Ada yang masih nungguin gak?
Maaf ya lama, akhir-akhir ini aku gtw mau tulis apa.
Tapi sebagai permintaan maaf aku double update deh!
Semoga suka ya!❤
. . . . . . . .
Mataku terbuka yang pertama kali aku lihat adalah seseorang yang membelakangiku.
Aku meringis merasakan sakit pada kedua tangan dan kakiku. Ketika aku menunduk aku baru menyadari tangan dan kakiku terikat dengan erat aku yakin ini akan meninggalkan bekas.
"Jungkook?"
"Kau sudah sadar Yerim?"Dia mendekati ku dengan tatapan yang tajam menusuk. Aku menunduk menghindari tatapannya yang menakutkan itu. Aku melihat sepasang kakinya sudah ada tepat didepanku.
"Tatap aku Yerim"
Aku menggeleng. Aku tidak mau menatapnya! Tapi Jungkook tetap memaksaku menarik daguku dengan paksa sehingga aku menjadi mendongak menatapnya.
PLAK
Kepalaku terhuyung ke kiri karena tamparan keras yang Jungkook berikan di pipi sebelah kananku. "Bagaimana rasanya?"
Bahuku dicengkram dengan kuat olehnya. Aku ketakutan sangat ketakutan bahkan tubuhku ikut bergetar merasakannya.
PLAK
untuk kedua kalinya aku ditampar kembali. "JAWAB AKU YERIM!"
"Ma-maaf. Maafkan aku Jungkook"
Jungkook mengelus lembut rambutku tapi seketika dengan kencang ia menjambak rambutku dengan kuat. Kepalaku sampai ikut tertarik ke belakang. Ia mendekatkan wajahnya.
"Sudah berapa kali kau mengatakan maaf Yerim?" Bisik Jungkook tepat disebelah telingaku. "Jangan pernah melakukan itu lagi ya?"
Dengan cepat aku mengangguk. Memejamkan mata menahan semua sakit ini. Aku tidak ingin ia kembali menyiksaku. Jungkook tersenyum miring. Ia berjongkok melepas ikatan dikedua kaki lalu beralih ke kedua tanganku.
Lagi kedua bahuku dicengkram dengan kuat olehnya memaksaku untuk berdiri. "Jadilah kekasih yang baik, Yerim. Kau tau kan kalau aku tidak suka dibantah?"
Ia menarikku ke pelukannya. Memelukku dengan erat. Sangat erat. Sampai aku merasakan sakit dibagian punggungku karena tekanan dari kedua tangannya. "Kau tidak mau bertanya bagaimana nasib pria itu?"
Aku menggeleng. Aku tau nasibnya. Sangat tau.
"Dia sudah dimakamkan. Sudah berapa orang yang harus mati karena mu Yerim?"
"Walaupun dia hanya temanmu. Kalau aku bilang tidak suka. Jauhilah."
Dadaku sangat sesak. Mengingat kembali mereka yang mati ditangan Jungkook karena ingin membantu diriku untuk terbebas dari Jungkook.
"Pipimu merah. Apa aku terlalu pelan menamparmu?" Tanyanya sambil menatapku kembali dengan kedua tangannya yang menangkup pipiku.
"Cu-cukup Jungkook. Aku tidak mau lagi. Ti-tidak"
Jungkook tersenyum miring. "Kalau tidak ingin aku siksa lagi. Menurutlah. Jangan membantahku Yerim"
Aku mengangguk kembali. Beginilah aku. Yang terikat hubungan dengan Jungkook pria tampan yang menjadi pujaan semua wanita tanpa mereka tau jati diri Jungkook sebenarnya.
Semua orang hanya melihat hubunganku dengan Jungkook yang terlihat begitu kompak, romantis tanpa mereka tau bahwa aku seringkali tersiksa karenanya, terluka karenanya.
Sejak pertama kali Jungkook menyiksaku. Aku langsung meminta putus. Tapi ternyata tidak semudah itu. Ia malah semakin mengikatku. Tidak membiarkan ku pergi. Dan kini aku masih bersamanya dengan sejuta luka ditubuhku karena dirinya.
Dia, pria barwajah malaikat berhati monster.
"Aku mencintaimu Yerim"
Dia, Jungkook Kekasihku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLYERI
FanfictionBosan? Anda butuh hiburan? Baca aja ini, siap-siap oleng disetiap chapternya! Semoga suka!♡