Death Eater

621 109 51
                                    

*Special cover from @mart_bee

"Bagaimana bisa?"

Salah satu dari mereka tertawa, "jadi menurutmu hanya Sirius Black yang bisa lari dari dementor-dementor itu?"

Snape memegang erat-erat tongkatnya, persetan dengan aturan tak boleh menggunakan sihir di luar sekolah. Ini benar-benar tak terduga. Kedua Pelahap Maut itu menyerang Snape berkali-kali, dan untungnya Snape dapat menangkis serangan mereka. Salah satu dari mereka tiba-tiba terbang ke arahnya sampai Snape menabrak dinding bangunan di belakangnya. Snape meringis, untungnya tulang anak laki-laki itu cukup kuat untuk bertahan walau sebentar saja.

"Sangat tidak etis menyerang anak kecil, iyakan?" Snape tersenyum sinis.

"Hanya tubuhmu yang kecil Severus, tapi kau tetap penyihir hebat yang pernah ada," balas salah satu dari mereka berjalan pelan mendekati Snape.

Snape berdiri dengan ancang-ancang menyerang. "Ku akui itu terimakasih," dia lalu menyerang kedua Pelahap Maut tadi dan terbang bersembunyi dibalik kegelapan.

Pelahap Maut itu mencari-cari Snape di mana-mana, tapi tak dapat dijumpai. Mereka bersumpah akan membunuh Snape untuk balas dendam atas pengkhianatan nya terhadap Dark Lord.

*

Snape masuk ke kamarnya dengan wajah yang penuh keringat dan tangan gemetar, ada Rama di sana.

"Ada apa denganmu?" tanyanya, "dikejar Kunti ya?" tanyanya lagi dengan tangan yang memegang gawai.

"Lebih buruk dari itu."

"Pantas saja."

Snape akhirnya bisa menetralkan detak jantungnya dan rasa terkejutnya, dia mengambil gelas yang ada di meja dan meminumnya. Lalu duduk di tempat tidur sambil mengingat-ingat kejadian tadi, bingung kenapa mereka bisa tahu Snape terlahir kembali. Dan yang lebih parahnya, mereka tahu Snape di Indonesia yang jauh dari London.

"Hei!" Rama melempar bantal ke arah Snape. Yang dilempar balas memelototinya. "Ku pikir kau kesurupan, daritadi melamun padahal aku sudah panggil-panggil."

"Aku? Melamun?"

Rama mengangguk. Snape tak membalasnya melainkan menarik selimutnya dan masuk ke dalam mimpi, dia akan lebih berhati-hati lagi mulai besok. Rama yang melihat Snape tidur, ikut juga tidur.

Di sepertiga malam Snape terjaga, dia lalu ke kamar kecil untuk mencuci mukanya cukup ngeri melihat wajahnya sendiri di cermin. Dia lalu keluar menuju ruang makan, ternyata ada Dash di sana. Snape menarik kursi di depan Dash lalu duduk di sana, dia menatap Dash yang sedang memegang gelas susunya.

"Kau juga suka susu?" ujar Snape membuka pembicaraan.

"Ya? Apa kau juga Snape?" tanya Dash balik.

"Bukan aku. Ollie suka susu," jawab Snape. "Dia sahabatku."

"Aku tahu," Dash meneguk susunya, "kami bertemu di taman bermain."

Snape mengangguk, "begitu ya."

Sejenak hening melanda. Lalu Dash berdiri, dia mengambil sesuatu dari sebuah kotak yang ada di meja dekat televisi dan memberikannya pada Snape.

FRIEND [SEVERUS SNAPE] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang