Part 46

737 54 1
                                    

Disini Jua sekarang berada, di tengah hutan lebat, dengan pohon-pohon yang menjulang tinggi mengelilinginya. Entah kenapa ia berada ditempat ini. Bahkan ia sama sekali tidak mengingat apapun sebelumnya. Ia memakai gaun sederhana berwarna putih dan geraian rambut rapi, tanpa alas kaki apapun.

Ia mendongak, melihat langit tanpa awan yang sebagian tertutupi pohon. Tak lama muncul wajah seseorang yang ia sangat amat kenal dengan kondisi yang mengerikan. Ia menelan salivanya gugup, apa yang sebenarnya terjadi?

"Save me, please."

"Maaf."

Wajah seseorang yang muncul dilangit yang dilihatnya tadi berbicara lirih. Mungkin ia sedang menahan sakit akibat luka-luka nya.

Jua menutup mulutnya, kini perasaannya campur aduk. Rasa khawatir, bingung, sedih semuanya bercampur menjadi satu.

Wusshhhh

Angin berhembus menggoyangkan daun-daun di pohon, bahkan beberapa jatuh tertiup angin, dibarengi menghilangnya wajah dilangit yang ia liat tadi.

"KAK GLENN?!"

Rasa khawatirnya kini lebih mendominasi saat terakhir sebelum angin berhembus tadi Glenn tersenyum menahan sakit seraya berucap lirih kata "Selamat tinggal" untuknya.

Tidak, ia harus mencari kekasihnya itu.

"KAK GLENN!!"

"KAKAK DIMANA?!"

"JAWAB JUA KAK!!"

Jua menelusuri hutan dengan airmata yang kini bercucuran. Ia takut, sungguh. Semakin lama hutan semakin gelap, hari sudah semakin malam. Disini dingin. Gaun yang digunakannya sangat tipis. Bahkan tak jarang kaki tanpa alasnya harus tergores ranting-ranting yang telah berjatuhan di hutan itu. Ia lelah, kaki nya sakit karna berjalan sedari cuaca cerah hingga malam seperti ini. Tidak ada satupun orang disini.

Petir menyambar, ia semakin takut. Tak lama lagi-lagi petir kencang itu berbunyi dengan suara yang sangat besar, yang Jua sendiri tak tau apa yang sedang disambar nya. Dibarengi dengan hujan besar yang turun mengguyur tubuhnya, membuatnya semakin kedinginan juga ketakutan.

"Kak Glenn dima-hiks-na?"lirihnya dengan isakan tangisnya.

Kini tubuhnya basah kuyup, bibirnya pucat, rambut yang tadi tergerai rapi kini berantakan lepek ditimpa air hujan. Ia terus berjalan dengan tangan yang terkadang memeluk dirinya sendiri karna kedinginan. Bahkan airmata yang sedari tadi terlihat jelas kini sudah bercampur dengan air hujan.

Meski lelah, gadis itu tetap berjalan menyusuri hutan dengan keadaan yang berantakan, tanpa berniat istirahat, kadang ia hanya berhenti sejenak untuk menetralkan betis nya yang terkadang kaku.

Tak peduli dengan hujan yang semakin lama bukan semakin reda malah semakin besar. Rintikan air besar-besar terus membasahi tubuh Jua. Jujur, lama-lama kepalanya terasa pusing, badannya lemas. Entah sudah berapa jam ia berada di hutan ini.

Ia tidak tau harus kemana, tetapi langkah nya membawanya untuk menyusuri hutan lebih dalam. Hingga ia melihat dari kejauhan seperti bangunan tua dibelakang hutan sana. Ahh, sepertinya bangunan tua itu masih jauh dengan jarak posisi berdirinya sekarang, bahkan dari sini saja ia hanya melihat sebagian atap nya saja.

Kini ia mulai berlari tergopoh, hutan gelap ini begitu mencekam, tapi itu sudah hilang dalam pikirannya, yang ada di kepalanya hanya mencari keberadaan Glenn di bangunan tua itu. Entah ia sangat yakin dengan pikirannya ini. Terfokus pada si bangunan, jua sampai tak menghiraukan kakinya yang terus menambah luka, goresan-goresan benda tajam dari tanah membuat luka baru di kaki mulusnya.

A Cold Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang