Panti Asuhan
Tulisan di depan bangunan besar itu tampak sangat tua, seperti harus dicat lagi. Di dalam bangunan itu ada banyak anak-anak yang tinggal seperti keluarga.
"Severus!" seorang wanita yang umurnya kira-kira kepala empat itu kini berdiri di depan pintu kamar Severus.
Severus Snape tak punya teman sekamar karena anak-anak di sana tak menyukai sifatnya yang dingin dan sarkastik.
"Ya Bu?" balas Severus setelah berdiri dari duduknya.
"Kau sudah siap? Aku akan mengantarmu ke sekolah hari ini," ucap ibu panti itu.
"Tak perlu, aku tak ingin merepotkan mu," Severus berdiri dan mengambil tasnya yang ada di tempat tidur, "aku akan pergi sendiri."
Ibu panti itu menahan Severus untuk pergi, "oh dear—kau tak merepotkan ku sama sekali. Lagipula kau satu-satunya anak di panti ini yang berada di tahun pertama."
"Baiklah," pasrah Severus.
#
SKY ELEMENTARY SCHOOL
"Olivia!" panggil seorang pria bertubuh tinggi yang menggunakan jas hitam yang di dalamnya merupakan kemeja putih serta dasi dan celana hitam, mirip pekerja kantoran.
"Ya Orin?" balas Olivia kepada pria yang merupakan pengawal pribadinya.
Pria bernama Orin itu menghampiri Olivia, "pegang tanganku nona, aku akan mengantarmu sampai ke kelas," ucapnya pada Olivia.
"Tidak tidak, aku bisa sendiri," ucap Olivia melepas pegangan tangan Orin, "umurku sudah 6 tahun aku sudah besar."
"Ah baiklah kalau begitu, hati-hati," ujar Orin sambil menepuk kepala Olivia, "dan satu lagi-kalau ada apa-apa telpon aku. Oke?"
"Oke."
Setelah Orin pergi, Olivia dikejutkan dengan tepukan tangan di bahunya.
"Haloooo Ollie," sapa Severus dengan wajah datarnya.
"Oh astaga Snape!!"
"Terkejut? Ku harap tidak," Severus berbalik, "ayo cepat ke kelas."
Olivia mengikuti Severus dari belakang, sedikit berlari karena langkah anak laki-laki di depannya cukup lebar. Mereka memasuki kelas bernuansa putih itu, bagi Severus ini sangat asing dan sedikit mengganggu.
Bagaimana tidak? Bertahun-tahun kau tinggal di bawah tanah kastil Hogwarts yang gelap dan dingin, kini justru berada di ruangan yang hampir seluruhnya putih dan cukup terang di sini.
'kelas muggle. Tak ku sangka aku menjadi seorang muggle,' batin Severus.
"Sudah penuh. Sepertinya kita akan duduk di bangku belakang," ujar Olivia di belakang Severus yang dibalas anggukan oleh Snape versi kecil itu.
Keduanya berjalan ke belakang ruangan dan duduk di dua bangku kosong di sana.
"Wah Severus!! Senang rasanya bisa duduk sebangku denganmu, aku jadi tidak khawatir ketika ulangan," ucap Olivia yang membuat Severus mendengus pasrah.
'kalau saja kau bukan satu-satunya temanku, aku sudah mengusir mu sedari tadi'
Hari pertama berjalan lancar, hanya acara perkenalan dan permainan untuk anak umur 6 tahun. Semua murid sangat senang termasuk Olivia. Tidak dengan Snape kecil itu, walau dia berada di tubuhnya yang masih muda, dia ingat kalau dia mati saat umurnya 38 tahun. Dia adalah pria dewasa yang lahir kembali di tubuh kecilnya.
Severus Snape banyak melamun bahkan ia tak sadar kalau teman satu-satunya itu sudah memiliki teman lain.
Severus memikirkan bagaimana dia bisa sampai di sini, setelah mati di tangan Voldemort. Dia menulis semua teorinya di buku harian, semua tentang muggle, barang-barang mereka, semuanya. Kini pun dia menulis pasal sekolah muggle yang baginya menyilaukan mata, karena nuansa putih di mana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND [SEVERUS SNAPE] ✓
Fiksi PenggemarBagaimana jika seandainya Severus Snape hidup kembali setelah kematiannya di tangan Lord Voldemort? Bagaimana jika dia lahir kembali namun bukan sebagai penyihir melainkan sebagai muggle? ✨Pertama kali dipublikasikan tanggal 24 Desember 2020 ✨ Seles...