9 Januari 2016
Snape kini sedang duduk di rumah pohon sambil membaca buku yang ia pinjam dari perpustakaan pribadi Olivia, hari ini langit cerah tak seperti biasanya walau Snape yakin itu tak akan bertahan lama.
"Seveinstein!" panggil Olivia yang ternyata sudah berdiri di sampingnya.
Snape bangkit, "ha-hai!!" sapa Snape, "kau sudah lama tak kemarin," ucap Snape sedikit gugup. Entahlah kenapa ia bisa gugup sepeti ini.
"Ah! Aku harus berlatih keras untuk kompetisi final piano lusa. Jadi, aku tak sempat ke sini," ucap Olivia dengan wajah menyesal, "maaf."
Snape terkejut karena tiba-tiba Olivia memegang tangannya, jantungnya berdegup dua kali lebih cepat dari yang seharusnya.
"Tak perlu minta maaf," kata Snape berusaha menetralkan detak jantungnya.
"Ya! Kau benar. Lagipula hari ini ulang tahunmu!!" pekik Olivia semangat lalu mengeluarkan sebuah buku dari belakang tubuhnya yang Snape tak sadari sedari tadi Olivia memang menyembunyikan tangan kirinya di balik badan.
Snape benar-benar terkejut. Pasalnya dia sendiri tak ingat ulang tahunnya, "aku bahkan tak ingat ulang tahunku."
Olivia lalu memukul kepala Snape dengan buku yang ingin dia berikan, "bodoh!"
Snape lalu menerima buku tadi, "buku harian?" tanya Snape dengan alis yang berkerut.
"Yup. Ku lihat buku harian mu sudah sangat kusam," ujar Olivia.
Snape mengangguk, "thanks." Snape lalu memeluk Olivia sangat erat, dia benar-benar menyayangi sahabat satu-satunya ini.
"Lihat!" Kini Olivia menunjukkan setangkai bunga Lily, "kau sangat mencintai Lily profesor Snape. Kau sangat merindukannya."
Snape menerima bunga itu, "ya! Tapi sekarang aku—"
"Apa?" Tanya Olivia penasaran.
"Nothing."
'aku menyukai mu!! Kenapa kau sangat tidak peka!!! Oke kau ingat umurmu masih 11 tahun.'
"Oh iya! Orin akan mengajakku ke pusat kota besok bersama dengan Alan dan Jack!" Ujar Olivia semangat, "kau ikut ya?" Ajaknya pada Snape.
Awalnya Snape semangat, tapi mendengar nama Alan dia jadi tidak semangat. Entah kenapa Snape tetap saja kesal pada Alan walau Alan tak melakukan kesalahan apapun padanya.
"Kau dan Alan sangat dekat ya," sindir Snape.
Olivia memasang wajah kebingungan, "kita juga. Kau kan teman dekat ku."
"Akh!! Bukan itu maksud ku," Snape mengerang kesal, "kau sangat tidak peka. Sungguh."
Olivia tambah bingung, "maksudnya?" tanyanya sedikit merasa aneh pada Snape.
"Sudah. Lupakan."
Olivia kembali semangat. Matanya berbinar, "jadi kau mau ikut kan?" ajaknya lagi.
"Tak bisa. Aku harus kembali ke Hogwarts nanti malam," ujar Snape menolak ajakan Olivia.
Olivia mendengus kan nafasnya pasrah, "okelah kalau begitu."
Olivia kini turun dari rumah pohon. Snape yang melihat Olivia turun juga ikut turun. "Kau mau ke mana?"
"Mau lihat kuda," jerit Olivia agar suaranya kedengaran karena hembusan angin sangat kencang di Padang rumput itu.
Sesaat mereka sampai di peternakan kuda, Olivia terlihat sangat senang saat melihat kuda-kuda itu. Dia berlari-lari kecil sambil menoleh ke kanan dan kiri seperti mencari sesuatu. Snape pun ikut berlari mengejar Olivia, tak terlalu sulit memang karena Olivia tak begitu kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND [SEVERUS SNAPE] ✓
FanfictionBagaimana jika seandainya Severus Snape hidup kembali setelah kematiannya di tangan Lord Voldemort? Bagaimana jika dia lahir kembali namun bukan sebagai penyihir melainkan sebagai muggle? ✨Pertama kali dipublikasikan tanggal 24 Desember 2020 ✨ Seles...