Chan menaikkan satu alisnya heran, dia baru saja pulang—masih memakai jas dokternya dan menenteng tas hitamnya saat dua makhluk kerdil menggemaskan berlari menghampiri dan bersembunyi dibelakangnya. "Sudah mandi?" tanyanya.
Seungmin mendongak, menatap wajah si kakak yang berdiri tinggi di depannya, "Baru saja beres! Tapi Minnie dan Innie kabur saat tadi dibawa Kak Abin," ujarnya polos, kemudian ia lanjut mengejar Jeongin. Rambut keduanya masih setengah basah dengan aroma sabun khas bayi, masih berbalut handuk persis seperti kepompong mini berjalan.
Chan menggeleng tak habis pikir, "Kok nakal? Kasihan Kak Abin, ayo sana—"
"Minnie, Innie! Cepat kemari! Awas, ya,"
Itu Changbin, berjalan tergesa-gesa dari lantai dua mau menangkap si duo bungsu. Seungmin dan Jeongin berteriak panik. Keduanya segera memeluk kaki Chan erat untuk berlindung, namun sial, Chan malah menggendong keduanya dan mengopernya ke Changbin, sukses membuat kedua anak itu menjerit histeris tidak terima, "KAK CHAN PENGKHIANAAAT!"
Terserah, deh.
Beres dengan acara menangkap buntalan yang kabur setelah mandi, Changbin sekarang sudah kembali duduk menyila di kamar Hyunjin. Seperti biasa, akan mendandani si lima cilik setelah sebelumnya Minho sudah berperang, berkorban dan berjuang bertumpah darah untuk memandikan kelimanya.
"Nanti mau bermain apa?" Hyunjin membuka suara sambil menunggu gilirannya untuk dipakaikan baju. Bocah itu duduk di ujung kasur dan masih berbalut handuk sambil mengayun-ngayunkan kakinya. Kemudian ia menghampiri Felix yang sedang iseng mengacak-ngacak isi lemari baju. Ikut mengeluarkan hampir semua baju yang sudah dilipat rapi di dalam laci. Changbin hanya bisa pasrah melihatnya. Mau ditegur pun tidak akan didengar pasti, batinnya.
"Apa, ya?" balas Felix, "Lixie bosan bermain perang-perangan terus. Rasanya ingin naik pangkat, deh."
Hyunjin mengangguk-ngangguk setuju, "Hyunjinnie ingin membuat tim pembasmi kejahatan yang baru. Sejak dulu setiap bermain perang-perangan, Hyunjinnie selalu kalah saat melawan Kak Ino," tuturnya.
"Oh! Jisungie punya ide!" Jisung yang wajahnya sedang dibaluri bedak seketika menengok kearah saudaranya—membuat Changbin langsung menghembuskan napas kasar karena sekarang wajah adiknya menjadi belepotan. Tapi Jisung tidak peduli, ia lanjut berujar, "Jisungie akan menjadi superhero dengan nama Jiji-Man! Jisungie punya kekuatan super yaitu bisa makan es krim banyak-banyak!"
"Memangnya itu kekuatan super, ya? Minnie juga bisa makan es krim banyak-banyak, kok!" sahut Seungmin tidak mau kalah.
"Tetap saja, Jisungie pasti bisa makan lebih banyak!" balasnya ketus.
"Tidak! Minnie lebih hebat!"
"Jisungie yang lebih hebat!"
"Seungminnie!"
"Jisungieee!"
"Stooop!" Felix menyela keduanya sambil mendengus kesal, pusing juga mendengar keduanya saling menyahut. "Lixie punya ide! Bagaimana kalau kekuatan super itu jadi milik kita berlima saja? Jadi, setiap kita makan es krim kita menjadi lebih kuat, bisa membasmi penjahat, deh!" ujarnya penuh semangat.
Sementara itu Changbin memilih diam dan menyimak saja. Diam-diam dirinya penasaran dan tertarik dengan percakapan aneh adik-adiknya, namun daripada ikut menyahut dan berakhir mendapat hujatan seperti, 'Kak Abin tidak usah ikut campur! Ini urusan anak kecil!'—Changbin memilih untuk bungkam. Setelah beres mendandani Jeongin, ia lanjut menarik Hyunjin untuk dipakaikan baju selanjutnya.
Si bungsu segera berlari menyusul abangnya yang lain, kemudian ikut mengacak-ngacak isi lemari baju dan menyahut penasaran, "Tapi kenapa Jisungie memilih nama Jiji-Man?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Skijeu Family
FanfictionMenjadi kakak itu luar biasa berat. Namun bahkan sebelum Chan, Minho, ataupun Changbin yakin kalau mereka akan menjadi kakak yang baik, Tuhan tahu-tahu sudah mengirimkan lima malaikat kecil untuk mereka. Ah, tunggu- malaikat... atau malah sebaliknya...