Happy reading
***
Pagi yang sangat cerah secerah senyum lebar Prince saat ini. Prince memasuki kawasan sekolah sambil menyapa segala jenis benda maupun mahluk hidup yang ia lihat dan ia lewati.
Karena terlalu sibuk dengan dunia halusinasi nya,Prince tak sadar ada sesuatu yang menahan dahi nya. Prince melihat apa yang menghadang nya,Prince menepis tangan Metha dari dahi nya.
Di hadapan Prince sudah ada Devan,Mylan dan Metha yang sudah berdiri tegak dengan tatapan geli.
"Apaan sih lu pada. Mengganggu kesenangan orang aja!" cibir Prince.
"Lo yang apaan dungu! Mesem mesem sendiri,ngomong sendiri,kayaknya penyakit ayan lo makin parah deh Prince,mending lo buruan berobat sana!"ujar Metha jengah melihat tingkah laku Prince.
"Setuju gue,gue pikir penyakit ayan lo gak separah ini Prince. Ternyata..."Devan menggeleng gelengkan kepalanya.
"Gue turut prihatin ya Prince,semoga lo cepet sembuh"Mylan menepuk pundak Prince dan menatap Prince dengan tatapan kasihan. Spontan,Prince langsung menepis tangan Mylan.
"Terserah lo pada mau ngomong apa,mumpung hari ini gue lagi bahagia,lo semua gue maapin!" tukas Prince dengan cengiran aneh nya. Mereka bertiga semakin menatap Prince geli.
"Gak usah natep gue kek gitu. Lo semua kalo denger apa yang bikin gue kayak gini juga pasti ikut mesem. Ya gak??" Prince merangkul bahu Devan dan Mylan kemudian menaikan alisnya naik turun. Sedangkan Metha yang bersedekap dada hanya bisa menghela nafas.
"Apaan emang?" tanya Devan.
"Lo semua ga bakal percaya..."heboh Prince.
"Ya apaan Prince?! Jangan bikin gue emosi terus gue bakar ni sekolah ya!" sewot Mylan yang memang sudah sensi sejak pertama kali di pertemukan dengan Prince. Canda Prince.
"Semalem gue nginep di rumah Gwen"ucap Prince bahagia.
"Hah?!" kompak,mereka bertiga sama sama terkejut. Sadar akan ucapannya yang hampir saja membongkar rahasia Illahi,mata Prince membola.
Bisa mati Prince kalau Gwen sampai tahu ia menceritakan tentang hubungannya kepada Metha. Devan dan Mylan sih sudah its okay. Prince beradu kontak mata dengan Devan dan Mylan seolah mengerti isi hati masing masing. Devan dan Mylan menggelengkan kepala mereka tanpa di lihat Metha.
Prince mencoba mencari alasan "Nah,gue pikir itu nyata,ternyata cuma mimpi,hehe"cengirnya. Metha yang hendak memaki pun hanya bisa mengelus dada.
"Gue pikir cuma kaum siti yang halu nya level akut,ternyata cowok lebih serem halu nya"ujar Metha tak habis pikir.
"Kata siapa? Cuma si Prince yang kayak gitu. Gue mah kagak!" bantah Mylan.
"Playboy cap ikan koi kayak lo mana mungkin halu,kerjaan lo tiap hari ngebaperin cewek!"cibir Metha.
"Sembarangan lo kalo ngomong!" sewot Mylan. "Bukan ngebaperin,tapi langsung gue pacarin. Yhaaaa!" lanjutnya dengan tawa menggelegar khas Mylan.
"Maklum gaes,belum di suntik kb dia!" ujar Devan.
"Heh,gue masih suka sama Siti bukan Jamal!" Mylan menjitak kepala Devan.
"Dah dah,ngapa pada ribut sih elah?? Mau pada ke kelas kagak lo pada?" ujar Prince.
"Menurut ente??" kata Mylan.
'Sabar Prince,banyak banyak istigfar aja. Astagfirullah' batin Prince frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK GWEN
Teen FictionJika kalian bertanya,hal apa yang sangat berharga dalam hidup Prince? Maka jawabannya adalah: Keluarga Sahabat Gwen Dan untuk jawaban berikutnya hanyalah Gwen. Entah untuk seribu bahkan sejuta kalinya lagi,maka Gwen lah yang sangat berarti untuk Pri...