18: HARAPAN YANG SUDAH HILANG

767 73 5
                                    

Happy reading❤

***

Prince tengah fokus menatap wajah Gwen yang sibuk memakan sate di hadapannya. Sekolah sudah berakhir sejak lima belas menit yang lalu. Prince saat ini tengah menemani Gwen yang ingin memakan sate. Mereka masih mengenakan seragam sekolah walau keduanya memakai hoodie untuk menutupi seragam sekolah mereka.

Prince hanya fokus menatap wajah Gwen tanpa menyentuh sate yang ia pesan. Cerita tentang pria bernama Nathan yang di ceritakan Devan masih ia ingat dengan jelas.

"Kenapa lo liatin gue kayak gitu?" Gwen bertanya. Prince tersenyum kemudian mengambil tisu dan membersihkan sisa bumbu sate di sudut mulutnya. Gwen hanya diam tanpa ekspresi apapun.

"Lo tambah cantik kalo lagi makan"ujar Prince lembut. Gwen heran melihat sikap Prince yang tidak bar bar seperti biasa. Prince terlihat lebih kalem.

"Gwen,kalo lo punya masalah cerita sama gue ya?" ucap Prince menggenggam tangan Gwen. Gwen refleks langsung melepaskan tangannya dari genggaman Prince.

"Masalah gue itu cuma satu"

"Apa Gwen?"

"Lo. Lo satu satunya masalah yang gue punya"ujar Gwen kembali memakan sate nya tanpa memperdulikan Prince.

"Selain gue? Ada masalah lain ngga?" oke. Gwen menarik pemikirannya yang mengatakan kalau hari ini Prince sedikit lebih kalem.

"Cuma lo. Lo doang gaada masalah lain!" tukas Gwen.

Ekspresi Prince menjadi murung,jawaban Gwen sangat menohok hatinya. "Masa lo ga punya masalah lain lagi Gwen? Gue cuma mau bantu lo nanganin masalah lo. Kalo pun gue ga bisa bantu,seenggaknya gue bisa jadi temen curhat lo kan?"

Gwen menghembuskan nafas,ia mengalihkan tatapannya melihat para pedagang angkringan yang ada disini. Prince sangat menyebalkan untuk Gwen. Melihatnya saja membuat Gwen kesal!

"Kalo pun gue punya masalah,gue ga bakal cerita sama siapapun Prince!" tekan Gwen menatap Prince serius.

"Kok gitu Gwen? Lo ga percaya sama gue?" tanya Prince.

"Gatau lah pusing gue. Ayo balik!" Gwen berdiri diikuti Prince. Setelah membayar pada tukang sate,mereka berjalan menuju motor Prince.

"Biar gue yang pakein"Prince mencegah Gwen yang hendak memakai helm nya.

"Ga usah,gue bisa sendiri!" Gwen menepis tangan Prince.

"Nurut sama gue Gwen!" Prince merebut paksa helm Gwen dan mulai memasangkannya.

"Gue cuma mau jadi tempat curhat lo kalo lo punya masalah Gwen. Gue cuma mau jadi satu satunya orang tempat berbagi keluh kesah lo. Lo tunangan gue Gwen,udah seharusnya gue tau tentang lo kan?" kata Prince setelah memasang helm di kepala Gwen.

Gwen diam,ia bingung harus berkata apa menanggapi perkataan Prince. Tentang kata 'Tunangan' yang Prince ucapkan memang tidak salah,Gwen tidak bisa menyangkalnya.

"Gue suka liat lo ketawa Gwen,apalagi kalo lo ketawa gara gara gue. Sebaliknya,gue ga suka liat lo nangis,apalagi nangisnya gara gara nangisin cowok lain!" ucap Prince tersenyum lembut.

Prince seolah memiliki dua kepribadian,ia bisa menjadi kalem,bisa juga meresahkan.

"Gatau deh. Ayo buru balik!" Gwen mengalihkan pembicaraan.

Prince tersenyum maklum,ia mengelus helm di kepala Gwen kemudian mengatakan "Gue sayang lo Gwen,jangan nangisin cowok lain ya?"

Gwen mematung sesaat kemudian menepis tangan Prince kasar. Ia tidak boleh berlarut larut dalam sikap manis Prince.

UNTUK GWENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang