Jisung merasa aneh malam ini. Padahal kalau dilihat-lihat, keadaan rumah saat ini sama saja seperti malam sebelumnya. Felix duduk di sebelahnya sambil fokus menggambar, begitupun Hyunjin di depannya yang sedang mengerjakan tugas matematikanya dengan kening yang mengkerut—sepertinya kesulitan untuk menjawab soal.
Chan juga sedang duduk di sofa, sibuk memeriksa berkas-berkas yang kelima buntalan itu tidak mengerti. Intinya, berkas itu ada hubungannya dengan pekerjaan si kakak. Entahlah, hanya Chan dan Tuhan yang tahu apa isi berkas-berkas itu. Di sebelah Chan ada Minho yang sedang memangku laptopnya dan sedang mengetik sesuatu yang lagi-lagi, kelima buntalan itu tidak mengerti.
Sementara itu, tak jauh dari mereka ada Changbin yang sedang berguling-guling di atas karpet sambil mendekap si duo bungsu. Berkali-kali si abang juga menciumi perut keduanya dan melayangkan serangan gelitik bergantian—membuat tawa keduanya pecah menggelegar ke seluruh ruangan.
Tak lama setelah Jisung kembali fokus pada pekerjaan rumahnya, Chan tiba-tiba mengusik—memecah fokusnya saat berkata, "Besok Minnie dan Innie tidak perlu ke sekolah, ya. Kakak sudah izin, kok."
Seungmin dan Jeongin yang masih terjebak dalam dekapan Changbin seketika melongo. Keduanya diam sejenak sebelum akhirnya meloncat turun dari dekapan si kakak dengan cepat dan langsung berlari-lari mengitari ruang tengah sambil memekik gembira, "Asik! Besok libur! Besok libur! Woohooo!"
Benar, 'kan? Ada yang aneh. Jisung dan dua saudaranya saling menatap, kemudian beralih menatap Chan tidak terima. "Kenapa hanya Minnie dan Innie? Tidak adil! Jisungie juga ingin libur!"
Seungmin langsung membalas, "Minnie dan Innie 'kan anak baik. Minnie tidak seperti Jisungie, terlalu banyak dosa!" ia menjulurkan lidahnya sebelum kembali berlari-lari girang.
"Kak Chan! Kenapa Lixie tidak libur juga?" protes Felix sambil menatap kakaknya kesal. Rasanya tidak adil, Minnie dan Innie paling jarang mendapat pekerjaan rumah, dan sekarang tiba-tiba kakaknya mengizinkan keduanya untuk libur? Lixie juga ingin!
Chan terkekeh, kemudian menghampiri Felix dan mencubit pipinya, "Bukan apa-apa, kok. Minnie dan Innie hanya akan ke rumah sakit untuk cek kesehatan seperti kalian bulan lalu."
Hah? Apa? Seungmin seketika menghentikan larinya, membuat Innie yang tadinya berlari di belakangnya langsung berhenti mendadak dan berakhir menabrak punggungnya cukup keras. Tapi Seungmin tidak peduli, masalah yang lebih besar sudah menantinya di depan mata. Si kecil itu menatap Chan kebingungan sekaligus ketakutan, lucu. Membuat si kakak gemas sendiri sambil menahan tawanya.
"Asik! Jisungie tidak perlu disuntik! Yaaay!" sekarang Jisung yang tiba-tiba berdiri dan meloncat-loncat girang sambil menjulurkan lidahnya pada Seungmin. Sedetik kemudian Hyunjin dan Felix ikut meloncat-loncat.
"Sekarang siapa yang banyak dosa, hah?"
Seungmin merengut, tidak terima diejek begitu oleh Jisung. "Ih, kalian tidak ingat, ya? Prinsip Setia Saudara! Berarti besok Jisungie, Hyunjin dan Lixie juga harus ikut!"
Felix langsung menggeleng cepat, ikut menggoda si adik, "Tidak mauu, rasakan ituu,"
Hyunjin tidak mau kalah, ia membentuk tangan seolah menjadi jarum suntik dan berujar menakut-nakuti, "Nanti Minnie dan Innie akan bertemu dokter jahat, kemudian disuntik, shuuu—begitu! Iiihh! Seraam!"
Seungmin semakin kesal, matanya berkaca-kaca mau menangis. Dirinya jelas tahu apa yang akan terjadi nanti, sebagaimanapun si kakak akan berbohong dan membujuknya. Berbeda dengan Innie yang tidak mengerti apa-apa, yang si bungsu tahu adalah besok dia tidak akan pergi ke sekolah, libur, asik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skijeu Family
FanfictionMenjadi kakak itu luar biasa berat. Namun bahkan sebelum Chan, Minho, ataupun Changbin yakin kalau mereka akan menjadi kakak yang baik, Tuhan tahu-tahu sudah mengirimkan lima malaikat kecil untuk mereka. Ah, tunggu- malaikat... atau malah sebaliknya...