Mungkin bagi sebagian orang menikah diusia yang masih muda dianggap keren karena dengan menikah muda maka secara otomatis akan menghindari kegiatan yang tidak-tidak.
Nikah muda sah-sah saja namun hal itu harus dibarengi dengan kesiapan mental, fisik dan tentu saja materi yang memenuhi dari pasangan yang ingin berumah tangga. Jika pernikahan dilakukan tanpa persiapan itu sama saja seperti mengundang kesengsaraan.
Seperti Yeriana Dewi.
Saat itu ia baru berusia 18 tahun, baru saja lulus SMA namun saat itu tanpa berpikir panjang tentang masa depannya, ia hanya memikirkan cintanya saja, ia dengan tekadnya yang bulat mengambil keputusan menikah muda dengan kekasihnya yang saat itu berusia 20 tahun.
Ia pikir dengan menikah muda ia dan suaminya itu akan bisa meraih mimpi mereka bersama-sama.
Tapi nyatanya?
Itu semua salah
Banyak resiko yang akan menanti mereka di masa depan.
Bulan pertama masih mereka lewati dengan penuh cinta. Saling mengecup bibir di pagi hari. Masih sangat romantis. Bulan kedua pun masih sama. Dan bulan ketiga pun terasa seperti bulan paling bahagia bagi mereka karena saat itu Yeri sudah hamil.
Namun kebahagiaan itu harus berakhir karena bulan ke empat Yeri mengalami keguguran. Dengan berat hati mereka harus mengikhlaskan kepergian calon bayi mereka.
Kesedihan mereka harus bertambah saat dokter mengatakan kalau Yeri memiliki kesempatan kecil untuk hamil lagi mengingat ia mengalami pendarahan cukup parah di usianya yang masih muda.
Walaupun masih muda tapi Yeri saat itu merasa benar-benar terpukul dengan nasibnya. Untung saja ia memiliki suami yang pengertian dan tidak pernah mempermasalahkan itu.
"Kita usaha bareng-bareng ya" begitu katanya.
Sehingga tak terasa mereka telah melewati 5 tahun pernikahaannya namun belum ada tanda-tanda Yeri hamil. Desas desus tetangga yang nyinyir tentang kesuburan Yeri mulai menganggunya.
Bahkan kini keluarga suaminya ikut menyudutkannya yang merasa malu karena di usia mereka yang sudah tua belum juga ada cucu yang duduk dipangkuan mereka.
Dan kini Yeri sudah mengambil keputusan yang sudah ia pikir matang-matang. Ia harus melakukan ini demi masa depan suaminya.
"Mas"
Orang yang merasa terpanggil pun mendongak. Menatap Yeri dengan tatapan tajamnya namun itu semua berlawanan dengan tingkahnya. "Kenapa?"
"Aku mau bilang sesuatu."
"Aku udah pikirin ini semuanya" Yeri menatap lurus ke arah suaminya. "Aku pikir kita harus pisah mas"
Suaminya terdiam menatapnya membuat suasana menjadi tegang."Aku sadar diri dengan kondisi aku yang gak akan bisa buat kamu bahagia mas" Lanjut Yeri yang ingin suaminya mengerti dengan keputusannya.
"Mas Taeyong?"
"Kamu kira setelah kita pisah mas bakal bahagia?" Akhirnya suaminya bersuara setelah beberapa menit hanya memandanginya dengan tatapan yang sulit Yeri artikan.
"Iya mas" Dengan senyum tipis Yeri mengangguk. "Mas pasti akan bahagia karena mas akan merasakan kehadiran buah hati di rumah ini mas"
Taeyong dengan cepat menggeleng tak suka. "Enggak! Walaupun mas bakal punya anak sama orang lain tapi rasa bahagia mas gak akan lengkap kalau itu bukan kamu Yer. Mas cuma mau kamu gak ada yang lain"
Taeyong menggenggam lalu mengelus lembut tangan mungil istrinya itu. "Dengar yeri, mas memang menginginkan anak. Tapi mas sadar kalau itu belum rezeki untuk kita berdua. Dan saat ini mas hanya butuh kamu. Bukan orang lain"
Mata Yeri berkaca-kaca begitu terharu mendengar tutur suaminya yang masih setia walaupun ada kekurangan besar ada dalam diri Yeri.
"Lagipula kita sudah berusaha tinggal menunggu waktu saja. Jika tidak diberikan maka ikhlaskan mungkin tuhan belum mempercayai kita untuk mempunyai anak" Lanjut Taeyong yang membuat Yeri terisak.
"Maaf. Maafin aku mas." Taeyong menarik yeri ke pelukannya. Membelai lembut rambut pendek istrinya itu yang Taeyong bisa tebak Yeri memotong rambutnya karena depresi dengan keadaannya saat ini.
"Sudah jangan nangis. Setau mas kamu itu gak cengeng loh"
"Lain kali jangan minta pisah lagi. Kamu sama saja sudah membuat mas berbuat dosa karena mengingkar janji mas sama tuhan"
Yeri mendongak dengan mata yang masih basah karena menangis. "Janji apa mas?"
"Janji untuk selalu bersama kamu sampai mati."
Taeyong melonggarkan pelukannya, lalu mengusap pipi basah Yeri. "Ingat Yeri, mas gak mau denger kamu bahas ini lagi. Sudah dari awal mas memilih kamu menjadi pendamping hidup mas maka tidak ada orang lain yang bisa jadi pendamping hidup mas lagi."
"Tapi mas, ibu sangat meng—
"Mas tau, mas akan menjelaskannya ke ibu. Jangan pikirin itu lagi Yeri."
Tanpa Yeri duga, Taeyong menggendongnya yang secara spontan tangannya meraih leher suaminya itu.
"Sudah malam. Ayo tidur. Kita perlu banyak usaha."
Yeri tersenyum mendengar perkataan suaminya. Dan makin tersenyum saat merasakan bibir Taeyong mengecup dahinya dengan lembut.
"Mas berdoa semoga malam ini membuahkan hasil ya"
. . . . . . . . . .
Mari kita doakan semoga ada babynya hehehe
Menurut kalian kalau sama idol atau aktor yang 30an nih, Yeri cocok sama siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLYERI
FanfictionBosan? Anda butuh hiburan? Baca aja ini, siap-siap oleng disetiap chapternya! Semoga suka!♡