Part 50

705 39 2
                                    

Kini jua tengah sampai dipekarangan rumahnya. Terlihat jelas mobil ayah chiko yang terparkir tepat didepan mobilnya sekarang. Jua turun dari mobilnya dan berjalan santai masuk ke dalam rumah.

Saat masuk pintu utama terlihat jelas ruang tamu yang sepi. Tapi sepertinya mereka semua berkumpul diruang keluarga. Jua melanjutkan langkahnya sampai tepat diruang keluarga, ia benar mereka disana. Mereka melihat jua berbarengan, lalu saling menatap satu sama lain, membuat jua mengerutkan keningnya bingung.

Namun Jua tak mengindahkan tatapan-tatapan mereka. Jua dengan segera berjalan ke arah ayah dan bunda lalu menyalimi mereka. Setelahnya jua duduk tepat disebelah bunda.

"Ada apa?"

Nando menatap Jua, "Lo kuliah diluar negri ya?"ucapnya.

Raut wajah jua berubah dingin, "Gue gak mau."

"Bener mor kata bang nando, mending mora kuliah diluar negri aja. Mau dimana? Di Korea? Ya, mora kuliah disana, gimana?"

Daniel yang tadi memperhatikan ikut angkat bicara.

Jua menatap daniel tajam, "Mora gak ma-"

Ayah chiko memotong ucapan jua, "Mor, ini yang terbaik buat kamu, sayang."

Jua mendelik melihat semua orang disini memaksanya untuk kuliah diluar negri.

"Kalian kenapa sih maksa mora buat kuliah diluar negri? Karna Glenn? Iya?! Yah, Bang Nando, Bang Arta, mora gapapa! Mora baik-baik aja tanpa dia. Mora udah lupain dia."

Iya jua sangat tau alasan mereka memaksanya untuk sekolah diluar negri. Jua tau sikapnya berubah 180 derajat sejak Glenn pergi meninggalkannya. Mungkin mereka menyadari jika jua masih belum bisa menerima semua ini. Dan berakhir memutuskan untuk memaksa jua kuliah diluar negri agar ia bisa cepat melupakan pria itu. Tapi tetap saja jua tidak mau, dia punya kewajiban disini. Mama nya sudah mempercayai butiknya pada jua, tak mungkin jua menelantarkan butik itu begitu saja.

Bunda disebelahnya mengusap bahunya menenangkan, "Mora, sebaiknya kamu ikutin ya kata ayah, nando sama arta, mungkin bener, ini yang terbaik buat kamu, sayang."ucapnya.

Jua menoleh ke arah bunda, menatap tak percaya bundanya yang ikut memaksanya untuk melanjutkan pendidikan diluar negri.

"Mora gak mau, bun."

Nando menghela nafas lelah, "Wa, plis lah dengerin gue sekali aja. Gue sayang sama lo, wa. Gue gak mau liat lo sedih, liat sikap lo yang berubah semenjak tuh cowok brengsek pergi. Gue abang lo, wajar kalo gue mau yang terbaik buat lo. Gue mau jua yang dulu kembali, bukan jua yang cuek dan dingin kayak sekarang."

Jua sedikit tersentak, namun jua tetaplah jua. Ia berdiri dari duduknya, "Terserah. Intinya gue gak mau kuliah diluar negri."ucapnya lalu pergi dari ruang keluarga.

Ia berlari ke lantai atas, sudah dipastikan ke arah kamarnya.

Ia merebahkan tubuhnya diatas kasurnya. Cukup lelah menangani orang-orang dibawah. Jua terlelap lumayan lama. Sekitar 3 jam-an ia tertidur.

Namun setelahnya ia bangun. Tak lama ketukan pintu terdengar di pendengarannya. Siapa itu?

Jua bangun menghampiri pintu, dengan ponsel yang masih ia pegang sejak tadi sebelum tidur.

Membukanya perlahan.

Ia agak gugup, namun tetap tenang, "Bang Arta, kenapa?"

Daniel menggaruk tengkuknya tak gatal, "Besok berangkat nya bareng gue aja ya?"

Ah iya, jua hampir lupa besok ia harus pergi ke pesta ulang tahun adiknya Sena. Jua masih malas berurusan dengan mereka. Lagipula ia takut jika diperjalanan nanti akan canggung jika mereka pergi bersama, mengingat tadi terlibat sedikit perdebatan kecil diantara mereka.

A Cold Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang