CUEK

1.1K 103 14
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 5 sore, tetapi gadis cantik dengan rok abu dan atasan kaos putih polos masih bergulat dengan sekumpulan pernak pernik warna-warni.

"Yer ini udah sore banget gak mau dilanjut besok?" Tanya seorang temannya yang sepertinya mulai merasa lelah dan ingin segera pulang.

Yeri ikut melirik jam dinding yang ada disana. Benar ini sudah sangat sore, ia tidak menyadari karena terlalu asik dengan tugasnya. "Ini gue udah hampir selesai sih."

"Udah Yer lanjut besok aja ya? Kasian anak yang lain keliatannya udah capek banget" Mina salah satu teman Yeri ikut menyarankan Yeri untuk pulang saja.

Yeri menghela nafasnya. Benar juga. Ia tidak bisa memaksa semua anggotanya untuk tetap bekerja. "Huft oke"

"Semuanya berhubung ini udah sore, kita kerjanya sampai sini aja. Besok kita lanjut lagi. Oke?"

"OKE!" Jawab yang lainnya serempak.

"Yer balik sama siapa? Dijemput cowok lo?" Tanya Mina yang sudah siap pulang dengan helm yang sudah ada ditangannya.

Yeri menggeleng. "Belum tau. Lo kan tau sendiri."

Mina tersenyum miris. Ia tidak habis pikir dengan temannya satu ini yang masih mau bertahan dengan pria seperti itu. "Kalau gitu mau balik sama gue gak?"

"Lain kali aja deh." Tolak Yeri yang tidak ingin merepotkan Mina.

"Ya udah deh. Gue duluan ya. Bye yer!"
Yeri melambaikan tangannya ke Mina sambil tersenyum. Ia merasa bersyukur masih mempunyai teman sebaik Mina.

Melihat Mina sudah pergi dengan motornya, Yeri mengambil ponselnya. Ia tersenyum menatap wallpaper ponselnya. Disana ada dirinya yang tersenyum cerah dengan satu tangannya memeluk lengan kecil kekasihnya yang juga menatap kamera namun tanpa senyuman. Sangat berbeda dengan dirinya.

Hari ini sangat melelahkan dan ia ingin menghabiskan waktu dengan kekasihnya. Tapi apa mungkin bisa?

Kamu sibuk?

Tertera centang dua disana. Yeri harap pacarnya itu memberi respon yang cepat. Dan benar saja tanpa menunggu semenit chatnya sudah terbalas.

ya

Hanya itu balasannya. Yeri menghela nafasnya. Ini memang sudah biasa kan? Ayolah harusnya ia sudah terbiasa. Mengharapkan sesuatu yang tidak akan mungkin terjadi.

Oh ya udah

Yeri juga tidak ingin memperpanjang. Biar sudah hubungannya seperti ini. Ia hanya ingin kekasihnya itu merasa nyaman dengannya.

Baru saja ia ingin close chat dengan kekasihnya,tapi melihat kekasihnya itu sedang mengetik membuatnya mengurungkan niatnya.

Dimna?

Tanpa berpikir panjang Yeri segera membalas.

Dirumah

Sekali lagi. Yeri tidak ingin membuat kekasihnya tidak nyaman karena merasa Yeri mengganggu kegiatannya.

Jujur

Yeri mengerjit. Ia menatap sekelilingnya. Curiga kalau kekasihnya ada disana. Tapi ternyata tidak.

Mana mungkin dia disini.

"Kenapa bohong?"

"ASTAGA!"

"Ba-bae?" Yeri terkejut dengan kehadiran kekasihnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ba-bae?" Yeri terkejut dengan kehadiran kekasihnya itu. "Kamu kok bisa disini?"

"Jawab pertanyaan tadi" Ketus kekasihnya Baejin,membuat Yeri menunduk.

"Aku bohong karena gak mau ngeganggu waktu kamu."

"Aku udah dari tadi disini. Ngebuang banyak waktu aku yang penting"

Yeri mendongak, menatap Baejin dengan tatapan bersalah. Ia semakin tidak enak membuat Baejin menunggu.
"Maaf" Cicit Yeri yang kembali menunduk.

Baejin menghela nafasnya. Dengan perlahan ia meraih dagu Yeri memaksanya untuk menatap dirinya.

"Capek?"

"Uh?"

Sedetik kemudian kepala Yeri sudah menempel dengan dada bidang Baejin. "Curahin semuanya. Sekarang ada aku"

Yeri masih terdiam. Ia masih terkejut dengan perlakuan Baejin seperti ini.
Ia memejamkan matanya mungkin ini mimpi dan ia akan terbangun ketika matanya kembali terbuka.

Ia kembali membuka matanya, ternyata ini semua nyata. Baejin kekasihnya memeluknya dengan hangat.

"Aku tau aku selalu nyakitin kamu" Kata Baejin yang masih mengelus rambut Yeri.

Yeri yang awalnya terharu menjadi menangis mengingat semua yang telah ia lalui. Mengeluarkan semuanya yang selama ini ia pendam dalam bentuk tangisannya. Pelukannya semakin mengerat seiring dengan semakin derasnya air mata yang keluar.

Baejin hanya diam, membiarkan dadanya basah. Mendengarkan tangis kekasihnya yang membuatnya sadar.

Semua itu karena dirinya.

Tangan Baejin pun tidak diam. Ia dengan lembut menepuk punggung Yeri memberinya ketenangan.

Hanya dengan ini, Baejin harap yeri tau kalau ia sangat mencintainya lebih dari apapun.

Dengan Baejin seperti ini sudah membuat Yeri sangat bersyukur. Bersyukur memiliki kekasih seperti Baejin yang dibalik sikap cueknya, ia tetap peduli dengan Yeri.

. . . . . . .

Aku sih kapal ini dari book lain😅

Ternyata mereka gemes juga hehe emang ya dasar si teteh Yeri mau diship sama siapapun pasti cocok aja atuh.

Jadi penasaran siapa doinya teteh yang sebenernya🙄

ONLYERITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang