Part 59

654 39 4
                                    

Sejak kemarin Jua terus memikirkan kata-kata Gara. Bukan hanya Gara, tapi juga Irena. Entah mengapa ucapan mereka berdua selalu terngiang di telinga Jua. Apa ia memang harus mendengarkan penjelasan pria itu?

Ah, sejak kemarin Jua meminta izin pada Nando untuk kembali ke apartemen nya. Dia hanya ingin benar-benar memikirkan ini secara matang. Jika dipikirkan dirumah Jua yakin Nando akan curiga. Makanya Jua lebih memilih untuk kembali ke apartemen nya saat itu. Untungnya Nando mengizinkannya.

Sekarang ia lapar. Tapi lupa bahwa sejak lama stok makanannya sudah habis, dan ia belum sempat untuk membelinya lagi. Huh, sekarang ia harus kebawah untuk membeli stok makanan instan, snack, dan juga bahan makanan lainnya. Jika tidak malas Jua biasa mencoba untuk memasak dengan tutorial dari YouTube.

Dan, sekarang mini market dibawah apartemen nya kini sedang dilakukan renovasi dan tutup untuk sementara waktu. Jadi dia harus pergi keluar gedung untuk membeli kebutuhan makanan. Untungnya di dekat gedung apartemen nya terdapat dua mini market yang berdampingan.

Berbekal ATM dan ponselnya. Hanya itu yang ia bawa. Untungnya mini market nya dekat. Jika jauh mungkin Jua mesti harus kembali ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil. Uang nya juga sudah habis, jadi ia hanya membawa ATM. Dengan hoodie kebesaran dan celana pendek yang tertutup hoodie nya.

Saat sampai disalah satu mini market itu Jua dengan segera mengambil beberapa kebutuhan yang ia butuhkan. Tak ingin berlama-lama dikarenakan rasa lapar yang sudah tak tertahan Jua dengan segera membawa keranjang belanjaannya ke kasir. Si petugas kasir menghitung semua belanjaan Jua. Sampai akhirnya si kasir menyebutkan total jumlah harga nya.

"Total harganya 567 ribu ya mbak. Ada yang mau ditambah?"

Jua tersenyum lantas menggeleng.

"Debit atau tunai?"

"Debit, mas."

Jua merogoh saku celana nya. Dan betapa sial nya dia tidak ada apapun disana. Kartu nya hilang. Seperti nya terjatuh saat ia mengeluarkan ponsel dijalan tadi. Ia panik sekarang. Jua tidak membawa uang sepeserpun.

"Duh, kok kartu nya gak ada ya?"

Jua menatap takut pada kasir. Sejujurnya ia malu.

"Mas, saya titip belanjaan saya, nanti saya ba--"

"Ini uang nya. Biar saya yang bayar."

Ucapan Jua dipotong oleh seseorang seraya menyodorkan enam lembar uang seratus ribuan ke arah kasir.

Tentu saja ia kaget. Jua mendongak menoleh ke arah lelaki yang memakai kemeja dengan lengan digulung tersebut.

Ia terperangah. "K-kak Glenn?"

Sadar akan terkejutannya Jua kembali menoleh ke arah kasir dengan tatapan salah tingkah.

"Gak usah. Mas, nanti saya balik lagi aj--"

"Gapapa, mas. Itu udah saya bayar."

Lagi-lagi ucapan si gadis dipotong oleh pria itu.

Glenn menatap Jua dengan dingin. Ah, ini ciri khas nya sejak dulu. Menyadarkan Jua yang masih terdiam bingung.

"Ambil belanjaan nya. Mau sampe kapan disini terus? Gak sekalian lo lamar kerja jadi penjaga kasir aja?"

Ucapan Glenn tadi membuat Jua dengan cepat mengambil kantung belanjaannya.

Ia menatap ke arah kasir dengan canggung, "M-makasih, mas." Dan pergi keluar dari mini market tersebut.

Sampai diluar Jua masih berjalan terburu-buru dengan kepala tertunduk. Ah, bisa sekalian mencari kartunya yang jatuh disekitar jalan sini.

A Cold Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang