Yeri dengan seragam putih abunya berdiri didepan sekolahnya yang sudah mulai sepi.
Ia kini tengah menunggu seseorang menjemputnya, namun entah sudah berapa kendaraan yang lewat didepan Yeri tidak ada tanda-tanda orang itu datang. Ia sudah merasa bosan sekarang.
"Masih lama ya?" Gumam Yeri yang sudah mulai lelah berdiri menunggu orang itu.
"Yeri?"
"Eh kak Dejun"
"Kamu kok belum pulang?" Tanya Dejun.
"Ini lagi nunggu jemputan kak" Yeri menampilkan senyum terbaiknya didepan kakak kelasnya ini. "Kakak baru selesai rapat osis ya?"
Dejun mengangguk lalu ia melihat jam tangannya. "Udah sore nih, masih lama nunggu jemputannya?"
Yeri juga ikut melihat jam ditangannya. Dan benar ini sudah sore. Jadi sudah lebih dari dua jam ia menunggu. Yeri menghela nafasnya. "Aku nunggu aja kak"
"Tapi ini udah sore Yeri, bahaya kalau kamu sendiri disini. Pulang sama aku ya?"
Yeri bingung. Disatu sisi orang itu bilang Yeri harus menunggu karena dia akan menyemputnya tapi sampai saat ini orang itu belum datang juga. Dan saat ini Dejun datang menawarkan tumpangan untuk pulang bersama.
Sepertinya opsi kedua tidak ada salahnya Yeri menerima itu.
"Emm ya udah deh kak, aku pulang sama kak Dej—
"Dia pulang dengan saya"
(Jemputnya pake pesawat. Wkwkwk canda pesawat)
"Maaf buat kamu nunggu" Yeri menggangguk sambil tersenyum bahagia melihatnya.
"Mas kun"
Orang itu Kun. Kun yang sudah membuat Yeri rela menunggu di sekolah sampai sore begini hanya untuk dirinya.
"Terima kasih sudah menemaninya, dia akan pulang dengan saya" kata Kun yang dengan tulus mengucapkan terima kasih ke Dejun.
Tetapi berbeda dengan Dejun. Ia tidak terima. Sudah lama ia menantikan moment pulang bersama dengan Yeri namun itu semua buyar karena seorang Kun.
"Jadi lo yang bikin Yeri belum pulang sampai jam segini?" Kun menaikan alisnya sebelah mendengar pertanyaan sarkas dari Dejun.
"Iya benar."
"Yeri kamu duluan ke mobil ya? Saya masih ada urusan disini"
"Tapi mas–
"Sekarang Yeri" Kalau sudah begini Yeri tidak bisa membantah. Sebelum menuju ke mobil Kun, ia sempat beradu tatap dengan Dejun namun dengan cepat ia mengalihkan pandangannya lalu pergi meninggalkan kedua pria itu.
"Saya tau kamu menyukai Yeri"
"Yeri pantas dapet yang lebih baik dari lo!"
"Tapi dia yang memilih untuk terus bersama saya" Balas Kun dengan tersenyum kecil. "Jangan mencoba merebut gadis kecil saya. Karena itu tidak akan bisa kamu lakukan dengan mudah."
"Lebih baik kamu mundur sekarang daripada nanti kamu akan sakit hati melihat kebahagian Yeri yang selalu dengan saya" Lanjut Kun yang setelah itu meninggalkan Dejun dengan tangan terkepal penuh emosi.
Didalam mobil, Yeri duduk dengan gelisah memikirkan apa yang terjadi antara Kun dan Dejun.
"Semoga mereka tidak akan terlibat masalah" Doa Yeri yang ditutup dengan bunyi pintu mobil yang terbuka.
"Mas kun"
Orang yang dipanggil pun hanya diam tidak ada niat untuk menjawab.
Tapi Yeri sudah kebal diperlakukan seperti itu.
"Mas gak berantem kan sama Kak Dejun?" Tanya Yeri sambil memperhatikan wajah Kun. "Gak ada lebam, syukur deh"
"Lagian salah mas sih! Mas datengnya telat banget sampai Yeri bosen nunggunya. Terus ada kak Dejun yang ngajak Yeri pulang. Yeri mikir daripada Yeri nunggu mas jemput tapi gak tau kapan jemputnya mending Yeri milih pulang bareng kak Dejun. Lumayan juga irit biaya trans—
"Sudah bicaranya?" Potong Kun
Spontan Yeri manyun. Masih kesal dengan Kun.
"Maaf saya terlambat menjemput kamu karena ada hal penting dikantor" Jelas Kun yang berharap Yeri mengerti.
"Kalau lagi sibuk bilang mas. Yeri kan bisa pulang bareng temen."
"Sama dejun misalnya." Lanjut Yeri sambil menoleh ke arah Kun.
Chuuuup
Matanya membulat. Mas kun mengecup bibirnya!!!
"Saya ini pacar kamu. Jadi sah saja kalau saya tidak suka lihat kamu dekat dengan pria lain."
"Jangan dekat dengan dia lagi. Jujur Saya tidak suka."
Chuup
"Sudah jangan marah lagi ya? Saya sudah beli bahan buat masak hari ini. Ke rumah saya dulu ya? Saya bakal masak hari ini. Kamu cukup duduk sambil lihat saya masak saja"
"I-iya" jawab Yeri gugup.
Dengan lembut Kun mengusap puncak kepala Yeri membuatnya merasa sangat nyaman. "Good Girl. Kamu tau? Saya jadi makin cinta sama kamu habis liat saingan saya yang lumayan tampan itu."
Jadi sudah jelas kan kenapa Yeri masih betah dengan Mas Kun?
. . . . . . . . .
Siapapun bias aku di nct tapi tetep kun jadi calon suami idamanku😌👍
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLYERI
FanficBosan? Anda butuh hiburan? Baca aja ini, siap-siap oleng disetiap chapternya! Semoga suka!♡