7. MELAMAR

906 31 0
                                    

Meylina memutuskan untuk menerima lamaran Jamari. Alasannya karena Jamari adalah jawaban dari shalat istikharah dan yang kedua ia telah mencintai Jamari. Cinta itu tumbuh seiring berjalannya waktu.

Dan ya, Jamari memang calon suami idaman tidak ada alasan untuk menolaknya. Bukan karena seragam nya tapi karena keseriusannya, dia lelaki sejati. Lelaki sejati tidak akan menjadikannya pacar tetapi menjadikan yang halal menuju Jannah-Nya.

Meylina berencana untuk pulang ke Purbalingga bersama Jamari. Ia akan mengenalkannya sekaligus meminta restu kepada Zoya selaku walinya karena kedua orang tua Meylina sudah meninggal. Dan kebetulan mas Jamari mendapatkan cuti beberapa hari, cuti kali ini ia manfaatkan untuk pergi kerumah calon istrinya sekaligus meminta izin dan melamarnya secara resmi.

Mereka pergi tidak hanya berdua, karena mas Jamari membawa kedua orang tuanya hanya saja beda mobil. Meylina satu mobil dengan Jamari.

"Kamu kenapa?". Tanya Jamari dengan menatap penuh perhatian.

"Aku capek banget mas." keluh Meylina. Perjalanan dari Jakarta ke Purbalingga membutuhkan waktu berjam-jam belum lagi macet perjalanan.

"Iya sabar ya, beberapa menit lagi kita sampai di rest area, nanti kita istirahat sekalian makan."

"Hem iya mas."

Jamari tipikal pria yang perhatian, beruntung sekali Meylina mendapatkan Jamari. Dia mau menerima Meylina apa adanya, mengetahui Meylina yang hanya lulusan SMA ia tidak ragu melamarnya. Bagi Jamari yang terpenting bukan sarjana atau tidaknya, tapi wanita yang tidak hanya mencintai dan menyayangi tetapi juga mengerti, mengerti akan situasi dan kondisi menjadi seorang istri prajurit.

Mereka berdua pun sampai di rest area untuk istirahat dan makan. Setelah mereka menyelesaikan makan dan istirahat, mereka berdua melanjutkan perjalanan.

Setelah menempuh beberapa jam perjalanan, mereka sampai dirumah Meylina.

Mobil yang mereka tumpangi berhenti didepan rumah sederhana tidak besar tidak juga kecil.

"Assalamualaikum." Meylina mengucap salam sambil mengetuk pintu.

"Wa'alaikumussalam." Zoya menyambut kedatangan mereka.

Meylina menyalami Zoya. Dan tidak lupa Zoya menyalami orang tua Jamari kecuali ayah dan mas Jamari.

"Ayo masuk kita kenalan didalam." Zoya mempersilahkan masuk.

"Silahkan duduk pak, bu, pak Jamari. Tunggu sebentar ya saya ambilkan minum" Ujarnya berlalu.

Tak berapa lama Zoya datang dengan nampan ditangannya.

"Ini pak, bu mari diminum." Zoya meletakan kopi, teh dan cemilan diatas meja.

"Assalamualaikum. Selamat malam mbak. Perkenalkan saya Wijaya Prawira ayahnya Jamari dan ini istri saya namanya Noni Wijaya. Saya dan keluarga kesini ada keperluan khusus, yang pertama saya dan keluarga ingin bersilaturahim dengan keluarga mbak dan nak Meylina, dan yang kedua saya ingin mewakili anak saya melamar adek mbak untuk anak saya yang bernama Jamari Yusuf.". Ujar ayah Wijaya.

"Wa'alaikumussalam. Selamat malam. Dan perkenalkan saya Zoya Shanum Syakila saya adalah kakak Meylina sekaligus walinya. Sebelumnya saya berterima kasih kepada bapak dan ibu yang berkenan silaturahim datang kerumah kami. Saya tidak bisa mengiyakan lamaran bapak untuk adik saya, karena jalan hidup adik saya ditentukan oleh dirinya sendiri. Saya terserah padanya yang menurutnya terbaik untuk masa depannya. Bapak tanya saja apakah adik saya mau menerima lamaran anak bapak." Jawab mbak Zoya.

"Bismillahirrahmanirrahim.. Malam ini saya akan melamar ananda Meylina Fransisca untuk anak saya yang bernama Jamari Yusuf. Apakah ananda Meylina Fransisca bersedia menerima lamaran ini?". Tanya Ayah Wijaya.

My Danru PaspampresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang