Senja telah mengeluarkan sinar jingga nya yang indah, membuat siapapun terbius akan keindahannya. Sampai lupa bahwa senja hanya sementara. Tetapi pengabdian seorang prajurit pada NKRI jangan sampai seperti senja. Setelah menempuh perjalanan diudara selama kurang lebih 3 jam menggunakan helikopter. Mereka sampai di Mako Paspampres Grup C, tak ada penyambutan yang spesial yang mereka terima, hanya ucapan selamat dari komandan dan pejabat staff.
Mereka berkumpul di lapangan dan belum diperbolehkan pulang bertemu keluarga sebelum danki membubarkan apel. Setelah pemberitahuan cuti mereka semua baru dibubarkan dan diperbolehkan pulang.
Jamari bergegas pulang ke asrama. Sudah tidak sabar rasanya ingin bertemu Meylina, memeluknya dan mengatakan rindu. Rindu ini seperti kafein yang selalu memberikan candu di setiap saat.
Sesampainya di pintu asrama Jamari melangkahkan kaki masuk. "Assalamualaikum." sepi tidak ada yang menjawab salam, ternyata Meylina sedang tidur dikamar kami.
Jamari mencium kening nya sembari mengelus perut nya yang semakin hari semakin besar. Terakhir di tengok tidur nya pulas sekali tidak ada pergerakan. Setelah nya dia membersihkan badan sebelum menjelang adzan maghrib.
Saat Jamari selesai mandi dan memilih baju tiba-tiba ada yang memeluk nya dari belakang, ternyata Meylina.
"Mas. Mas baik-baik saja, tidak ada yang terluka?" suara nya serak khas orang bangun tidur sambil terisak.
"Hei kenapa menangis dik? Mas sehat wal'afiat." tanya Jamari menoleh lalu memeluk dan menyandarkan kepala Meylina di dada bidang nya. Tetapi berbeda kali ini terasa sedikit mengganjal memeluk nya karena ada nyawa yang sedang tumbuh di kandungan nya.
"Ishh rindu lah mas. Nggak peka banget sih." seloroh Meylina.
"Ha ha." sikap nya yang menggemaskan membuat Jamari tertawa.
"Apa sih ketawa-ketawa mas? Merusak momen haru tau." mengerucutkan bibir nya seperti anak kecil membuat Jamari semakin gemas dan ingin mencium nya.
"Ihh gemes banget sih istriku ini. Boleh mas men." sembari mencubit pipi nya lembut.
"Aishh nanti pipi ku tambah cuby macam bakpao mass." kesalnya.
Tingkah nya yang menggemaskan membuat Jamari langsung mencium nya. Inilah yang membuat dia rindu dengan nya, karena Meylina adalah pelepas lelah nya bekerja. My support system pengabdian panjang nya yang terkadang membuat nya hampir menyerah.
"Ishh mass." pipi nya memerah saat Jamari mencium nya tiba-tiba.
"Ha ha. Tidak apa dik, mau pipi kamu cuby nya macam bakpao atau macam donat mas tetap cinta kok sama adik. Karena adik selalu dihati mas."
"Gombal deh, sejak kapan mas jadi ikut-ikutan kaya cowok buaya?"
"Loh dik, menurut penelitian buaya itu hewan yang setia. Yang hanya mempunyai satu pasangan selama hidup nya. Tetapi kenapa buaya selalu menjadi korban julukan lelaki play."
"Bener juga ya mas."
"Aduh, kenapa adik memeluk mas?"
"Memang nya tidak boleh mas?" ujarnya lirih, mungkin kecewa.
"Bukan, bukan tidak boleh. Tapi mas sudah wudlu."
"Ha ha. Iya aku nggak tau lah mas. Lagian mas nggak bilang-bilang."
"Macem mana mas mau bilang kalo adik aja meluk mas tiba-tiba."
Bukan nya Jamari marah bukan, hanya sedikit kesal. Sedikit saja karena dia tidak bisa marah pada Meylina, jika dia marah yang teringat adalah perjuangan nya dulu saat meminta nya menjadi pendamping hidup seorang prajurit. Hidup Meylina susah setelah menikah dengan nya, banyak nya aturan dalam asrama dan aturan menjadi anggota persit IKKT Pragati Wira Anggini.
"Iya maaf mas." seraya menunduk.
"Sudah. Mas mau berangkat ke masjid dulu." Ujar Jamari.
"Loh kan mas harus wudlu lagi."
"Wudlu di masjid saja, keburu iqomah nanti. Iya sudah mas berangkat ya dik. Assalamualaikum." pamit Jamari.
"Iya mas. Wa'alaikumussalam."
***
Sepulang dari masjid Jamari akan menjelaskan semua nya, tidak akan ada lagi yang ditutup-tutupi. Jangan sampai Meylina mendengar cerita kedekatan nya dengan perempuan dari orang lain. Semua resiko akan dia hadapi, karena dari awal memang dia sempat khilaf.
Mungkin jika ayah dan bunda tahu kelakuan Jamari akan kecewa karena putra nya seorang prajurit yang tidak bisa menjaga perasaan perempuan. Padahal saat pendidikan nya dulu selalu diajari untuk menghormati wanita dan menjaga perasaan nya tetapi itu semua hanya angin lalu.
Lelaki memang lah lelaki bila terus disuguhkan wanita bisa lepas kendali. Lelaki yang agamis dan iman nya kuat sekelas ustadz saja bisa sampai tergoda apalagi Jamari. Tetapi kita bisa berdoa dan memohon perlindungan pada Allah Azza Wa'Jalla supaya dijauhkan dari fitnah perempuan.
"Assalamualaikum." salam Jamari saat memasuki kamar dan melihat Meylina baru selesai shalat.
Meylina menyalami Jamari dan mencium tangan nya singkat. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh ..."
Sebelum menjelaskan semua nya Jamari menyempatkan membaca Al quran surah maryam sembari mengelus perut Meylina.
"Dik, mas mau bicara." Jamari memulai obrolan.
"Bicara apa mas?" tanya Meylina.
"Adik tidak mau bertanya siapa perempuan yang waktu itu terdengar suara nya saat kita sedang telfon?"
Meylina tersenyum. "Itu letting mas kan?aku percaya kok sama mas, jadi jaga kepercayaan yang sudah aku beri ya."
Kurang baik apa lagi Meylina, bahkan disaat Jamari melakukan kesalahan dia tetap mempercayainya. Seharusnya Jamari malu kepada diri nya sendiri kenapa iman nya lemah sekali sampai-sampai tergoda wanita lain.
"Tapi dik dia ..."
"Sudah tidak perlu dibahas mas." katanya cepat memotong ucapan Jamari.
"Adik benar-benar percaya sama mas?" tanya Jamari memastikan.
"Memang siapa lagi yang harus aku percaya, mas kan suami aku." Meylina tersenyum getir.
Terdengar melegakan tapi sebenarnya menyimpan banyak luka dihati terdalam Meylina. Setiap rumah tangga pasti menyimpan banyak luka yang menganga, hanya saja mereka tutupi. Jika kalian melihat sepasang suami istri mengumbar romantisme di sosial media terlihat sangat bahagia, belum tentu di dunia nyata mereka selalu bahagia.
Itulah mengapa jangan menggantungkan kebahagianmu di sosial media, because we live in the real world not virtual. Setiap apa yang kalian posting di sosial media akan dimintai pertanggung jawaban dihari akhir.
"Dik tapi mas ingin memperjelas semuanya." Jamari bersuara kembali.
"Apa yang kurang jelas memangnya mas?"
Siapa istri yang tidak cemburu ketika mendengar suaminya bersama wanita lain. Tetapi Meylina lebih baik diam, diam bukan berarti lemah hanya saja dia tidak ingin bertengkar dengan suaminya dan memperburuk keadaan.
Itulah mengapa kebanyakan wanita dianggap lemah dan tidak berdaya dihadapan lelaki. Karena wanita selalu mengalah dan lebih memilih menggunakan perasaannya dalam berbagai masalah dibanding menggunakan logika.
"Mas kan sudah janji akan menjelaskan semuanya."
"Tapi mas tidak ada hubungan apa-apa dengan wanita itu kan?" tanya Meylina.
"Tidak ada dik."
"Iya udah, semuanya sudah jelas kan mas?jadi apa yang perlu diperjelas lagi?" Meylina tetap ngotot tidak mau dijelaskan.
Kenapa Meylina kali ini keras kepala sekali tidak mau mendengarkan penjelasan dari Jamari.
"Sudah selesai kan mas?aku mau nyiapin makan malam dulu." ujarnya kembali berlalu.
Lagi dan lagi menghela nafas entah yang keberapa kalinya. Jamari menunduk lesu.
💂💂💂💂💂💂💂
To be continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Danru Paspampres
Romance^^My First Story^^ Takdir yang membawaku padanya, bagaikan ikan di air dan sayur di gunung. Walaupun ikan yang jauh dilaut dipertemukan dengan sayur didarat dalam satu piring. Ibaratkan jodoh walau terbentang jarak berkilo kilo meter jika memang jod...