"Makasi ya pak" Yeri memberikan uang berwarna ungu dua lembar ke ojek online yang mengantarnya.
Setelah mendapatkan kembaliannya, Yeri bergegas masuk ke rumah.
"Ma?"
"Aduh Yeri,maaf banget ya kalau repotin kamu. Tuh anak emang bisanya ngerepotin mulu"
Yeri tersenyum menanggapi ocehan wanita yang seumuran dengan ibunya ini. "Gpp kok ma."
"Ya udah ini buburnya udah mama buatin, terus ini obatnya." Wanita itu menyerahkan nampan yang diatasnya sudah ada semangkuk bubur,segelas air hangat dan juga beberapa butir obat.
Terlihat sekali kalau wanita itu buru-buru. "Ya udah Yer. Mama pergi dulu ya. Titip anak mama. Kalau dia nakal potong aja anunya! Jangan disisain!"
Sambil melambaikan tangannya, Yeri masih terkekeh mendengar apa yang dikatakan calon mertuanya itu.
Setelah memastikan calon mertuanya sudah pergi. Raut wajah Yeri langsung berubah.
Segera ia menuju ke lantai atas. Sampai didepan kamar yang ia tuju, tanpa mengetuk ia langsung masuk.
Yang pertama kali ia lihat seseorang yang berbaring dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Yeri mendecak. Ia menyibak selimut itu membuat orang yang berada dalam selimut itu terkejut tapi detik berikutnya ia tersenyum.
"Udah sakit masih aja bisa senyum!""Gimana gak senyum kalau pacar aku sendiri yang jenguk" Balasnya yang membuat pipi Yeri bersemu merah.
"Jaemin!"
Jaemin dengan wajah pucatnya terkekeh melihat kekasihnya yang salah tingkah.
"Mama udah buatin kamu bubur. Dimakan ya?" Yeri menyodorkan mangkuk bubur itu kehadapan Jaemin.
Namun bukannya mengambil bubur itu. Jaemin malah menggeleng. "Gak mau kalau enggak disuapin"
Sudah bisa Yeri tebak kekasihnya ini pasti akan manja sekali saat sakit. "Duduk dulu biar enak makannya"
Jaemin mengikuti perintah Yeri. Ia segera duduk dengan bantal yang ia jadikan sandaran.
"Aaaaa" Jaemin sudah semangat membuka mulutnya padahal Yeri aja belum ngambil sesendok bubur.
"Kamu sakit beneran apa boongan sih? Biasanya orang sakit tuh gak doyan makan. Eh ini malah semangat makan" Tanya Yeri sambil menyuapi Jaemin.
Satu suap sukses masuk ke mulut Jaemin. Dengan segera ia menelannya. "Aku sakit beneran tau!" Balasnya sambil menaruh telapak tangan Yeri di dahinya.
Benar. Panas.
"Aku semangat makan ya karena kakak yang nyuapin aku" Lanjutnya lagi.
"Haechan bilang kamu kemarin nganter Lia pulang sambil hujan-hujanan. Bener?" Tanya Yeri disela kegiatannya menyuapi Jaemin.
Mendadak bubur dimulut Jaemin susah ditelan. "Hehehe cuma nganter kok kakak sayang gak lebih"
Tolong ingatkan Jaemin habis ini dia harus memberi Haechan pelajaran! Punya temen kok mulutnya lemes amat!
"Tapi karena ini kamu sakit kan? Mana dia? Kenapa gak kesini? Kenapa malah aku yang kesini?" Tanya Yeri dengan santai tapi itu terlihat jelas di Jaemin kalau pacarnya ini ada amarah yang membara didalamnya.
"Kak aku cuma murni nganterin dia karena kasian dia gak ada yang jemput. Sumpah aku gak ada niatan buat modus kak!"
"Kalian hidup dijaman apa sih? Banyak ojek online sekarang Jae. Heran deh"
"Udah deh ah kamu urus diri kamu sendiri! Aku mau kerja!" Yeri jadi kesal sendiri. Ia menaruh mangkuk buburnya dengan kesal. Ia berdiri mengambil tasnya namun ditahan Jaemin.
"Biar aku yang anter kak!"
"Gak! Aku udah ngechat orang buat jemput"
"Siapa?"
"Mas taeil" Jaemin melotot. Gak! Ini gak boleh!
"Kak?! Itu mas taeil loh! Mantan tunangan kakak! Kenapa malah minta dijemput sama dia sih?"
"GAK AKAN AKU BIARIN MAS TAEIL NGEREBUT KAKAK LAGI!" Jaemin menarik Yeri hingga terjatuh ditempat tidur Jaemin. Dengan cepat Jaemin memeluk Yeri dan menutupi seluruh tubuh mereka dengan selimut.
"JAEMIN KAMU APA-APAAN SIH?! LEPAS GAK? AKU MAU KERJA!"
"Gak! Kakak gak boleh kerja hari ini!"
"JAEMIN!!"
"Iya sayang?"
"Ahh jae......"
Sementara itu Taeil sudah didepan rumah Jaemin. Awalnya ia merasa heran kenapa Yeri memintanya untuk jemput. Tapi ia membuang rasa herannya itu karena untuk saat ini ia akan kembali berangkat bersama mantannya.
Mantan terindah.
Taeil sudah chat Yeri tapi tak kunjung ada balasan. Ia pun memilih menelfonnya.
"Hallo yer? Ini mas sudah ada didepa—
"Jaemin ahh"
"Yer? Hallo yer?"
"Nghhh ahhh"
"Sepertinya kamu bahagia sama dia yer. Mas seneng lihatnya. Mas pergi ya. Nanti mas absenin ke bos."
Taeil meremas ponselnya dengan kesal ia menendang ban mobilnya. "Gue kalah sama anak kuliahan!"
. . . . . . . . . .
Jangan dibayangin ya. Aku gak tau kenapa malah akhirnya kek gini wkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLYERI
FanfictionBosan? Anda butuh hiburan? Baca aja ini, siap-siap oleng disetiap chapternya! Semoga suka!♡