Part 44

857 57 9
                                    

Kini Jua sedang berada dikantin, seperti biasa, duduk di meja paling ujung yang sepi. Seseorang menghampiri nya dengan sepiring spaghetti dan jus alpukat. Leon, iya dia yang sekarang berjalan menghampiri Jua.

Leon ini badboy elit, dia gak pernah mau makanan pasar kek bakso, batagor, atau makanan-makanan indonesia lainnya gitu, dia mainnya sama makanan resto, mabuk pun dia pilih minuman keras yang paling mahal, bahkan balapan liar aja bukan yang sembarangan, dia balapan dengan badboy anak konglomerat semua, taruhannya gak main-main. Dia gak mau ngabisin waktu cuma buat balapan yang taruhannya gak penting, dengan hal yang bisa dia milikin pake uang.

Sedangkan Jua hanya memainkan ponselnya dengan sandwich di tangannya dan milkshake rasa coklat yang ia beli dikantin.

Leon terus menganggunya seperti biasa, tapi Jua tetap tidak merespon itu. Tak lama dua orang siswi menghampiri mereka.

Yang satu menepuk bahu Jua, "Udah nunggu lama, wa?"tanya nya dengan senyum di bibirnya.

Jua menggeleng, "Gak."

Sasha duduk disebelah Jua dengan mata yang terus menatap Leon bingung. Lalu ia menatap Jua dan Leon bergantian dengan pandangan bertanya "Dia siapa?" Kira-kira seperti itu.

Jua yang peka menghela napas, dia menggeleng pelan, "Anggap aja gak ada."ucapnya.

Sena dan Sasha mengangguk, dia memang tidak kenal sama sekali dengan pria didepan Jua ini. Fyi, Jua sejak hari pertama masuk sekolah tidak pergi ke kantin, dan Leon juga selalu mengikutinya. Jua pun selama itu tidak bertemu dengan kedua sahabatnya, jelas saja jika Sena dan Sasha tidak kenal dengan pria dihadapannya ini.

"Lo ada acara gak sama Kak Gara?"tanya nya.

Jua menggeleng, "Gak ada."

Sena tersenyum senang, "Main yuk! Y-ya enggak sekarang juga sih, ada kerkel gue soalnya. Sabtu atau minggu gitu."ucapnya.

"Liat nanti ya."

Sena menghela napas ringan, "Kita kangen banget tau sama lo."ucapnya.

Jua hanya tersenyum paksa.

Setelahnya bell memanggil, berakhir mereka harus berpisah untuk kembali ke kelas masing-masing. Jua kembali ke kelas dengan ekor dibelakangnya. Iya, sejak tadi Leon tidak pernah menjauhi Jua, selalu mengikuti Jua kesana kemari terkecuali ke kamar mandi tentunya, ah bahkan saat Jua ke toilet pun Leon menunggu nya di depan. Meresahkan.

Pelajaran berlangsung seperti biasa. Hingga waktu pulang tiba. Jua langsung membereskan barang-barang nya dan menuju mobil warna biru paduan grey dan hitam miliknya.

Menuju apartemen yang diberitau Nando semalam. Tak jauh dari sini, seperti yang dikatakan Nando semalam, ia hanya butuh waktu 15 menit dari sekolah menuju apartemen.

15 menit terlewatkan dan Jua sampai di depan gedung tingkat yang ia yakini adalah gedung apartemen nya. Jua memasuki gedung itu, pergi ke kamar no 148 di lantai 5.

Satu kata yang ia ucapkan saat masuk ke apartemen nya 'WAW'. Gila, ini benar-benar gila, papa memberinya apartemen yang begitu mewah dan besar, ruang tamu, kamar, tempat santai, balkon, kamar tamu, kamar mandi, bahkan pantry nya mewah. Aah sebenarnya desain nya sederhana, tapi sungguh ini justru terlihat mewah dimatanya. Memang dia tidak suka dengan apapun yang terlalu mencolok.

Sampai lupa fakta bahwa ia kesini hanya untuk melihat-lihat dan menaruh baju. Jua harus kembali pergi untuk mengecek butik. Saat ingat akan hal itu Jua dengan sigap berganti baju dan kembali keluar dari apartemen baru nya.

Sama seperti tadi menuju ke apartemen, waktu yang ia tempuh untuk pergi ke butik pun hanya 15 menit. Sampai disana semua pegawai butik menyambut Jua dengan baik, semua menundukkan kepalanya sopan, Jua tidak suka, ia hanya membalas dengan senyum canggung. Jujur Jua tidak suka saat orang yang lebih tua darinya menghormati nya begitu berlebihan.

A Cold Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang