Sepanjang hari itu, Yeri terus memikirkan perkataan pria tua itu. Kalau dipikir secara logika itu semua tidak mungkin terjadi. Ini semua hanya kebetulan iya hanya kebetulan.
Namun jika dipikirkan lagi mana ada kebetulan yang terus berulang? Sebelumnya Yeri pamit untuk pergi ke kuil ingin mendoakan Hangyul namun tanpa sadar kakinya membawa ke pemakaman.
"Kenapa aku kemari?" Yeri hendak berbalik namun rasanya ia juga penasaran apa yang dikatakan pria tua itu. "Tidak ada salahnya mengikuti perkataan kakek itu kan?"
Dengan langkah pelan Yeri memasuki pemakaman itu. Anjing yang menggonggong saling menyahut seakan menyambut kedatangan Yeri. Bulu kuduk Yeri berdiri seketika. Selangkah demi selangkah ia melihat makam Jihoon lalu melewatinya dan menuju makam Jungkook,suaminya.
"Jungkook" Yeri berjongkok mengusap rumput yang menutupi makam suaminya itu. Ia tidak tau harus bagaimana saat ini. Maka dari itu, Ia hanya terdiam dengan tangannya yang terus meraba makam Jungkook. Ia menunggu Jungkook datang. Memunculkan diri dengan sendirinya.
Namun, tanpa sadar sudah setengah jam Yeri hanya terdiam. dan ia baru sadar betapa bodohnya mempercayai perkataan pria tua itu.
Helaan nafas keluar dari bibir Yeri. "Tadi aku bertemu dengan seorang kakek. Apa kau tau yang dikatakannya? Sungguh aku sangat bodoh mempercayainya."
"Yang dikatakan kakek itu bohong kan?"
"Itu benar sayang"
Yeri terkejut. Benar-benar terkejut. Sampai-sampai ia terjungkal ke belakang. Saat ini tepat didepan matanya ada suaminya yang menggunakan pakaian yang terakhir ia gunakan. Yeri ingat betul.
"Ju-jungkook? Kau kah itu?"
"Iya ini aku suamimu, Yeri."
Jungkooknya masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah. "Aku merindukanmu"
Mata Yeri berkaca-kaca. Ia juga sangat merindukan suaminya itu. Ia berdiri ingin memeluk suaminya itu, semakin mendekat ia melihat sesuatu. Ternyata dibelakang Jungkook ada seseorang yang berdiri menunduk. Sepertinya Yeri mengenal orang itu. Itu seperti.....
"Jihoon?" Dan benar saja. Merasa terpanggil orang itu menatap Yeri. Namun tatapannya sangat dingin. Tidak ada lagi senyuman cerah yang biasanya Yeri lihat ketika bersamanya.
Wajahnya pucat. Pakaiannya juga masih sama menggenakan jas yang Yeri pilihkan untuk pernikahan mereka. Pandangan Yeri menurun melihat pada bagian perut Jihoon terdapat rantai besi yang tertancap dan itu menyambung ke punggung Jungkook. Hal itu membuat Yeri menutup mulutnya tak percaya.
Seketika ia mengingat perkataan pria tua itu. Jadi semua yang dikatakan kakek itu benar? Jungkook sengaja mengikat Jihoon agar tidak jadi menikahinya?
Yeri kembali menatap Jungkook yang masih setia menatapnya dengan lembut dan teduh. Sama seperti dulu.
"Ju-jungkook kenapa a-ada Jihoon dibelakangmu?" Dengan gemetar Yeri memberanikan diri bertanya pada Jungkook.
Bisa dilihat perubahan raut wajah Jungkook menjadi menatap tajam Yeri. "Ini semua karena dia sendiri! Dia dengan lancang ingin menggantikan diriku menjadi suami mu Yeri!"
"Tapi kenapa jung? Kenapa kau melakukan itu?"
Tatapan Jungkook semakin tajam seolah ingin membunuh Yeri. "Karena aku mencintai mu! Apa kau lupa dulu semasih aku hidup, aku berjanji akan selalu mencintaimu sampai mati Yeri! Dan kini aku sudah menetapi janjiku! Seharusnya kau senang sayang. Aku sudah membebaskannya" Jelas Jungkook sambil menunjuk Jihoon dibelakangnya yang menunduk seperti orang yang tak sadar akan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLYERI
FanfictionBosan? Anda butuh hiburan? Baca aja ini, siap-siap oleng disetiap chapternya! Semoga suka!♡