22. SAYA MELATI PAGAR BANGSA

558 31 1
                                    

Mobil berhenti di pelataran asrama dinas Paspampres tepat pada saat semburat matahari hampir menuju senja di cakrawala.

Jamari membantu Meylina keluar dari mobil sambil memapah takut tiba-tiba tersandung.

"Dik, mas langsung balik kantor ya. Jalan nya hati-hati." sambil mencium kening istrinya.

"Iya mas juga hati-hati."

"Pulang mau dibawain apa dik?"

"Cukup mas pulang dengan selamat saja." Meylina tersenyum menampakkan gigi nya yang rapih.

"Siap laksanakan! Assalamualaikum." Jamari hormat seperti anggota pada komandan nya.

Meylina tertawa menatap tingkah suaminya. "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.. "

Pada saat sepatu pantofel IKKT Meylina mulai melangkah langsung disusul sepatu PDL khas TNI dibelakang nya.

"Selamat siang." suara dari belakang yang terdengar tegas hampir seperti prajurit laki-laki.

Meylina membalikkan badan. "Siang."

Meylina meneliti setiap inci guratan wajah tegas kowad di depannya. Wajahnya asing tak pernah nampak di sekitar Mako Paspampres, mungkin anggota dari satuan lain terlihat dari atribut yang menempel di lengan bagian atas.

Kowad di depannya mengulurkan tangan. "Mohon izin ibu, perkenalkan nama saya Letda (K) Siwi Arumukti Wiraatmaja."

Deg.

Meylina sudah pernah mendengar nama itu, nama yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya. Tidak hanya mengganggu pikirannya tapi juga hatinya. Wanita yang dikabarkan dekat dengan suaminya itu bukan sembarang wanita. Dia adalah seorang kowad putri sang Jenderal.

Meylina menjabat tangan kowad yang diketahui bernama Siwi. "Saya Meylina Fransisca."

Letda Siwi di hadapannya mengangguk. "Mohon izin ibu sebelumnya, saya ingin meminta waktunya sebentar."

Meylina masih terkejut akan kedatangan letda Siwi, terlalu mendadak untuk bertemu. Dia juga masih marah jika teringat letda Siwi yang selalu jadi orang ketiga setiap bertelfon dengan suaminya.

"Siap ibu! Tapi untuk apa ya?"

"Saya ingin berbicara berdua dengan ibu sebentar sebelum saya kembali ke perbatasan." kata Letda Siwi.

"Siap ibu! Silahkan bicara di dalam rumah saja." hanya untuk formalitas saja Meylina mempersilahkan masuk. Sebenarnya juga dia tidak mau berlama-lama dengan letda Siwi.

"Silahkan masuk ibu, duduk dulu. Saya ambilkan minum." Meylina sudah hampir beranjak ke dapur tapi di cegah.

"Tidak perlu ibu. Saya datang hanya untuk bicara."

Letda Siwi terlihat menatap Meylina lalu menunduk dan menghela nafas. Mencoba memilah-milih pertanyaan yang pas untuk ditanyakan. Setelah beberapa menit diam letda Siwi mulai berbicara.

"Begini ibu, benarkah ibu istri dari Sertu Jamari Yusuf?" saat menyebut nama Jamari suara yang semula tegas mulai melembut.

"Siap benar bu."

"Mohon maaf sebelumnya bu jika akhir-akhir ini ada kabar yang kurang mengenakan untuk di dengar ibu."

Meylina mulai melembut saat mendengar ucapan letda Siwi yang seperti merasa bersalah. Sebelumnya Meylina sangat marah setelah perkenalan singkat tadi, mengingat gosip suaminya dan kowad itu.

Meylina pura-pura tidak mengetahui. "Kabar apa ya bu?"

"Kabar perselingkuhan sertu Jamari dan saya."

My Danru PaspampresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang