Jisung itu yakin kalau dia punya insting dan firasat kuat kalau menyangkut soal permasalahan yang mengancam para Ovenger.
Kalau kata Changbin, Jisung itu terlalu banyak menonton film Spiderman dan Dr. Strange. Tapi Jisung seratus persen yakin kalau itu bukan efek dari menonton terlalu banyak film pahlawan super.
Jiji-Man itu punya kekuatan super yang si trio abang tidak ketahui. Dia yakin itu.
Malam ini, firasat Jisung mengatakan kalau ada sesuatu yang aneh akan terjadi. Anak itu tidak bisa tertidur meskipun jam sudah menunjukkan pukul sembilan lebih. Dia ada di kamar Hyunjin bersama dengan saudara-saudaranya yang lain sekarang.
Menyerah untuk mencoba tidur, Jisung pun akhirnya bangkit dari kasur dan memekik, "Semuanya, jangan dulu tidur!"
Seungmin mengerang malas sebelum akhirnya menutup dirinya dengan selimut—tidak mau ikut campur dengan ide gila Jisung sekarang karena mengantuk. Felix dan Innie hanya mengerjapkan matanya sambil memperhatikan Jisung yang sudah berlari ke pintu sedangkan Hyunjin akhirnya ikut bangun namun masih memilih untuk duduk di tepi kasurnya dengan mata yang setengah terbuka, "Kenapa, sih? Nanti bisa dimarahi Kak Chan, tahu,"
"Jisungie harus ke bawah!"
"Kenapa?"
"Pokoknya tunggu saja! Jisungie yakin ada sesuatu!" balasnya sambil langsung berlari keluar kamar.
Namun sial, Chan yang baru saja akan menuruni tangga malah berpapasan dengan Jisung yang baru saja keluar kamar. Jisung bahkan sampai menabrak kaki milik si kakak sulung karena tidak menyadari kehadirannya di sana.
"Hei, mau ke mana?" Chan langsung mengangkat bocah itu ke dekapannya.
Sial, Jiji-Man tertangkap basah!
Tertegun sejenak sambil memikirkan alasan, Jisung akhirnya hanya bisa menampilkan cengiran manisnya di depan Chan sambil beralasan, "Jisungie mau pipis!"
Mencurigakan, Chan menaikkan satu alisnya. Tapi ia tidak membalas dan langsung membawa Jisung yang ada di gendongannya ke lantai bawah. Sesampainya di kamar mandi, Jisung langsung merengek minta diturunkan dan menyahut, "Jisungie bisa sendiri. Kak Chan pergi saja!"
"Memangnya berani?" Chan jadi semakin curiga, "Kemarin malam saja menangis saat ditinggal Minho untuk ke dapur sejenak, 'kan?"
Muka Jisung mendadak memerah, "Itu 'kan kemarin. Sekarang Jisungie sudah dewasa, tahu!"
Alasan.
"Iya, deh, kakak tunggu di ruang tengah, ya. Kalau sudah selesai jangan kabur, lho. Nanti diculik alien." Chan akhirnya mengiyakan permintaan si kecil untuk tidak ditemani dan berlalu menuju sofa.
Belum semenit Chan duduk di sana, mendadak ia dikejutkan dengan suara gerbang pagar rumah yang terbuka, kemudian tak lama pintu depan juga terbuka dan terdengar sahutan, "Kami pulaaaang,"
Oh, akhirnya pulang juga, Chan akhirnya bergegas bangkit dan menghampiri orang yang baru saja pulang itu, "Kalian ini dari mana saja? Bukannya tadi sudah bilang akan pulang tidak lebih dari jam—"
"Sssh— sebelum itu," Changbin langsung membekap mulut si kakak sulung dengan tangannya, "Kak Chan harus janji tidak akan marah."
"Memangnya kenapa?"
"Janji dulu."
"Tidak. Kakak harus tahu dulu," Chan menghela napasnya. Ia sudah menebak kalau ada yang tidak beres. Apalagi begitu ia mengingat sesuatu, "Tunggu, mana Minho?"
"Makanya, kakak harus janji dulu tidak akan marah. Kak Ino baik-baik saja, kok." Changbin masih bersikeras.
"Bin, astaga, kau buat pusing saja," Chan mendesis kesal, "Oke, oke. Janji."
KAMU SEDANG MEMBACA
Skijeu Family
FanfictionMenjadi kakak itu luar biasa berat. Namun bahkan sebelum Chan, Minho, ataupun Changbin yakin kalau mereka akan menjadi kakak yang baik, Tuhan tahu-tahu sudah mengirimkan lima malaikat kecil untuk mereka. Ah, tunggu- malaikat... atau malah sebaliknya...