalu menggoreng tepung bakwan. Setelahnya mereka makan siang bersama.
//Kamar Meylina//18.00.WIB
Meylina baru selesai menunaikan ibadah shalat maghrib.
Tok tok tok
"Masuk aja mbak. Ngga dikunci kok." ujar Meylina.
"Kamu udah prepare semua barangnya dek?"
"Udah mbak. Tapi ngga tak bawa semuanya mbak. Paling cuma 1 koper."
"Memangnya kenapa ngga semuanya aja dek?"
"Ngga usah mbak. Nanti kan kalo aku pulang ngga susah bawanya."
"Ya udah. Besok kamu berangkat hati hati ya dek. Semoga selamat sampai tujuan, dimudahkan kerjanya, pulang dengan sehat wal'afiat."
"Iya mbak. Aamiin."
Zoya menghela nafas panjang. Tidak rela rasanya adiknya pergi jauh merantau. Berat melepas adiknya sendirian dikota orang, ada perasaan khawatir. Hampir dia berharap adiknya tetap tinggal disini.
"Kamu disana baik baik ya dek. Kalo udah sampe jangan lupa kabarin mbak." Meylina mengangguk seraya memeluk Zoya.
"Iya mbak pasti. Mbak disini jaga kesehatan. Jangan lupa makan."
"Iya dek. Nanti mbak anterin ke terminal ya." tawar Zoya
"Ngga usah mbak. Aku bisa sendiri kok."
"Engga pokoknya mbak mau nganterin kamu!"
"Iya mbak."
"Mbak udah masakin makan malam. Kita makan dek."
"Maaf ya mbak aku ngga bantuin mbak masak. Tadi aku packing barang soalnya."
"Iya ngga apa apa dek. Ayo kita makan dulu."
"Iya mbak."
Mereka makan dengan khidmat. Tak ada yang bersuara sampai dengan selesai makan.
💂💂💂💂💂💂💂
Assalamualaikum semuanya makasih ya udah sempetin baca ceritaku.
Ini My first story maaf jika ceritanya nggak nyambung, soalnya cerita ini udah bertahun-tahun lama banget.
Kalo kalian suka cerita ini kasih aku vote sama koment ya.
Jangan lupa follow ig ku :@febrianaas_
KAMU SEDANG MEMBACA
My Danru Paspampres
Romance^^My First Story^^ Takdir yang membawaku padanya, bagaikan ikan di air dan sayur di gunung. Walaupun ikan yang jauh dilaut dipertemukan dengan sayur didarat dalam satu piring. Ibaratkan jodoh walau terbentang jarak berkilo kilo meter jika memang jod...