Part 37

1.2K 57 2
                                    

Kini Daniel dan Sena tengah berada di taman komplek rumah Sena. Awal reaksi Sena saat mengetahui bahwa Daniel lah yang datang untuk menemuinya ia sangat senang. Sebenarnya ada sesuatu yang membuatnya bersedih, namun ia mencoba untuk melupakan masalah itu sejenak.

Sena menatap Daniel dengan senyum yang mengembang sejak tadi, "Kak, lo marah sama gue?"tanya nya.

Daniel mengulas senyumnya, "Enggak, ada hal yang harus kita bicarain."ucapnya.

Entah kenapa perasaan Sena jadi tak karuan. Ia juga ingin mengatakan sesuatu pada Daniel. Lebih baik Daniel tau dari dirinya langsung dari pada orang lain, pikirnya.

"Apa? Gue juga mau ngomong sesuatu sama lo."

Senyum Daniel perlahan pudar, ia tak tau harus mulai dari mana.

Daniel menatap teduh sang gadis di depannya, "Lo jangan marah, gue yakin gue bakal pertahanin lo, gue gak mau kehilangan lo."ucap nya.

Sena mengerutkan keningnya bingung, apa Daniel sudah tau yang sebenarnya? "Lo kenapa, kak?"tanya nya bingung.

"G-gue d-di j-jodohin, Sen."

Deg.

Satu kalimat pendek yang terlontar dari mulut Daniel begitu menyayat hatinya. Kenapa nasib kedua nya sama? Apa memang tuhan tidak membiarkan mereka berjodoh? Apa mereka harus berpisah? Kenapa seperti ini?

Sena menunduk lemas, bahunya bergetar, "Lo dijodohin?"tanya nya tanpa melihat sang lawan bicara.

Daniel hanya mengangguk. Sejujurnya ia pun tersayat melihat sang gadis menangis di depannya, terlebih alasannya karna dia sendiri.

"Lo mau pertahanin gue kan? Gue sayang sama lo tapi-"

Sena menggantungkan ucapannya. Ia tak sanggup mengatakan hal itu. Ayahnya sudah menuntutnya untuk memilih. Ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Daniel menegapkan kepalanya, menatap Sena yang menggantungkan ucapannya. Perasaannya berubah tak enak ketika ia mendengar kata 'tapi' dari mulut sang pacar.

"Tapi apa?"

Bahu Sena bergetar semakin kuat. Ia menangis, mencoba untuk jujur di depan sang kekasih. Ini tidak mudah untuknya. Ia menyayangi Daniel, tapi disisi lain ia juga menyayangi papa nya, papa nya mengancam jika ia menolak ini.

"P-papa u-udah n-nyuruh g-gue m-milih, k-kak."

Daniel mengerutkan alisnya. Bingung dengan apa yang dibicarakan oleh Sena, "Milih apa?"

Sena memberanikan diri menatap Daniel, "Dari kelas sepuluh gue udah di jodohin sama papa dengan anak sahabatnya, sekarang dia suruh gue milih antara lo dan dia."

Daniel tersentak, ternyata bukan hanya dia yang mengalami nasib seperti ini. Lalu apa yang akan mereka lakukan nanti? Mereka sama-sama tidak bisa menentang ucapan sang Ayah.

"Gue sayang sama lo, Sen."

Sena mengangguk, "Gue tau kak, gue juga sayang sama lo. Tapi kita harus gimana?"

Dengan rasa bingung Daniel pun sedikit berpikir, "Gue bakal pikirin ini, tapi lo gak boleh tinggalin gue."ucapnya.

Sena mengangguk yakin, "Gue gak akan ninggalin lo. Lo juga harus janji jangan pernah tinggalin gue."ucapnya.

Setelah membicarakan masalahnya secara baik-baik Daniel mengantar Sena kembali ke rumahnya, setelahnya dia kembali ke rumah Jua untuk meminta pendapat nya.

Dirumah Jua ia mengetuk pintu kamar sang adik hingga sang empu keluar menemuinya.

"Mor."

Jua membuka pintu, "Ehh Bang Arta dateng lagi."ucap Jua sedikit tersentak dengan kehadiran Daniel.

A Cold Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang