Stranger

1.3K 235 58
                                    

Nb: baca chapter Berita Buruk terus That's Me dulu. Chapternya gak berurutan. Sorry

"Hagrid?" Snape yakin pria itu adalah Hagrid sampai pria setengah raksasa itu berbalik, "oh! Ku pikir kau Hagrid."

"Kau kenal Hagrid, nak?" tanya pria setengah raksasa yang ternyata bukanlah Hagrid.

"Ya dulunya," jawab Snape dengan wajah datarnya dan aura dingin yang menyeramkan.

"Siapa namamu? Apa kau penyihir?" tanya pria setengah raksasa itu.

"Severus Snape. Dulunya aku penyihir sekarang bukan," jawab Snape lagi.

"Snape? Ta-tapi Hagrid bilang kau sudah mati!! Bagaimana bisa..." pria besar itu menutup mulutnya—tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seorang Severus Snape yang sudah tewas dibunuh Lord Voldemort kini berdiri di depan pintu gubuknya.

"Yeah.... Bisa dibilang aku lahir lagi." Pria itu mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

"That's weird and unbelievable," pria itu kini berbalik dan mengambil dua cangkir, "namaku Theron btw," ucap pria itu lagi sambil meletakkan dua cangkir teh di meja.
"Masuklah, minum teh sebentar."

Snape melangkahkan kakinya ke dalam gubuk dan duduk disalah satu kursi yang ada, "apa kau tahu soal gedung besar yang di dalamnya ada simbol Deathly Hallows, kau tahu tempat apa itu sebenarnya?" tanya Snape tanpa basa-basi.

"Ah gedung dengan pintu gerbang besar itu?" Snape mengangguk, "portal ke dunia sihir," jawab Theron setelah meneguk tehnya sedikit.

"Benarkah? Bagaimana bisa?" Snape mulai kebingungan, banyak hal yang tak masuk akal baginya. Bertahun-tahun dia mengajar di Hogwarts dulu tak pernah ada yang bilang tentang portal itu, bahkan Albus Dumbledore.

"Yup. Tapi itu bukan proyek Dumbledore tentu saja, dia bahkan tak tahu. The Marauders yang membuat portal itu dulunya," dia menengguk tehnya lagi, "apa kau berpikir ingin kembali ke Hogwarts?" tanya Theron sedikit takut—takut menyakiti hati Snape yang sekarang dia tahu kalau Snape bukan lagi seorang penyihir.

"Tidak, aku muggle sekarang bukan penyihir. Tapi aku merasa seperti ada yang menarikku ketika berdiri di tengah simbol," ucap Snape penuh tanda tanya, dia benar-benar kebingungan sekarang.

"Itu tak mungkin hanya penyihir yang bisa menggunakannya," Theron menggelengkan kepalanya, "mungkin masih ada sedikit sihir di dirimu Severus."

"Entahlah. Apa aku boleh datang lagi kemari—bukan untuk sesuatu hal yang menarik hanya kurasa senang bisa berbincang denganmu," Snape menahan agar wajahnya tetap datar walaupun dia sangat senang bisa bertemu seorang penyihir, "kalau begitu aku pulang sekarang."

"Ya ya tentu."

Snape keluar dari gubuk dan berjalan kembali ke rumah pohon, banyak pertanyaan di kepalanya yang justru membuat kepalanya pusing. Sampai di dekat rumah pohon, Snape bisa melihat Olivia di sana yang ntah sedang apa. Snape mendekat.

"Hei Seveinstein! Lihat apa yang ku gambar," sahut Olivia dari atas rumah pohon. Snape naik ke atas dan melihat gambar yang dibuatnya di atas kanvas.

"Ku pikir kau hanya punya selera di seni musik," Snape menyunggingkan senyumnya.

"Aku suka semua seni asal kau tahu," ujar Olivia, "sekarang tebak, gambar apa itu?"

"Tidak tahu."

"Severus bodoh. Itu slenderman," Olivia mengambil kanvas yang sebelumnya dipegang oleh Snape.

"Siapa itu slenderman? Awalnya aku pikir itu Dark Lord," ujar Snape masih menatap kanvas tadi, "tapi Dark Lord masih punya mata dan mulut."

FRIEND [SEVERUS SNAPE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang