Hari ini adalah pertandingan Quidditch Gryffindor melawan Slytherin (lagi), Snape tak ingin menonton walau James sudah memaksanya dengan keras. Sedangkan Lucas dan Sarah sudah duduk manis di bangku penonton Gryffindor, mereka bahkan sudah menyiapkan kacang segala rasa untuk teman menonton.
Snape berjalan cepat menuju perpustakaan, niatnya ingin mengerjakan tugas yang akan dikumpul besok. Di sana ternyata Lucas sudah membayar anak Slytherin lain untuk menggantikannya selama pertandingan, kedengarannya licik.
"Hai Snape," sapa anak itu. Snape menoleh sebentar, lalu mengangguk.
Anak laki-laki dengan jubah Slytherin tadi menarik keranjang berisi buku-buku, yang nantinya akan diletakkan pada rak-nya. Snape mengambil beberapa buku, lalu duduk dan mengerjakan tugasnya.
"Wah! Kau rajin sekali," sahut anak tadi tiba-tiba.
Snape yang sedang fokus terperanjat kaget, "ini akan dikumpul besok, aku tak ingin menghabiskan malam ku untuk ini."
"Ah begitu ya? Padahal anak-anak lain sibuk dengan Quidditch, termasuk asisten penjaga perpustakaan kita," sindirnya.
Snape terkekeh kecil mengingat Lucas yang saat ini sedang sibuk dengan Quidditch, sedangkan tugas utamanya adalah perpustakaan.
"Tapi kenapa kau tak menonton Quidditch saja?" tanya anak itu lagi yang sebenarnya 2 tahun lebih muda dari Snape.
"Aku tak suka Quidditch."
"Aku juga. Lagipula, Potter dan Malfoy juga tak suka Quidditch," balasnya.
"Potter?"
"Ya. Albus Severus Potter dan Scorpius Malfoy, mereka sering menghabiskan waktu bersama," jelasnya.
Snape mengangguk, lalu memasukkan pena bulunya pada tinta dan kembali menulis. Anak laki-laki Slytherin tadi bergeser ke rak yang lain, dia terlihat menikmati pekerjaannya.
*
Sementara itu di tribun penonton Gryffindor yang ramai, Lucas dan Sarah berdiri kegirangan karena Gryffindor berhasil mencetak angka lagi. James dengan yang menjadi salah satu dari anggota Quidditch Gryffindor dengan bangga melambaikan tangannya pada penonton, pede sekali dia.
"BUKAN KAU YANG MENCETAK GOL JAMES!" teriak Lucas, James hanya menjulurkan lidahnya dan kembali melesat cepat.
Teriakan suporter dari masing-masing asrama saling sahut menyahut, sama-sama tak mau kalah.
"Sarah, kau mau bertaruh?" tanya Lucas pada Sarah kuat agar bisa didengar.
"Bertaruh apa?" kata Sarah.
"Bertaruh siapa yang mendapatkan Golden Snitch lebih dulu," jawab Lucas.
Sarah menggeleng, "itu sama saja membuang uang, Lucas."
"Kau takut, akui saja."
"Tidak."
"Masa sih? Kau pasti takut kalah," goda Lucas.
"Aku memang tidak takut," Sarah memukul bahu Lucas pelan.
Tiba-tiba saja Sarah terdorong ke dalam pelukan Lucas, seseorang sepertinya membuat kesalahan.
"Maaf," ucap Ethan, "sudah mulai rusuh."
"Tak masalah," balas Lucas masih memeluk Sarah.
Itu terjadi dalam beberapa saat, Lucas dan Sarah sadar dan langsung menjauh satu sama lain. Mereka sama-sama memalingkan wajah, kecanggungan terjadi di antara mereka.
"Thanks," ujar Sarah.
Wajah Lucas langsung memerah, "o-oh ya, tak masalah. Sudah semakin rusuh, mungkin kita pergi saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND [SEVERUS SNAPE] ✓
Fiksi PenggemarBagaimana jika seandainya Severus Snape hidup kembali setelah kematiannya di tangan Lord Voldemort? Bagaimana jika dia lahir kembali namun bukan sebagai penyihir melainkan sebagai muggle? ✨Pertama kali dipublikasikan tanggal 24 Desember 2020 ✨ Seles...