Part 30

2.2K 78 8
                                    

Hari dimana BENTARA SCHOOL memulai lomba debat sejarah, seminggu sudah mereka latihan. Mereka hanya berharap bahwa mereka bisa mengharumkan nama sekolahnya.

Jua melupakan sejenak malasahnya dengan Glenn, ia harus profesional dalam menjalankan tugasnya. Mereka saling membantu dan tidak ada yang merasa paling benar. Mereka cukup konsisten saat ini.

Jua sedang istirahat menunggu keputusan kemenangan final dari dewan juri. Memang Bentarra School mampu berdiri sampai di final, kini mereka hanya tinggal menunggu bagaimana keputusan akhirnya.

"Dann, lomba debat sejarah tahun ini dimenangkan oleh BENTARRA SCHOOL."ucap MC membuat sorak-sorak panitia dari Benskul terdengar.

"Ayok tepuk tangan buat tiga murid jenius Bentarra School ini dong."ajak MC tadi.

Suara tepukan pun mulai mengisi ruangan lingkup yang tadi menegang.

Mereka berhasil.

Jua senang, usahanya selama ini tak sia-sia, mulai dari membiasakan diri dengan Glenn, sampai belajar dibimbing pria itu. Jua sangat-sangat senang. Lomba kali ini orangtua murid tak ada yang diundang untuk hadir, memang ini lomba besar, namun tidak diperbolehkan banyak orang, jadi mereka hanya mendapat dukungan dari para panitia osis.

Glenn, Jua, juga Gio maju kedepan panggung, dipegangnya piala kemenangan mereka dengan senyum yang merekah. Medali-medali digantungkan di leher jenjang mereka. Pujian-pujian mulai terlontar untuk mereka bertiga.

TIGA MURID JENIUS IPS BENTARRA SCHOOL.

Jangankan lomba debat ips, Glenn dan Jua bahkan olimpiade sains yang bukan jurusannya pun mereka mampu melewatinya, benar-benar jenius.

Entah akhir-akhir ini pun Glenn sudah tidak menahan-nahannya seperti hari lalu, tidak lagi mengharapkan maafnya, mungkin lebih tepatnya tidak mengemis seperti kemarin, Jua lega. Akhirnya ia bisa terhindar dari Glenn dan teman-temannya. Bahkan sejak selesai ulangan kemarin pun ia tak lagi bermain sama Sena, ia duduk dengan Gea, adik kembar Gio.

"Bapak sudah yakin sejak awal bahwa kalian bertiga sudah pasti bisa menang."ucap Pak Indrawan atau biasa di sebut Pak Awan -wakil kepala sekolah.

"Pasti menang lah pak, yang saya pilih ini murid jenius ips semua loh."ucap Bu Ericka tersenyum bangga pada ketiga muridnya.

"Waduh bu, Gio kan saya yang bawa, jangan ngaku-ngaku dong."ucap Jua mendengus kesal.

"Iya-iya, tapi kan saya yang milih kamu. Kalo saya gak pilih kamu, mungkin Gio juga gak akan ada."ucap Bu Ericka.

"Hmmm."gumam Jua menjawab malas ucapan Bu Ericka.

Setelah selesai dengan urusannya mereka pun kembali ke sekolah untuk beristirahat sejenak sebelum kembali pulang kerumahnya.

"Capek banget yatuhaann."ucap Jua setelah menyetirkan mobilnya sampai di depan rumah Daniel seraya meregangkan ototnya sebelum keluar dari mobil sport warna biru muda berpadu grey.

---

Hari demi hari ia lewati, sampai hari terakhirnya masuk sekolah sebelum libur panjang nya yang menuntunnya ke kelas sebelas nanti.

"Hari ini anak perempuan harus minum OTD. Harus. Ibu akan liatin satu-satu, gak akan ada yang bisa berbohong hari ini."ucap Bu Wiwin.

"Shit! Kenapa Bu Wiwin sih."ucap wanita yang duduk baris kedua dari pojok belakang.

"Kenapa wa?"tanya Gea saat mendengar gumaman Jua.

"Gue belum makan, Ge."jawab Jua.

"Bilang aja wa, daripada lo pusing terus mual nanti."ucap Gea.

A Cold Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang