8. PENGAJUAN NIKAH KANTOR

958 35 0
                                    

Ketika menikah dengan seorang tentara itu artinya kita menikah dengan aturan didalam Tentara Nasional Indonesia. Kita harus tunduk pada segala aturan yang berlaku didalam TNI, dan tidak ada toleransi.

Karena menjadi istri prajurit TNI AD, artinya bersedia berbagi suami dengan negara. Berbagi suami dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai prajurit. Bersedia mengesampingkan keinginan dan meredam segala ego serta kesenangan pribadi untuk mengabdi, mengalah dan bersikap sederhana.

Hari ini Meylina dan mas Jamari melakukan pengajuan nikah. Menikah dengan seorang TNI tidak mudah karena mengurus surat menjelang pernikahan tidak semudah mengurus surat-surat menjelang pernikahan orang pada umumnya.

"Sudah siap?". Tanya mas Jamari.

"Siap sudah." Jawabku sambil tersenyum, jujur senyumku hanya untuk menutupi rasa gugupku.

"Kita berangkat sekarang." Ujar Jamari sambil melajukan mobilnya menuju kantor tugas mas Jamari.

Semua calon istri tentara harus melalui beberapa proses untuk akhirnya bisa mendapat surat ijin menikah dari Asisten Personil (untuk Bintara dan Tamtama) atau Panglima (untuk Perwira).

Untuk pengurusan surat ijin menikah bagi TNI AD ada beberapa tahap. Tahap pertama, mengurus surat-surat pribadi yang menyangkut data dari calon istri.

Tahap kedua, calon istri dan calon suami (pak Tentara) pergi ke beberapa tempat untuk memberikan kelengkapan surat (sesuai dengan kebijakan di tempat calon suami bertugas) dan melakukan berbagai tes lisan dan tulisan. Pada tahap ini calon istri masih menggunakan pakaian bebas rapih, sopan, sementara itu calon suami menggunakan pakaian dinas (PDH).

Tahap ketiga, waktunya untuk memeriksakan kesehatan jasmani dan rohani. Rumah sakit yang dituju adalah Rumah Sakit Umum TNI AD tergantung dimana lokasi suami berdinas.
Pada saat pemeriksaan kesehatan ini, calon istri sudah menggunakan Pakaian Seragam Kerja (PSK) Persit Kartika Chandra Kirana, lengkap dengan tas dan sepatu sesuai aturan persit, tapi belum menggunakan pin persit (Lencana). Karena Jamari seorang anggota Paspampres, setelah menikah calon istri juga harus membeli PSK IKKT Pragati Wira Anggini.

Tahap keempat, setelah dinyatakan layak dan memenuhi syarat, maka calon suami sudah boleh membawa calon isterinya untuk menghadap ke beberapa orang dikesatuannya.

"Dik jangan lupa gunakan kata-kata 'kami' untuk menyatakan diri sendiri. Lalu, kata 'Siap Bapak/Ibu' sebagai pengganti kata iya. Dan, kata 'Mohon ijin Bapak/Ibu', jika ingin berbicara, menjawab pertanyaan, bertanya, atau menjelaskan sesuatu. Okay?" Ujar Jamari mengingatkan.

"Iya mas."

Calon istri juga harus menghafalkan dan memahami arti dan filosofi tentang sejarah Persit, tujuan didirikannya Persit, visi misi, sifat dan watak Persit. Then, Juga Hymne Persit dan Mars Persit.

Tahap kelima, setelah komandan ACC maka proses berikutnya adalah menghadap pada beberapa orang di Kodam/Divisi/Balakpus (sesuai dengan dimana calon suami bertugas). Dan tidak lupa juga membawa berbagai kelengkapan surat-surat. Setelah selesai mengurus surat-surat barulah diberikan surat ijin menikah. Surat ijin menikah akan berlaku sampai dengan 6 bulan kedepan.

"Alhamdulillah dik semua sudah selesai. Semoga kedepannya pernikahan kita dilancarkan ya.". Ujar mas Jamari.

"Iya mas, Alhamdulillah. Aamiin." Jawab Meylina.

Setelah ini, Meylina dan Jamari konsentrasi pada persiapan pernikahan dan prosesi upacara Sangkur Pora.

***

Keesokan harinya Pukul 10.00 WIB.

Meylina dan Jamari berencana untuk fitting gaun pernikahan lebih tepatnya kebaya syar'i untuk upacara prosesi Sangkur Pora.

"Ini butiknya mas?" tanya Meylina dengan menunjuk butik yang cukup besar dan mewah.

"Iya. Ayo masuk dik." Jamari mempersilahkan Meylina masuk duluan. Ia sebenarnya ingin menggandeng tangan Meylina tapi mereka belum halal.

Setelah masuk kedalam butik, aku terkagum-kagum melihat jajaran pakaian, kebaya, gaun, dress pesta dan beberapa rancangan dari designer ternama. Mas Jamari mengajakku menemui temannya seorang pemilik butik.

Pemilik butik tersebut masih muda seumuran mas Jamari kira-kira yang bernama Clarissa.

"Hi! Jam sudah lama kita nggak ketemu." Ujar Clarissa manja.

"Saya sibuk terus banyak tugas." Jawab mas Jamari

"Ohiya ada keperluan apa kamu kesini?" Clarissa terlalu fokus menatap wajah mas Jamari sampai tidak melirikku sama sekali.

"Saya mau cari baju pernikahan untuk calon istri saya." Tunjuknya memperkenalkanku. Aku tersenyum.

"Kamu udah mau nikah jam?kok nggak bilang-bilang." Sambil mencubit lengan mas Jamari manja.

"Tolong pilihkan kebaya syar'i untuk upacara prosesi Sangkur Pora sa." Mas Jamari langsung to the point.

"Okay." Lirih Clarissa. Kecewaa.

Clarissa memanduku untuk memilih kebaya yang akan aku pilih. Banyak jajaran kebaya yang terpasang dimanekin. Kebaya dan gaun dengan berbagai model tapi menurut mas Jamari lebih baik menggunakan kebaya saja, karena memang biasanya upacara sangkur pora menggunakan kebaya.

"So, mau pilih yang mana say. Kalo kebaya hijab biasanya dilengkapi kain krudungnya juga." Ujar Clarissa sambil menunjukan kebaya syar'i yang terpasang dimanekin.

"You know, kan diupacara Sangkur Pora mempelai pria nya memakai seragam PDU biasanya mempelai wanita memakai kebaya warna merah, peach, abu, hijau. Sebenarnya apa pun warnanya cocok dipadukan dengan jas PDU." Ujar Clarissa menambahkan.

Clarissa membantuku memilihkan kebaya tentu dengan persetujuan mas Jamari.

Karena aku tidak suka dengan warna yang kontras akhirnya aku memilih kebaya syar'i warna hijau sama dengan seragam PDU mas Jamari.

Aku masuk keruang fitting room untuk mencoba kebaya, dibantu juga sebelumnya oleh mbak mbak untuk memakai kebaya syar'i. Kebaya dengan desain modern berlengan panjang menjuntai ke lantai dengan hiasan title dari bagian atas dada sampai pinggang tidak lupa krudung beserta kain panjang yang menutupi bagian belakang hijabku.

Aku keluar dari ruang fitting, mas Jamari langsung menatapku diam tak bicara. Sampai suara Clarissa membuyarkan lamunannya.

"Gimana?" Tanya Clarissa.

"Masyaalloh. so, beautifull." Ujar mas Jamari sambil tersenyum.

"Jadi kapan kebaya ini aku kirim?." Clarissa bertanya padaku.

"Hari Jumat, kirim ke kamar hotel Mei, tempat acara resepsi" Jawab mas Jamari cepat.

"Okay. Al... "

"Alamatnya sudah saya tuliskan." Mas Jamari memotong ucapan Clarissa.

"Semoga pernikahan kalian dilancarkan ya." Ucap Clarissa mendoakan.

"Aamiin." Jawabku bersamaan dengan mas Jamari.

💂💂💂💂💂💂💂

Maaf ya pembaca online maupun offline penjabaran tentang pengajuan nikah hanya sampai segitu karena aku ngga bisa jelasin sedetail mungkin.

Oh iya setiap pengajuan nikah itu berbeda-beda ya lamanya tergantung prosesnya masing-masing.

See you semua❤

My Danru PaspampresTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang