"Severus!" jerit Olivia memanggil nama Snape.
Snape yang berlari menuju hutan pun mendadak berhenti lalu berbalik dan menoleh pada Olivia, ia membuang wajahnya seketika saat Olivia menghampirinya.
"Ada apa denganmu?" tanya Olivia yang heran atas tindakan tiba-tiba Snape.
Snape tersenyum miris, "kau lupa atau pura-pura lupa?"
"What do you mean?" tanya Olivia lagi dengan alis bertaut menandakan ia benar-benar bingung.
"Aku yang mengatakannya lebih dulu," desis Snape, "tapi lalu kau menerimanya."
"Astaga," lirih Olivia memijit pelipisnya.
"Ku rasa memang takdir baik tak pernah berada di pihak ku," kata Snape pelan.
Olivia menatap Snape iba, "I'm so sorry Sev. But, aku tak pernah memiliki perasaan lebih padamu selain sebagai sahabat."
"Well."
Snape rasanya ingin menangis saat itu, ditambah langit yang mendadak menurunkan hujan disertai petir. Kabut mulai datang dari arah hutan, hewan-hewan terburu-buru mencari tempat yang aman bagi mereka.
Olivia lalu mengambil kedua tangan Snape, "please. Tetaplah jadi sahabat ku."
"Menurut mu setelah ini semua akan kembali normal?" kata Snape lagi, jujur saja ia menangis tapi tak terlihat karena hujan.
Olivia tak menjawab, ia hanya diam menunduk—tahu persis perasaan Snape, tapi tentu saja perasaan tak bisa dipaksa.
"Baiklah," ujar Snape membuat Olivia menoleh, "kau harus pulang agar tak sakit. Hujannya deras."
Setelah mengatakan itu, Snape langsung melangkahkan kakinya cepat pergi meninggalkan tempat itu. Olivia menatap punggung Snape yang basah, ia merasa bersalah tapi hatinya sudah menjadi milik Alan. Tak lama, Olivia pun juga melangkahkan kakinya pulang ke Manor.
*
"Snape, sudah pulang?" sahut James ketika pintu terbuka, "karena hujan kami pulang lebih dulu. Cepat ganti pakaian mu, Mrs. Brown bilang sebentar lagi makan malam."
Snape hanya berdehem. James menatap Lucas di tempat tidur sebelah, dan Lucas hanya mengendikkan bahunya tak peduli.
"Jangan mencuri makanan ku lagi," sahut Rama yang tiba-tiba masuk dan langsung merampas bungkus Snack di tangan Lucas.
"Maaf, tapi itu sangat adiktif," balas Lucas tak peduli dan langsung merebahkan tubuhnya.
James tertawa kecil, "Ollivander ini juga sering mencuri barang orang."
"Itu fitnah. Ku bunuh kau James," protes Lucas tak terima sambil melemparkan bantal ke arah James.
Sayangnya, bantal tersebut justru mengenai Snape. Mereka semua langsung mematung, termasuk Rama yang langsung meletakkan kembali Snack-nya ke meja.
"Kali ini saja, lain kali aku akan benar-benar tak kenal ampun," ujar Snape berusaha tetap tenang dan langsung pergi masuk ke kamar mandi.
Rama kembali mengambil Snack tadi dan memakannya, "menurut kalian dia serius?"
"Menurut mu?" kata James.
"Coba gunakan otak mu," sambung Lucas.
"Kalian benar-benar tamu yang menyebalkan," cibir Rama.
"Ku anggap itu sebagai pujian, terimakasih," balas James dan Lucas bersamaan.
"Yang benar saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND [SEVERUS SNAPE] ✓
FanfictionBagaimana jika seandainya Severus Snape hidup kembali setelah kematiannya di tangan Lord Voldemort? Bagaimana jika dia lahir kembali namun bukan sebagai penyihir melainkan sebagai muggle? ✨Pertama kali dipublikasikan tanggal 24 Desember 2020 ✨ Seles...