Part 61

656 28 0
                                    

Beberapa hari yang lalu, setelah Nando membicarakan masalah Chika yang akan tinggal disini pada orang tua nya sekarang Chika sudah berada di Indonesia sejak 2 hari yang lalu. Papa dan mama nya hanya bermalam satu hari kemudian pulang ke rumah nya. Nando pun sudah mengurus surat kepindahan sekolah Chika ke Bentarra School.

Sebenarnya tanggung jika Chika pindah sekolah sekarang, karna ia harusnya sudah berada di kelas akhir sekolah menengah atas. Tapi, kini ia mengulang kembali ke kelas sebelas. Daripada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, mungkin lebih baik begini.

Chika juga tak mempermasalahkan hal itu. Justru ia sangat amat senang bisa kembali serumah dengan kakak-kakaknya.

Kini Jua tengah berada diruang tengah apartemen. Terdiam memikirkan bagaimana ucapan sang Mama kemarin.

Jua yang saat itu sedang berdiam dikamarnya. Memikirkan pilihan hati nya. Ia sangat amat bimbang. Pilihan apa yang harus ia ambil agar semuanya bisa berjalan seperti semula. Agar dia dan semua orang disekitarnya dapat merasakan kebahagiaan.

Mama tiba-tiba saja masuk kedalam kamar. Ia duduk di sisi kasur Jua. Mengelus surai lembut sang anak. Mama kesini sebenarnya karna bingung, pasalnya ia akan terbang kembali ke Paris beberapa jam lagi. Seharusnya sekarang ia tengah melakukan perjalanan menuju bandara, tapi netra nya tak menemukan putri pertamanya di ruang tengah tadi. Langkahnya membawanya kesini, ke kamar sang anak. Namun, yang ia lihat putri nya malah sedang terdiam menatap kosong di atas kasurnya. Ia terlihat cemas sekali, sampai-sampai tidak sadar keberadaan sang ibu jika tidak disadarkan oleh elusan si Mama.

Jua tersentak kaget kala kepalanya tiba-tiba saja di elus. Ia menoleh pada sang oknum pengelusan tiba-tiba tadi.

"Oh, Mama. Mora kira siapa.."

Mama mengelus pundak sang anak saat tau bahwa si anak tengah cemas akan sesuatu. Ia bahkan tau apa yang ada dipikiran anaknya itu.

"Kamu harus pikirin semua nya baik-baik sayang. Semua keputusan ada dikamu. Kalo kamu emang masih cinta dan ada niat untuk kembali, lakukan. Kalo enggak, bicarain semuanya baik-baik sama orang yang bersangkutan. Karna kedepannya kamu yang bakal jalanin."

Mama memberi jeda sebentar agar sang anak dapat memproses kata-kata nya dengan baik.

"Kalo kamu pilih opsi pertama, kehidupan kamu setelahnya bakal terus sama dia. Tapi, kalo kamu pilih opsi kedua kamu juga harus selesain masalah kamu sama dia. Seenggaknya dengan itu hidup kamu bisa tenang, kamu bisa damai sama masalalu kamu."

Jua malah menatap Mama nya dengan pandangan kaget. Jujur, ia tidak tau darimana Mama tau masalah ini. Karna, Nando saja yang hidup berdekatan dengannya tidak tau sama sekali.

"Maa.."

Mama tersenyum lembut, ia tau apa yang ada dipikiran sang anak saat ini.

"Mama tau semuanya, sayang. Emang kamu pikir sementang kamu tinggal jauh dari Mama sama Papa kamu gak Mama awasin? Mama ini orang tua kamu. Ibu kandung yang udah melahirkan kamu, nak. Mama tau keluh kesah apa yang kamu rasain. Sebenernya kata yang lebih tepat, Mama harus tau."

"Mama gak akan biarin kamu bimbang buat mutusin ini. Mama gak mau anak cantik Mama ini pusing mikirin sesuatu kayak gini. Bayi besar Mama  gak boleh kebanyakan mikir. Tapi, Mama tau kamu tau pilihan yang terbaik. Karna ini hidup kamu, sayang."

Jua terlihat masih sangat terkejut. Ia masih bingung darimana Mama nya tau.

"Tapi, Mama tau darimana? Mora bahkan gak pernah kasih tau siapapun soal ini."

A Cold Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang