Hai! Chapter ini sampai beberapa chapter ke depan bakal nyambung, kalau rame banyak yang komen & kalian suka, aku bakal update cepet. :P
•••
Pagi-pagi sekali, si trio kakak sudah terbangun sambil mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa untuk nanti pergi dan menginap. Rencananya, hari ini mereka akan pergi ke villa keluarga di Gimpo sampai beberapa hari ke depan. Meskipun perjalanan dari Seoul menuju Gimpo hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam, tetap saja persiapannya cukup repot berhubung ada lima makhluk kecil penuh kejutan yang ikut serta dibawa.
Biasanya, delapan bersaudara ini datang ke villa ditemani Kakek dan Nenek kalau Mama dan Papa masih belum pulang. Tapi berhubung Kakek dan Nenek sedang tidak bisa ikut karena suatu urusan, jadinya hanya mereka sendiri yang pergi ke sana. Kelihatannya membosankan memang, tapi sebenarnya si trio abang punya kejutan lain untuk si lima bungsu nanti di sana. Kira-kira apa, ya?
"Handuknya sudah kakak simpan di rak kamar mandi. Jangan bertanya lagi. Cepat mandi dan bantu kakak bersiap-siap nanti," baru saja Minho dan Changbin keluar dari kamarnya, Chan sudah langsung menerjang dengan titah mutlaknya.
Dih, masih pagi sudah mengomel, Minho mendengus kesal. Tapi ia lebih memilih diam dan mengangguk daripada membalas si kakak. Minho lalu menyahut pada Changbin setelah mengambil handuknya sendiri, "Kamu mandi di kamar mandi lantai dua saja,"
"Ih, tidak bisa!" Changbin membalas sewot, "Aku yang datang duluan ke kamar mandi ini tadi."
"Tidak mau. Air di kamar mandi lantai dua dingin."
"Sama saja, kok?!"
"Tetap tidak mau."
Kemudian terdengar sahutan dari arah dapur, "Changbin, Minho, jangan mulai."
Oke, Changbin mengalah saja.
Sambil menunggu Minho dan Changbin bersiap-siap, Chan memutuskan untuk membangunkan si lima cilik. Perlahan, ia memasuki kamar Hyunjin dimana Seungmin dan Innie juga tertidur di sana. Si sulung kemudian sedikit terkejut saat menemukan adik paling kecilnya sudah terbangun lebih duluan daripada kakak-kakak kecilnya.
"Innie sudah bangun?" sepasang mata bagai rubah itu mengerjap lucu begitu mendapati abang paling tuanya. Dia kemudian terlihat menguap sekali sebelum tangannya terangkat untuk meraih Chan dan langsung merangsek masuk ke dekapannya—membuat yang lebih tua tidak bisa untuk tidak mendaratkan ciuman di pipi buntalan tersebut karena gemas.
"Sudah bangun!" si cilik membeo, tapi setelahnya ia langsung menyandarkan kepalanya di bahu sang kakak sambil mengusap-ngusap matanya.
Chan tertawa lagi, "Tapi Innie masih terlihat mengantuk, tuh." godanya sambil menurunkan adiknya dari gendongannya. Mendengar itu, Innie langsung membalas penuh semangat, "Tapi Innie bangun paling pertama! Pintar, 'kan?" tanyanya bangga.
"Iya, iya, pintarnyaa," Chan ikut antusias dengan pembicaraan si bungsu, "Kalau begitu, Innie sekarang mandi, ya,"
Si kecil mengangguk, "Mau bersama Kak Abin!" balasnya sambil langsung berlari menuju ke kamar mandi di mana kakaknya itu berada. Kemudian Chan langsung terbahak begitu ia mendengar Innie berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi, "Kak Abin! Bukaaaa! Innie mau mandi bersama Kak Abin!"
Membangunkan para buntalan lain pagi ini ternyata tidak membutuhkan usaha yang terlalu sulit. Hyunjin dan Seungmin berhasil terbangun setelah diberi serangan gelitik dan cium pada perutnya masing-masing oleh Chan. Kemudian untuk membangunkan si kembar di kamar lain, Chan hanya butuh menghampiri keduanya, menepuk-nepuk paha adiknya pelan sambil berbisik, "Hei, ayo bangun. Kita akan pergi ke Gimpo, lho!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Skijeu Family
FanfictionMenjadi kakak itu luar biasa berat. Namun bahkan sebelum Chan, Minho, ataupun Changbin yakin kalau mereka akan menjadi kakak yang baik, Tuhan tahu-tahu sudah mengirimkan lima malaikat kecil untuk mereka. Ah, tunggu- malaikat... atau malah sebaliknya...