Pagi ini Seungmin terlihat bersemangat sekali. Ia baru saja terbangun dari tidurnya, namun ia sengaja memutuskan untuk tetap diam di kasurnya sampai Chan datang menjemput dan menggendongnya ke lantai bawah. Iya, itu yang membuat bocah tersebut senang bukan main.
Memang sudah kebiasaan si trio kakak yang biasanya bergantian datang ke kamar adik-adiknya untuk membangunkan kelimanya setiap pagi. Ketiganya punya cara yang berbeda untuk membangunkan si lima buntalan, dan Chan selalu menjadi favorit kelimanya sebab si sulung tersebut selalu membiarkan adiknya naik ke bahunya, kemudian turun ke lantai bawah bersama bagaikan pesawat. Seru sekali.
Dan hari ini adalah bagian Seungmin untuk melintas turun ke lantai bawah bersama Chan. Berhubung Chan tidak mungkin menggendong kelimanya bersamaan—bisa remuk sudah tulang si abang kalau begitu—akhirnya si sulung pun membuat jadwal bergantian setiap harinya. Namun sekarang, bahkan setelah lima belas menit berlalu, Chan tidak datang sama sekali. Satu-satunya yang datang hanyalah Minho yang kemudian menghampirinya sambil mengusak rambutnya, lalu beralih untuk membangunkan Hyunjin dan Jeongin.
Ke mana Kak Chan? Masih tidur? Atau lupa? Seungmin jadi kebingungan sendiri, berbeda dengan Hyunjin dan Jeongin yang sudah turun lebih dahulu ke lantai bawah sejak dua menit yang lalu.
Minho yang menyadari adiknya itu hanya diam pun langsung menghampiri. Kemudian sang kakak mengulurkan tangannya dan menyahut, "Kok diam saja? Mau Kak Ino gendong?"
Seungmin tidak membalas, namun tidak menolak juga. Ia membiarkan Minho menggendongnya dan mendaratkan ciuman gemas di pipi gembilnya sampai dirinya terkikik geli, lalu keduanya turun menuju lantai satu. Bahkan langsung disambut dengan Jisung dan Felix yang sedari tadi sudah ribut bermain sesampainya di bawah—membuat Seungmin seketika melupakan pertanyaannya soal kemana si sulung pergi dan lantas ikut bermain bersama si kembar.
Namun beberapa jam kemudian, Seungmin yang bersama empat saudaranya sekarang berada di kamar mandi untuk melakukan ritual meluruhkan dosa—atau bisa dibilang mandi—bersama Minho pun kembali teringat dengan pertanyaannya. Si bungsu kedua itu akhirnya membuka suara, "Kak Ino, di mana Kak Chan?"
"Argh," Minho berpura-pura mengeluh kesakitan saat Innie dan Felix sengaja menyemprotkan air dengan pistol airnya sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Seungmin, "Kak Chan sakit,"
"Sakit?" Bocah itu tertawa geli saat Minho mulai menggosok pelan punggungnya dengan sabun, "Sakit apa?"
"Apa, ya?" Minho sengaja tidak langsung menjawab, "Sakit hati mungkin," balasnya asal.
Jisung kemudian menatap bingung pada sang kakak, "Sakit hati itu bagaimana?"
"Ya, sakit. Sama seperti kalau Jisungie demam, Kak Chan juga begitu."
Bocah-bocah tersebut diam, lalu Hyunjin ikut menimpali, "Jadi setiap Hyunjinnie demam begitu, itu artinya sedang sakit hati?"
"Tidak." Minho menggeleng, tertawa kecil melihat lima buntalan polos di depannya yang mudah sekali dibohongi, "Yang ini khusus Kak Chan saja. Tahu tidak, kenapa Kak Chan bisa sampai sakit hati begitu?"
Kelimanya menggeleng, Felix pun menyahut, "Kenapa?"
"Sebab Kak Chan sudah terlalu lama menjomblo. Jadinya sakit seperti sekarang. Kasihan, bukan?"
"Jadi kalau terlalu lama jomblo bisa sampai terkena demam?"
Minho tersenyum puas, "Tepat sekali."
Innie pun langsung menyahut, "Tapi kata Kak Abin, Kak Ino juga jomblo. Lantas kenapa Kak Ino tidak sakit?"
Ah, Changbin sialan. Minho menghela napasnya. Kena juga aku.
Seungmin pun akhirnya hanya diam setelah mendengar perkataan si kakak. Sekarang dia tahu apa penyebab tumpangan pesawat di pagi harinya tidak mendarat di kamarnya. Kak Chan sedang sakit hati, ia harus menjenguknya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Skijeu Family
FanfictionMenjadi kakak itu luar biasa berat. Namun bahkan sebelum Chan, Minho, ataupun Changbin yakin kalau mereka akan menjadi kakak yang baik, Tuhan tahu-tahu sudah mengirimkan lima malaikat kecil untuk mereka. Ah, tunggu- malaikat... atau malah sebaliknya...