10. IMAM

963 32 0
                                    

Malam semakin larut dan acara telah selesai beberapa menit yang lalu.

Meylina kembali kehotel bersama dengan Jamari yang telah ia pesan.

Gadis itu duduk dipinggir ranjang menunggu suaminya selesai mandi. Dia melirik jam yang menunjukan pukul 21.59 WIB. Hahhhh rasanya sudah mulai kepanasan, dia sudah tidak tahan dengan kebaya yang dikenakannya. Ia menggapai resleting dibagian belakang tapi susah sekali terbuka. Tiba-tiba tangan kekar memegang bahunya.

Deg

"Saya bantu ya?" Tawar Jamari.

"I-iya mas." Jawabku gelagapan.

Hanya dengan sekali tarikan resleting itu langsung terbuka, padahal tadi susah sekali.

"Sudah. Cepet mandi dek sudah semakin malam. Kita perlu istirahat."

"Iya mas." Ujarku langsung masuk ke kamar mandi.

Setelah memakan waktu beberapa menit, Meylina telah selesai dan keluar. Sebenarnya ia ragu tidak memakai hijab, tapi sekarang kan ia sudah halal dengan Jamari.

Pintu berdecit, mas Jamari yang tengah duduk disofa kamar langsung menatapku. Aku yang ditatap se intens itu menunduk malu sambil melangkah duduk disamping ranjang. Mas Jamari mendekatiku dan ikut duduk disampingku.

"Astaga, kenapa malam ini Mei begitu cantik." batin Jamari.

"Cantik sekali istriku ini." Ujar mas Jamari sambil ragu menggenggam tanganku padahal kita sudah halal.

Aku langsung bersemu.

"Dek pipimu merah itu." Kata mas Jamari sambil tertawa.

"Ah mas." Ucapku sambil mencubit perutnya.

"Aduh dek sakit. Hahaha."

"Udah ih, mas rese." Ujarku cemberut.

"Iya tapi senyum dong cantik." Mas Jamari mengangkat daguku dan memandangku lekat.

"Nggak mau." aku memulai aksi ngambek.

"Jangan marah-marah sayang nanti cepet hamil loh."

Aku merinding mendengarnya. "Massss."

"Hahaha kamu buat saya awet muda dek."

"Udah ih mas ketawa mulu." Ucapku sambil memanyunkan bibir.

"Iya sudah-sudah saya tidak ketawa lagi."

"Mas aku mau tanya."

"Soal?"

"Mas kenapa memilihku?Padahal diluar sana masih banyak wanita yang lebih pantas menjadi pendamping mas. Apalagi aku hanya lulusan SMA." Tanya Meylina.

"Karena dari sekian banyaknya wanita cuma kamu yang pantas menjadi pendamping mas. Kamu wanita yang sederhana, sholehah, rajin shalat, mandiri. Madrasah pertama seorang anak adalah ibunya makanya saya memilih kamu untuk menjadi ibu bagi anak-anak saya nanti. Dan seorang ibu persit itu harus sederhana, mandiri dan kuat. Saya tidak perduli mau kamu lulusan SMA atau apa yang terpenting bagi saya kamu mau mendukung dan menemani saya dalam keadaan suka maupun duka.". Ujar mas Jamari sambil tersenyum.

Aku hanya tersenyum balik menatapnya. Pandangan kami beradu. Bibirnya tersenyum, perlahan kepalanya maju mengikis jarak sedikit demi sedikit. Hembusan nafasnya terasa mulai menerpa wajahku, sesuatu yang hangat dan lembut mendarat didahiku.

Mas Jamari menciumku dalam dan setelah itu ia memelukku erat.

"Perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk pria yang paling bengkok. Mas bersyukur kamu yang dipilih Allah untuk menjadi tulang rusuk dan jodoh saya." Ujar Jamari masih memeluk Meylina.

"Mas, Qadarullahi Wa Maa Sya a Fa'alla (Takdir Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya)." Jamari hanya mengangguk.

"I love you sayang." Mas Jamari menciumku sekali lagi.

"I love you too."

Meylina masih belum percaya, apa yang ia dulu impikan sekarang menjadi nyata. Ia menjadi pendamping seorang prajurit. Menjadi ibu Persit. Allah benar-benar mengabulkan doaku. Jadi janganlah berhenti berdoa, yakinlah Allah akan mengabulkan doa kita. Tetaplah bersabar dan bertawakal karena Kesabaran akan membuahkan hasil yang manis. Dan benar janji Allah swt.
Bukankah sudah disabdakan oleh Allah dalam Q.S. Al-Imran ayat 186.
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."

***

Pukul 03.45 WIB.

"Assalamualaikum warahmatullahi."

Meylina dan Jamari baru selesai menunaikan shalat tahajud bersama. Aku menyalami tangan mas Jamari dan setelah itu mengaminkan doanya. Ini adalah kali pertama mas Jamari menjadi imam dalam shalatku, masyaalloh sungguh indah ibadah setelah menikah.

"Bismillahirrahmanirrahim. Nahwaduhu wanasta'inu wanastaghfiruhu wanaudzubillahi min syuruuri anfusina waamin sayyiaati amalinaa. Min yahdillah falaa mudhiwallalahu wamin yudillhu falaa haadiyalahu. Allohumma sholli wasalim 'alaa sayyidinaa muhammadin wa'alaa alihi wasohbihi ajma'ina amma ba'du. Alhamdullilahirabbil'aalamiin. Allohuma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad wa'ala sayyidinaa muhammad. Rabbanaasyrahlanaa sudhuuranaa , wassirlanaa , umuuranaa , wahlul uqdata 'mil lisaaninaa yafqahu qaulanaa , fa aqulu wa 'aallahi tawakkuli." Suara mas Jamari merdu sekali merapalkan doa, hatiku tersentuh tak sadar air mengalir membasahi pipiku.

"Aamiin." Ucapku mengaminkan.

Mas Jamari berbalik. "Kenapa kamu nangis dek?"

"Nggak apa-apa mas. Terharu aja."

Setelah shalat kami membaca Al-qur'an hampir 1 juz.

"Dek setelah shalat shubuh kita packing barang ya. Nanti setelah breakfast kita pulang kerumah ayah." Ujar mas Jamari.

"Iya mas." Jawabku.

💂💂💂💂💂💂💂

Jangan lupa vote dan komen ya. Aku butuh kritik dan saran kalian semua setelah membaca ceritaku. Mungkin banyak kesalahan dan typo maaf author hanya manusia.

Well, jgn lupa jga follow igku:@febrianaas_

See you later💚

My Danru PaspampresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang