Akhir pekan. Pukul sembilan pagi.
Keadaan rumah sepi, tidak ada teriakan dari lima setan kecil yang biasanya saat ini sudah ribut di halaman belakang sambil bermain bersama. Sekarang hanya ada Minho dan Changbin di rumah. Kemarin sore Chan tiba-tiba mendapat panggilan untuk bermalam di klinik, dan kemungkinan baru bisa pulang nanti malam.
Tadi setelah sarapan dan mandi pagi, kelima anak itu pergi keluar untuk bermain. Tumben sekali. Biasanya mereka betah diam di rumah, paling hanya sekedar bermain sepeda di depan rumah, tidak pernah pergi lebih jauh lagi. Mungkin saja ada taman bermain baru di sekitar perumahan yang membuat kelima bocah itu penasaran dan merengek minta bermain di luar.
"Jangan berlari, jangan berpisah. Kemanapun harus berpegangan tangan. Jaga Innie," pesan Minho kepada kelima anak itu. Siapa tahu? Bisa-bisa Hyunjin menukar Jeongin dengan anjing tetangga, atau Felix tersesat dan menangis, Jisung bisa saja kabur mengejar gadis-gadis di komplek dan Seungmin kemungkinan akan ikut serta dalam kegiatan menukar Innie dengan anjing tetangga.
Tapi tidak perlu khawatir, untungnya itu tidak terjadi. Beberapa jam setelahnya, para buntalan mini akhirnya pulang—masih lengkap semua anggota—sambil berteriak girang, "Kak Inoo! Kak Abin! Kami pulaaang!"
Satu hal yang membuat Minho dan Changbin terkejut sekaligus kebingungan, mereka tidak hanya pulang berlima, ada satu makhluk berbulu digendong oleh Hyunjin bersamanya.
Minho tadinya sempat berpikir kalau Hyunjin benar-benar menukar si bungsu dengan seekor anjing sebelum akhirnya anak itu buru-buru berucap, "Ini Yeontan! Anjing milik Paman Taehyung!"
Ah, iya. Sempat beberapa kali Minho mendapati setiap pagi tetangganya itu membawa jalan seekor anjing kecil bersamanya, sepertinya memang baru-baru ini Paman Taehyung mengadopsi seekor anjing.
"Kok bisa dibawa ke rumah? Jangan diculik, lho. Nanti Paman Taehyung marah." ujar Changbin sembari menunduk ingin sekedar mengelus anjing bersurai hitam dan coklat itu.
Tangan Changbin segera ditepis oleh Hyunjin, "Sembarangan! Paman Tae yang bilang sendiri kalau kami boleh bermain dengan Yeontan. Nanti sore kami kembalikan, kok!" ujarnya.
Paman Taehyung mengizinkan bocah-bocah ini bermain dengan anjingnya? Tidak salah? Minho bertanya-tanya dalam hati. Bagaimana nasib Yeontan nantinya? Berry si anjing keluarga yang tinggal bersama Mama dan Papa di Australia saja pernah hampir pingsan karena dikurung di kotak mainan oleh Jisung beberapa tahun yang lalu, tak heran kalau Chan benar-benar melarang adanya kehadiran hewan berbulu di rumah ini.
"Ya sudah sana bermain yang akur, jangan macam-macam dengan Yeontan, nanti kakak lagi yang repot," ujar Minho dan dibalas anggukan oleh kelima kurcaci itu sambil berlari ke ruang tengah. Bahkan Changbin juga ikut bermain bersama anak-anak itu. Minho juga ingin, tapi beberapa kali Yeontan malah menggeram kepadanya tanpa alasan yang jelas, sehingga Minho hanya bisa menonton dari sofa.
Tidak, Minho tidak membenci anjing kok. Malah Yeontan terlihat lucu sekali—jauh lebih menggemaskan daripada si bungsu Jeongin. Namun jika harus memilih antara anjing dan kucing, Minho sudah jelas akan memilih kucing.
Kucing itu tidak ribet. Tidak perlu dibawa jalan-jalan setiap pagi dan sore, kegiatannya hanya makan dan tidur. Maka dari itu Minho menyukai kucing, tidak seperti Hyunjin yang seratus persen penggemar anjing. Keduanya sering sekali berdebat soal kedua hewan itu.
"Kak Ino, ayo ikut bermain!" ajak Felix sambil menarik tangannya. Yang diajak hanya menggeleng, "Kakak menonton saja, sepertinya Yeontan benci pada Kak Ino,"
"Bagaimana tidak benci? Kak Ino 'kan biasanya bersama kucing terus!" sahut Hyunjin.
Minho melirik sinis pada Hyunjin, "Apa hubungannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Skijeu Family
FanfictionMenjadi kakak itu luar biasa berat. Namun bahkan sebelum Chan, Minho, ataupun Changbin yakin kalau mereka akan menjadi kakak yang baik, Tuhan tahu-tahu sudah mengirimkan lima malaikat kecil untuk mereka. Ah, tunggu- malaikat... atau malah sebaliknya...