6. SAYA...

862 39 0
                                    

Pukul 13.00 WIB.

Sesuai janji Meylina setelah ia sampai ke hotel langsung mengabari Jamari.

Meylina :"Assalamualaikum. Mas aku udah berangkat ke hotel nih."

Tak lama ponsel Meylina bergetar. Benar saja Jamari langsung menelfonnya.

Drrtt drrrt.

Meylina langsung mengangkat telfonnya.

"Hallo, Assalamualaikum mas. Ada apa?" tanya Meylina.

"Wa'alaikumussalam. Bisa kita ketemu sekarang dek?"

"Dimana mas?"

"Dicafe hotel. Ada hal yang mau saya bicarakan, ini penting." Jelasnya.

"Bisa mas."

"Okay saya tunggu dicafe."

***

Sesampainya Meylina di cafe, benar saja Jamari sudah menunggunya dengan sudah memesan secangkir kopi.

"Hi?". Sapa Jamari saat melihat Meylina memasuki cafe dan mendekat kearah mejanya.

Untuk sementara Meylina hanya diam. Ada gerangan penting apa sampai-sampai ia disuruh bertemu dulu saat baru sampai ditempat kerjanya. Well, sepenting itu kah? Sampai tak sabar menunggu saat isirahat kerja.

Perasaan Jamari campur aduk, gugup paling mendominasi.

Jamari duduk dihadapannya sambil menatap beberapa detik gadis yang sedari tadi diam saja. Karena ia tidak berani menatapnya lama-lama. Catatan penting ya girls!

Hening!

Agak lama mereka terdiam. Sampai Jamari membuka suara.

"Dek?". Panggilnya

"Iya mas?"

"Ada yang harus saya bicarakan." Ucap pria itu sungguh-sungguh sambil menatap gadis dihadapannya dengan serius sesekali menunduk.

"Soal apa mas?"

"Pertama saya ingin menyampaikan bahwa besok saya sudah harus pergi dan kembali ke markas, dan yang kedua.. Saya." Jawabnya menggantung.

Jamari menarik nafas. "Saya suka kamu, dek. Saya sayang dengan kamu. Dari awal kita bertemu saya sudah tertarik dengan kamu." Ucap Jamari, matanya tapat menatap manik hitam milik Meylina.

Deg...

Meylina kaget dan hanya diam membiarkan Jamari menyelesaikan ucapannya.

"Jadi maukah kamu menjadi teman hidup saya?menjadi pendamping seorang prajurit, seorang istri, seorang ibu untuk anak anakku. Saya memang tidak bisa menjanjikan banyak dek, karena tugas saya sebagai abdi negara sebagian diri saya menjadi milik negara. Saya tidak bisa selalu ada untukmu nanti menggingat tugas saya yang harus siap tinggal jika ibu pertiwi memanggil. Jangan heran jika seorang prajurit mengatakan hal-hal yang pahit pada calon istrinya, karena apa?supaya ia jangan kaget dan menyesal menikahi seorang prajurit. Bismillahirahmanirahim, dek maukah kamu menjadi ibu persit IKKT Pragati Wira Anggini ku?."

Untuk beberapa saat Meylina kehilangan kosa kata. Meylina bingung akan menjawab apa. Jujur ia tidak tau apakah ia punya perasaan untuk Jamari atau tidak. Mengingat pertemuan dengan Jamari amatlah singkat, baru beberapa bulan ia mengenalnya. Ia menahan bulir bening dimatanya tak menyangka ada seorang Tentara yang melamarnya yang sedari dulu ia impikan.

"Gimana?" Tanya Jamari sekali lagi, ia tak sabar menunggu jawaban dari calon istri manisnya.

"Mas aku belum bisa jawab sekarang, bisa beri aku waktu untuk memikirkannya?" Balik tanya Meylina. Ia harus memikirkannya secara matang karena ini menyangkut masa depannya, ia tidak boleh gegabah, menikah sekali seumur hidup pikirnya.

My Danru PaspampresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang