10

3.7K 580 19
                                    



" Iya tunggu." Ujar Junghwan saat bel rumahnya kembali berbunyi.


Pemuda itu segera membuka pintu dan langsung terkejut melihat siapa yang berdiri di depan pintu rumahnya.


" Kenapa nggak langsung masuk aja?" Tanya Junghwan sembari menyingkir memberi jalan ke pemuda yang berkunjung.

" Ngerasa nggak sopan aja kalo langsung nyelonong." Ujar si pemuda yang menunggu Junghwan menutup pintunya.

Junghwan berjalan mendahului si pemuda.

" Nggak usah ngerasa gitu. Yang beli rumah ini orangtua kita berdua."

Pemuda itu, Junkyu menatap kepala pemuda yang rambut coklatnya di potong undercut itu dengan tatapan heran. Sejak kapan Junghwan jadi suka bicara begini?

" A-aku mau ambil barang-barangku." Ujar Junkyu membuat Junghwan menghentikan langkahnya lalu berbalik menatapnya.

Pemuda itu menatapnya cukup lama sebelum mengangguk.

" Biar saya bantu." Ujarnya lagi-lagi membuat Junkyu terkejut.

" Nngg nggak usah Ju. Gamau ngerepotin." Ujar Junkyu. Tapi Junghwan seperti tak mendengar apa yang ia katakan malah melanjutkan langkahnya menuju ke kamar Junkyu.

Junghwan membuka pintu kamar Junkyu lalu masuk ke dalamnya di ikuti sang pemilik kamar.

Junkyu menatap sekeliling kamarnya yang tampak berbeda dari yang terakhir kali ia tinggalkan saat sakit itu. Kamarnya yang semula berantakan kini tampak rapi, bersih dan samar-samar tercium bau pewangi ruangan beraroma citrus yang menenangkan.

Junkyu menatap Junghwan yang duduk di pinggiran ranjangnya. Seingat Junkyu, Junghwan tak pernah sekalipun menjejakkan kakinya di kamarnya ini. Jangankan menjejak kamar, berada di lantai satu saja pemuda itu sangat jarang. Junghwan lebih suka berada di kamarnya atau di balkon atau dimanapun itu asal tak bertemu Junkyu.

" Kamu yang bersihin kamar ini Ju?" Tanya Junkyu hati-hati. Meskipun beberapa hari yang lalu Junghwan sempat meminta maaf padanya, tapi pemuda itu tetap menjadi pemuda pendiam ketika di kelas. Ketika bertemu dengannya, Junghwan akan membungkuk sekilas menyapanya, seperti menyapa guru-guru pada umumnya.

Junghwan menoleh ke arahnya lalu mengangguk.

" Hm. Saya juga sering ngidupin lilin aromatherapy disini biar nggak bau lembab. Kamu nggak suka ya?"

Junkyu terkejut lalu buru-buru menggeleng.

" Bukan gitu. Maksudnya makasi ya udah mau ngebersihin kamar ini." Ujar Junkyu. Junghwan mengangguk.

Junkyu mulai membereskan satu persatu barangnya, di mulai dari mengepak pakaiannya yang ada di lemari lalu membenahi buku-buku panduan mengajarnya. Junghwan yang katanya ingin membantu itu masih setia memperhatikannya tanpa melakukan apa-apa.

" Kamu pacaran sama pak Noa?"

Junkyu yang sedang menaruh pakaiannya ke dalam travelbag itu segera menoleh saat mendengar pertanyaan dari Junghwan.

" Ha?"

Junghwan masih menatap Junkyu tanpa ekspresi.

" Pacaran gimana? Kami cuma deket. Aku, Yoshi, Jihoon, Yoonbin sama Noa itu deket."

" Tapi Pak Noa keliatan perhatian banget sama kamu."

Junkyu mulai menatap Junghwan serius membuat pemuda itu tampak mengalihkan pandangannya dan mulai bangkit berdiri dan berjalan ke meja belajar Junkyu. Meraih salah satu pigura foto yang ada disana lalu memperhatikannya.

Fool | Hwankyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang