24. Share a Story

291 159 4
                                    

❝Tetaplah hidup, walaupun merasa terbebani❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Tetaplah hidup, walaupun merasa terbebani❞

- Na Jaemin

HAPPY READING





"Sudah dikerjakan tugas matematikanya?"

"SUDAH!!!" jawab murid satu kelas serentak.

"Siapa yang belum kerjakan, angkat tangan."

Demi Tuhan! Kenapa aku bisa lupa kalau hari ini ada tugas matematika. Sempat tercekat aku melihat buku tugasku yang masih kosong, hanya soal saja, belum ada jawaban sama sekali. Sial.

"Tidak ada yang angkat tangan? Mau saya cek satu persatu tugas kalian?" tanya pak Chanyeol yang berdiri tegak di hadapan murid-muridnya sembari melipat kedua tangannya.

"S-saya, pak." Aku mengangkat tangan dengan rasa ragu.

Teman sekelas menoleh ke arahku, termasuk Jaemin yang duduk di sampingku. Pasti dia heran padaku, yang biasanya dianggap pintar dan rajin, tapi tumben tidak mengerjakan tugas dari guru yang galak, khususnya pak Chanyeol.

"Tugas sudah berapa lama belum dikerjakan? Keluar," suruhnya dengan nada dingin seraya jari telunjuknya mengarah ke pintu.

Aku menunduk pasrah, tak berani bertatap muka dengan pak Chanyeol. Guru matematika yang paling galak.

"Anak baru udah malas nggak ngerjain pr."

"Hyunjin, diam. Mau saya suruh keluar juga?"

Hyunjin terbeliak ketika mendengar kalimat pak Chanyeol yang menuntut "Ya, jangan, dong! Saya kan sudah ngerjain pr, masa disuruh keluar juga?"

"Iya, makanya diam," peringatnya, "Nara, selesaikan tugasmu dulu di luar."

"Iya, pak," jawabku dengan kepala yang masih tertunduk. Kemudian, aku bangkit berdiri, dan membawa buku tugasku, serta bolpoin.

"Semangat," ucap Jaemin pelan, menatapku dengan senyum manisnya. Tangan kanannya sudah terkepal, menandakan bahwa ia memberi semangat padaku.

Aku hanya tersenyum tipis padanya, kemudian mengayunkan kakiku pergi keluar kelas. Ini baru pertama kalinya aku tidak mengerjakan tugas sekolah. Huft, apa aku terlalu banyak pikiran? Tentang kejadian orang tuaku yang selalu saja bertengkar sehingga aku lupa dengan kegiatan belajar.

Aku berjalan mencari tempat duduk di taman belakang sekolah. Ya, sepertinya suasananya menenangkan. Tidak ada yang mengusik, hanya saja ada suara burung yang berkicauan di atas pohon, tapi tidak masalah.

Ah! Aku tidak mengerti dengan rumus matematika. Soal ini terlalu sulit. Entahlah, hari-hari ini otakku sulit untuk dibuat berpikir. Menghela napas panjang, aku memandang lesu rumput hijau yang bergoyang di depan karena desiran angin yang berembus pelan. Menatap hampa rumput-rumput hijau sembari jari-jariku hanya memainkan bolpoin.

Our Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang