HAPPY READING
Hari setelah ujian...
Seluruh murid telah keluar dari gerbang sekolah. Merasa sangat lega jika ujian telah berakhir, dan tak perlu berpikir keras lagi.
Dari kejauhan sana, kulambaikan tangan pada sosok lelaki yang berdiri di bawa setapak jalan di tepi kanan-kirinya sejajar dengan pohon oak, serta daun-daunnya banyak yang gugur. Angin siang pun menerpa alun hingga membuat rambut Na Jaemin agak acak-acakan. Udaranya hari ini sungguh dingin.
"Nana!" teriakku girang sambil berlari kecil ke arahnya.
Dia membalikkan tubuhnya ke arahku, serta tersenyum tipis. Kedua tanganku terulur di hadapannya, entah mengapa aku mendadak langsung memeluknya.
"Kangen ya sama aku?" tanya Jaemin menyengir dan membalas pelukanku.
Selang 2 menit, kami saling melepaskan pelukannya. Aku mendongak, menatap wajah Na Jaemin yang tak luput dari senyum manisnya.
Aku tersenyum semringah menatapinya, kemudian lanjut melangkahkan kakiku berjalan lebih dulu.
"Kok aku di tinggal sih?" gerutu Jaemin mengekoriku dan langsung menggandeng tanganku.
"Kalo jalan sama kamu nggak kuat aku."
"Eh, kenapa?" tanya Jaemin bingung.
"Deg deg kan mulu kalo deket kamu," kelakarku, ketawa geli.
Jaemin hanya tersenyum geli mendengarnya. "Gemes ih, aku cubit nih."
Aku langsung melepaskan tautan tangan Jaemin dan berlari kecil saat Jaemin mulai mengejarku. Kami berdua asyik ketawa, bercanda, dan melakukan hal-hal konyol di sepanjang jalan banyak gugur daunnya, sampai-sampai kami berdua setengah berlari, menggantinya berjalan seiringan.
Mendadak Na Jaemin langsung memelukku, mendekapkan wajahnya di sela-sela rambutku. "Semesta itu indah, ya? Memberi kehangatan cinta di musim gugur ini," bisiknya, mendengus geli.
Mendengar kalimat Jaemin, aku jadi tersenyum geli. Kami berdua saling berpelukan dan merasakan kehangatan dalam lubuk hati masing-masing.
Ulu hatiku begitu menghangat berada di sisi Na Jaemin.
"Aku bahagia bersamamu. Terima kasih telah memberiku kehangatan di musim gugur yang terindah ini."
Jaemin terhenyak saat mendengar kalimatku. Ia mengeratkan pelukannya padaku. Derauan napas berat Jaemin terdengar sejuk di telingaku.
"Jaemin."
Kami berdua tersentak dan langsung melepaskan pelukannya masing-masing. Tatapan kami menoleh ke depan.
Ternyata itu Lee Jeno, raut wajahnya tampak murung sekali memandang kami berdua. Entahlah kenapa.
Haish, kenapa laki-laki ini datang kemari? Selalu saja ada yang mengganggu waktuku bersama Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story (END)
Fanfiction[TAHAP REVISI] ❝Pernah dekat, tapi dia tak menyukaiku. Padahal, aku mencintainya❞ - Jaemin ❝Dia laki-laki yang aneh, tapi aku penasaran dengannya❞ - Nara Lelaki dengan sejuta senyum manisnya yang tak pernah luput dari wajahnya. Bisaku bilang dia itu...