"Untunglah Severus," ujar Theron dengan suaranya yang terdengar panik.
Snape mengusap keringat di kepalanya, "ramuannya?"
Theron mengangkat dua botol ramuan Draught of Living Death, "seharusnya ini diberikan pada Olivia. Tapi ku rasa dia—mungkin sedang bersama bibinya."
"Itu berbahaya," ucap Snape khawatir dan berusaha agar tetap tenang, "mereka bisa saja membunuh Ollie."
Snape tak siap kehilangan orang yang dia sayangi lagi, Lily lalu Olivia. Bisa-bisa Snape akan gila jika hal itu terjadi lagi, dia tak ingin seperti dulu. Anak laki-laki itu mengambil ramuan dari tangan Theron.
"Aku harus menjemput Ollie," ujarnya.
"Tak bisa," Theron merentangkan tangannya di depan Snape, "kedua orang itu hanya ingin agar kau datang. Mereka tak akan benar-benar membunuh Olivia."
"Tapi dia—"
"Jangan sampai kehilangan jati dirimu Snape," ucap Theron lirih, "aku yakin Olivia akan mengatakan padamu kalau semuanya akan baik-baik saja."
Snape pasrah. Akhirnya mereka memasuki gerbang Hogwarts dengan wajah tampak sedih, padahal ini musim panas yang seharusnya menjadi liburan menyenangkan bagi keduanya. Mereka masuk ke dalam ruang kepala sekolah.
"Severus!!" Itu suara dari lukisan Albus Dumbledore. "Lama tak bertemu," katanya.
Snape menatapnya datar, "ada di Death Eater di tempat ku tinggal sebelumnya."
"Seharusnya Death Eater sudah tak ada," ujar Dumbledore, "mana mungkin."
"Kenyataannya begitu Albus," ada jeda diucapan Snape, "aku bahkan tak tahu kalau Dark Lord punya pengikut lain."
"Tentu saja. Pengikutnya ada di seluruh dunia," sahut Theron dari belakang Snape.
"Apa yang harus kulakukan, Albus?" tanya Snape terlihat pasrah. Sejak dulu Snape memang selalu meminta nasihat dari salah satu penyihir terhebat sepanjang masa itu.
Dumbledore tampak berpikir, "mereka mencoba membunuh mu karena kau berkhianat. Apa ada alasan lain?"
"Mereka memburu orang tua temanku, Olivia," jawab Snape, "tak diberitahu apa alasannya."
"Begitu ya?"
Snape memang terlihat tenang saat ini, tapi hatinya tidak—tentu saja karena dua Death Eater itu akan menjadikan Olivia sandera. Tak ada yang tahu apa yang mereka lakukan pada Olivia, tapi Snape berharap kalau anak perempuan itu akan baik-baik saja.
"Sekarang apa?" tanya Theron, "aku mungkin akan tinggal di gubuk Hagrid untuk beberapa hari."
"Bagaimana denganmu Severus?" tanya Dumbledore.
Snape tersenyum licik, "ku harap Lucas punya kamar lebih di rumahnya."
Tapi tiba-tiba senyum itu hilang tergantikan dengan ekspresi kecewa, Snape seperti mengingat sesuatu. "Ah dia pergi ke luar negeri."
∆
"Ah di situ rupanya kau sayang," ujar Anita tersenyum penuh kemenangan, "aku tak akan menyakitimu, mungkin."
Olivia menatap datar bibinya itu, "memangnya ada apa?" tanya pura-pura tak tahu—masih mempertahankan aktingnya.
"Kau masih tak ingat ya?" kata Chalis, "tak masalah nona, kami akan membuatmu ingat."
Baru saja Chalis ingin mengacungkan tongkatnya ke arah Olivia, sebuah ledakan terdengar di seluruh Manor. Asap putih bergumpal memenuhi ruangan, membuat matamu perih dan sesak nafas. Itu ternyata berasal dari Orin, pria itu menggendong Olivia dan berlari pergi menjauh dari Manor. Dia harus terus waspada, terlebih karena dia adalah muggle bukan penyihir.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND [SEVERUS SNAPE] ✓
FanfictionBagaimana jika seandainya Severus Snape hidup kembali setelah kematiannya di tangan Lord Voldemort? Bagaimana jika dia lahir kembali namun bukan sebagai penyihir melainkan sebagai muggle? ✨Pertama kali dipublikasikan tanggal 24 Desember 2020 ✨ Seles...