Extra Part #1

806 77 50
                                    

Juli 2013

Kala itu, aku yang berumur 9 tahun berlari menuju ke arah sungai yang ada di dalam hutan. Dengan gaun putih dan pita hitam di rambut ku, terdengar suara air mengalir yang menandakan aku sudah dekat.

"Seveinstein!" panggil ku pada anak laki-laki bersurai hitam dengan kemeja putih di balik jas hitamnya. Entah mengapa ia selalu memakai pakaian itu.

"Bagaimana kau tahu aku di sini?" tanyanya padaku masih dengan tatapan ke arah air yang mengalir.

Aku menunjuk jejak kaki di tanah yang basah lantaran hujan, udara terasa lembab di sini.

"Aku mengikuti jejak mu," jawabku.

Ia menoleh, "oh."

Aku berdecak, anak itu seperti tak punya gairah hidup. Menyebalkan. Tentu saja kalau bukan karena ia satu-satunya teman dekat ku, aku pasti sudah menenggelamkannya.

"Oi Snape."

Ia Severus Snape, anak aneh yang berhasil reinkarnasi setelah kematiannya. Anehnya ia masih memiliki wajah dan sifat yang sama, bukankah seharusnya ia di tubuh yang lain?

"Apa?" katanya menoleh padaku dengan tatapan dingin seperti biasa.

Aku lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari kantong ku, dan mendekatkan kotak itu pada Severus. Ia terlihat kebingungan, aku berusaha agar menjaga mimik datar ku. Perlahan aku membuka kotak itu tepat di depan wajahnya dan betapa lucu wajahnya saat terkejut walau itu cuma sebentar.

"Makhluk apa itu?" tanyanya kesal.

Aku tertawa terbahak-bahak sampai cairan bening keluar dari mata ku, aku pun segera menghapusnya.

"Bodoh! Ini badut," ujar ku masih terkekeh geli.

"Kenapa wajahnya menyeramkan?" tanyanya lagi.

Aku berhenti sejenak dan menatap dalam matanya. Entah perasaan aneh apa ini, seakan-akan aku tertarik ke dalam matanya.

Aku tersenyum miring, "apa kau takut?"

Severus berdecak, "badut seperti itu tidak akan membuat ku takut."

"Sombong."

Tatapannya lalu terpaku pada sebuah bunga, warnanya putih yang aku tahu itu adalah bunga Lily. Aku menatap lagi wajahnya, matanya mengeluarkan cairan bening. Saat itu ku pikir ia sedih dan takut karena bunga itu, wajahnya seperti mengatakan kalau ia kesakitan. Aku lalu mendekati bunga itu dan menginjaknya, ku injak sampai bunga itu mati.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" teriaknya marah dan langsung mendorong ku menjauhi bunga itu sampai terjatuh.

Aku segera bangkit dan ingin menendangnya, tapi setelah kulihat wajahnya yang menyedihkan ku urungkan niat ku.

"Kau ini kenapa?" kata ku sambil berkacak pinggang.

"Kau menginjaknya," ucapnya lirih seperti anak kecil yang mainannya baru saja ku rusak.

Aku lalu menoleh ke sekeliling, ada bunga daisy di sana dan segera saja ku injak bunga itu. Ku pikir Severus akan melakukan hal yang sama, tapi ternyata tidak. Ia diam saja.

Aku menatapnya bingung, "aku menginjak bunga lain tapi kau biasa saja."

Ia lalu berdiri setelah memperbaiki bunga Lily tadi, setelah itu kembali menatap air sungai yang mengalir.

Lalu satu hal terlintas di benak ku, Lily. Lily adalah orang yang Severus cintai, dan akan selalu begitu. Teman lamanya di kehidupannya yang dulu, ia lebih dulu ada untuk Severus. Aku hanya anak aneh yang suka mengganggunya.

FRIEND [SEVERUS SNAPE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang