Hi! Thank u for 1k votes, makasih banyak!! Semoga kalian belum bosen sama book ini dan si lima bocil bandel (karena aku pun masih punya banyak draft buat di publish) :D
Ayo komen yang banyak, aku maksa 👀 oiya, aku juga ganti cover book ini hihi, lucu kan? :P
—Enjoy reading!!
...
Sore itu, Chan menghampiri Minho yang baru saja pulang dari kampus. Pemuda itu baru saja akan mendaratkan diri di sofa tepat saat sang abang langsung berujar, "Tolong belikan garam dan merica. Tadi siang Changbin lupa membeli." titahnya sambil memberikan beberapa lembar uang.
Minho menatap tidak suka, "Ino baru pulang, lho. Lagipula itu salah Changbin sendiri, suruh dia saja." cebiknya kesal.
"Changbinnya sedang mandi. Lama kalau harus menunggu dia. Kalau kakak bisa sendiri juga tidak akan menyuruhmu. Ino mau makanannya nanti jadi hambar? Mending makan ranting dan beras saja kalau begitu," balas si kakak galak.
Dan berakhir keduanya saling berdebat karena Minho yang terus menolak sementara Chan terus memaksanya. Keduanya pasti akan terus berdebat bahkan sampai esok hari kalau saja Hyunjin yang sedari tadi menyimak keduanya tidak menyeletuk girang, "Hyunjinnie saja yang beli! Hyunjinnie mau bantu!"
Minho menaikkan satu alisnya, "Memangnya Hyunjinnie bisa?"
"Bisa, dong! Hyunjinnie 'kan pintar!"
Kemudian satu buntalan ikut menyahut, "Jisungie mau ikut bantu!"
Kembarannya ikut-ikutan, "Lixie juga!"
Si nomor empat juga tak mau kalah, "Minnie juga!"
Penutup terakhir, "Innie juga mau ikut!"
Chan langsung memijat keningnya. Tadinya ia sempat menolak, tapi Hyunjin terus merengek. Minho juga ikut berujar, "biarkan saja, sudah besar ini". Jadi ya sudah, kali ini ia biarkan Minho menang. Dengan syarat kalau kelima adiknya tidak kembali dengan utuh maka Minho yang akan dimasak nanti.
"Yakin bisa? Jaga adik-adikmu, ya?" titah Chan sambil memakaikan tas pinggang kecil berwarna kuning pada Hyunjin dan memasukkan beberapa lembar uang kedalamnya, "Ini uangnya, nanti disana boleh membeli snack masing-masing satu, hanya satu. Oke?" si abang kecil mengangguk-ngangguk semangat. Ia baru saja diberi misi besar oleh sang kapten! Keren sekali!
"Ingat, ya. Jangan berpencar. Tadi kakak minta beli apa?" tanyanya sekali lagi untuk memastikan.
"Garam!" Balas Hyunjin semangat.
"Ya, terus apalagi?"
Hyunjin terdiam sejenak untuk berpikir. Tiba-tiba Felix berseru, "Permen!"
"Ih, bukan!" Jisung menggelengkan kepalanya.
"Terus, apa?"
"Es krim! Nanti kita beli yang besar!" serunya.
Chan menghembuskan napas kasar, kepalanya mendadak pusing. "Bukan, satu lagi merica. Beli garam dan merica, ingat itu."
Kelima bocah itu pun mengangguk-ngangguk paham. "Oke, ayo pergi!" Jisung langsung menarik tangan Hyunjin keluar rumah tidak sabar sambil menyahut, "Ranger pembuat masalah siap menjalankan misi dari Kapten Chan!"
—
Garam, merica, garam, merica, garam, merica, garam... Hyunjin tak henti-henti berkomat-kamit berusaha mengingat selama perjalanan. Mengabaikan saudaranya yang sedari tadi berceloteh girang di samping kiri dan kanannya. Tangannya menggandeng Jeongin di sebelah kiri dan Felix di sebelah kanan, sementara tangan Jeongin juga ikut menggandeng Seungmin di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skijeu Family
FanfictionMenjadi kakak itu luar biasa berat. Namun bahkan sebelum Chan, Minho, ataupun Changbin yakin kalau mereka akan menjadi kakak yang baik, Tuhan tahu-tahu sudah mengirimkan lima malaikat kecil untuk mereka. Ah, tunggu- malaikat... atau malah sebaliknya...