Dengan adanya Mama Papa di rumah, Chan, Minho dan Changbin merasa seperti mendapat tiket liburan tenang tanpa harus mengawasi lima setan kecil yang selalu mengganggu ketiganya. Meskipun sebenarnya kelima anak itu masih tetap saja membuat kekacauan di rumah, setidaknya dengan kedatangan Mama dan Papa mereka bisa bernapas dengan sedikit lebih lega.
Mereka sudah pulang dari Gimpo sejak satu minggu yang lalu omong-omong, semuanya sudah pulang ke rumah dan Mama juga Papa masih terus saja memanjakan anak-anaknya. Chan tidak terlalu mempermasalahkan itu, sih. Dia suka seperti ini.
Chan bisa memiliki waktu luang lebih banyak bersama kedua adik paling tuanya berhubung si lima bungsu sekarang benar-benar menempel erat pada Mama dan Papa. Tapi khusus hari ini, kelihatannya dia harus terjebak bersama Changbin dan si duo bungsu seharian.
Minho pergi ke rumah salah satu temannya, kemungkinan baru akan pulang nanti sore. Papa akan pergi berbelanja bersama si kembar setelah menjemput keduanya pulang dari TK, dan Mama juga akan pergi ke rumah temannya bersama Hyunjin setelah menjemputnya nanti siang.
"Kami pulaaaang!" pekikan girang diiringi oleh suara pintu depan terbuka memecah hening siang itu. Chan yang sedang duduk di sofa sambil memangku laptopnya lalu tersenyum menahan gemasnya saat melihat satu makhluk kecil lucu berlari menghampirinya.
"Tadi ssaem bilang, cita-cita Minnie keren sekali!" Seungmin langsung membanggakan dirinya di depan kakaknya itu sambil memegang stetoskop.
Chan memberikan stetoskop lama yang sudah tidak terpakai miliknya kepada si bungsu kedua itu kemarin. Katanya, kelas Seungmin diberi tugas oleh gurunya untuk menceritakan soal cita-cita masing-masing. Anak itu suka sekali bermain sebagai dokter dan memeriksa boneka-boneka anjing miliknya, jadi Mama menebak kalau Seungmin mungkin bercita-cita untuk menjadi dokter hewan nantinya.
Seungmin suka sekali dengan stetoskop tersebut. Rasanya seperti baru saja diberi kehormatan untuk menjadi dokter pribadi keluarga. Maka dari itu, anak itu langsung menyahut semangat, "Minnie sekarang mau memeriksa Kak Chan!"
"Lho? Katanya Minnie ingin menjadi dokter hewan," Changbin menyeletuk konversasi keduanya saat memasuki rumah, tangannya menggandeng jemari Innie dan menuntunnya masuk ke rumah, "Kak Chan 'kan manusia, tidak bisa diperiksa oleh Minnie, dong,"
"Bisa, kok!" Seungmin bersikeras, "Minnie 'kan pintar. Bisa memeriksa manusia juga!"
"Terserah deh," Changbin tertawa geli, "Tapi sebelum memeriksa pasien, ayo cuci kaki, tangan, ganti baju dan makan siang dulu."
Seungmin merengek tidak mau, tapi Chan langsung membujuk anak itu, "Dokter yang akan memeriksa pasien itu harus bersih dan rapi, lho. Kalau tidak, nanti kumannya malah akan membuat pasiennya semakin sakit. Minnie mau Kak Chan jadi sakit?"
Huh, menyebalkan, Seungmin mengerucutkan bibirnya kesal. Tapi apa yang dikatakan kakaknya itu benar, dia tidak bisa memeriksa pasien dengan keadaan masih berkeringat karena tadi lelah bermain kejar-kejaran di sekolah. Jadi di sana, Seungmin pun akhirnya menghela napasnya dan berkata, "Oke, Kak Chan tunggu di sini, ya! Jangan kabur! Minnie mau ganti baju dulu, habisnya sekarang masih bau jeruk!"
Chan langsung memandang bingung, "Kenapa bau jeruk?"
"Asam! Minnie sekarang bau asam, seperti jeruk. Tadi habis bermain kejar-kejaran bersama Innie. Jadi sekarang Dokter Minnie dan Perawat Innie mau berganti baju dulu, ya!"
Seungmin langsung berlari menyusul Changbin dan Innie ke kamarnya untuk berganti baju. Meninggalkan si sulung yang menatap tidak percaya padanya, belajar dari mana kata-kata seperti itu?
Hari ini Seungmin tampaknya tidak memiliki niat untuk membuat kekacauan di rumah. Entah karena ingin cepat-cepat bermain dengan stetoskop barunya, atau karena efek si trio pembuat onar—Hyunjin, Jisung, Felix—sedang tidak ada di rumah sekarang, tapi bocah itu benar-benar duduk diam dan tenang saat Changbin menggantikan bajunya, kemudian menyuapi anak itu makan siangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skijeu Family
أدب الهواةMenjadi kakak itu luar biasa berat. Namun bahkan sebelum Chan, Minho, ataupun Changbin yakin kalau mereka akan menjadi kakak yang baik, Tuhan tahu-tahu sudah mengirimkan lima malaikat kecil untuk mereka. Ah, tunggu- malaikat... atau malah sebaliknya...