Langit sudah hampir gelap seluruhnya menandakan akan hujan. Keempat anak umur 12 tahun itu duduk dipinggir kedai sambil memakan burger mereka masing-masing.
"Jadi kau datang ke panti setiap hari selama seminggu untuk makan donat buatan Mrs. Brown?" tanya Snape menatap Olivia aneh.
Sambil mengunyah burger nya Olivia berkata, "iya—donatnya enak sih~"
"Tidak tahu malu memang," sahut Jack.
"Bilang saja kau tak terima karena tak ku bawakan donat dari sana," balas Olivia kesal.
Alan tertawa, Snape menatapnya heran. "Memangnya ada apa?" tanya Snape.
"Jack minta Vi bawakan setidaknya satu donat karena dia ingin, tapi Vi tak pernah membawakannya," jawab Alan masih sambil tertawa.
Snape ber-oh ria. Dia sendiri sebenarnya merasa aneh berbincang dan bergaul dengan anak-anak, walau terlahir kembali tapi Snape masih merasa bahwa dia tetap sebagai pria dewasa seperti di kehidupannya yang dulu. Dia juga agak merasa aneh karena menyukai anak umur 12 tahun—mereka memang sebaya tapi ingatan pria dewasanya membuat dirinya....
"Kalau gitu, aku dan Jack pulang duluan ya," ujar Alan lalu melambai bersama Jack.
"Jadi—er-kita-pulang?" kata Snape tergagap merasa sedikit canggung, "oh ya, apa kau sudah merasa lebih baik?"
Olivia menoleh, "tentu saja. Ada apa denganmu Sev, wajahmu merah seperti tomat."
"Be-benarkah?" Snape mengusap tengkuknya yang tak gatal, "apa kau suka—tidak jadi."
"Hey?! Kau kenapa?" Olivia meletakkan tangannya di dahi Snape, "kalau kau tanya aku suka apa. Aku suka ayam goreng dan donat tentu saja."
"Oh begitu ya," balas Snape sedikit kesal karena dia harus menyukai anak perempuan umur 12 tahun yang belum tahu apa-apa soal—cinta mungkin.
"Hujan," lirih Olivia. Snape menatapnya intens, dia tak ingin kehilangan orang yang dia sayangi lagi.
"Oh iya Snape. Kau masih belum move on dari Lily ya, walaupun sekarang sudah kehidupan mu yang kedua," sahut Olivia.
"Kenapa kau menanyakan itu?" Snape balik bertanya, "tentu saja sudah. Kurasa."
Olivia berdiri menghadap Snape, "kau tak terlihat yakin dengan kata-kata mu. Kita memang tak bisa melupakan kenangan masa lalu kita, tapi juga tak bisa terus tinggal di masa lalu sampai tak bisa lepas. Itu akan menyakiti dirimu sendiri."
Snape sedikit heran dengan anak perempuan di depannya, dia terkadang sangat kekanak-kanakan tapi juga bisa jadi sangat bijaksana. Snape bahkan pernah berspekulasi kalau Olivia mengalami hal yang sama dengannya, mati lalu lahir kembali. Tapi itu tak mungkin, iyakan?
"Apa kau punya kepribadian ganda?" kata Snape tiba-tiba membuat Olivia kebingungan. Anak perempuan itu tertawa kecil.
"Yang benar saja. Mana mungkin, aku masih normal," balas Olivia lalu kembali duduk.
Snape menghembuskan nafasnya pelan, "kalau otakmu memang bisa bekerja layaknya orang dewasa, kau pasti mengerti ini."
"Mengerti apa?"
"Kalau aku—aku menyukai mu," ujar Snape kencang.
"Apa?"
"Kau pasti mendengar ku, atau kau sama sekali tak mengerti?" Snape menatap Olivia penuh harap. Wajah Snape merah padam sekarang, tidak dengan Olivia.
"Jadi—jadi aku harus apa?" tanya Olivia bingung.
'apa aku baru saja ditolak?'
"Bukan apa-apa. Lupakan saja," balas Snape sedih dan kecewa. Dia rasanya ingin melompat dari menara astronomi Hogwarts seandainya dia memang di Hogwarts saat ini. Dia benar-benar malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND [SEVERUS SNAPE] ✓
Fiksi PenggemarBagaimana jika seandainya Severus Snape hidup kembali setelah kematiannya di tangan Lord Voldemort? Bagaimana jika dia lahir kembali namun bukan sebagai penyihir melainkan sebagai muggle? ✨Pertama kali dipublikasikan tanggal 24 Desember 2020 ✨ Seles...