That's Us III

4.4K 519 281
                                    


Seminggu berlalu sejak pertengkaran antara Changbin dan Felix terjadi. Hubungan mereka kini semakin membaik dan bahkan tidak hanya diisi dengan kegiatan bercinta seperti biasa. Sekarang mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan mengobrol dan berbagi cerita juga candaan yang cukup manis layaknya pasangan pada umumnya. Felix merasa sangat bahagia dan bersyukur karena Changbin kini lebih mengerti tentang kemauannya.

Felix bersenandung bahagia sembari melangkah masuk ke dalam gedung perusahaan tempat suaminya bekerja. Sesekali pemuda manis itu akan tersenyum menyapa beberapa karyawan yang mengenalnya. Di tangannya ia membawa sebuah tas berisi beberapa makanan untuk makan siang suaminya yang sudah ia persiapkan sejak pagi tadi. Ya, hari ini Felix ingin memberikan kejutan dengan membawakan beberapa makanan favorit suaminya ke kantor.

"Kakak ada?" Tanya Felix pada sekretaris pribadi Changbin yang bekerja di depan ruangan lelaki itu.

Wanita yang merupakan sekretaris Changbin itu mendongak dan mata wanita itu membulat terkejut melihat Felix yang tiba-tiba ada disana. Wanita itu menunduk sopan kemudian tersenyum tipis menyapa Felix.

"Maaf, saat ini Pak Seo sedang menghadiri rapat penting," ucap wanita itu dengan senyum yang masih mengembang di bibirnya.

"Dan sekretaris Park tidak ikut?"

Felix dapat melihat perubahan ekspresi dari sekretaris suaminya dan senyum pemuda manis itu hilang ketika mendengar suara benda jatuh dari dalam ruang direktur dimana Changbin bekerja.

"Bukankah sekretaris Park mengatakan dia sedang rapat?"

Sekretaris Park terlihat gugup kemudian dengan takut-takut wanita itu menggenggam tangan Felix untuk menahan pemuda manis itu agar tetap di dekatnya.

"Saya mohon, jangan lihat ke dalam."

"Kenapa?"

"Saya.. Tidak tega," bisik sekretaris Park dengan suara sangat lirih yang terdengar begitu ketakutan.

Felix melepas pegangan sekretaris Park kemudian pemuda manis itu berjalan lurus ke arah pintu ruang direktur dan membuka pintunya dengan cepat. Wajah Felix seketika tak menampilkan ekspresi apapun, benar-benar datar sampai orang yang melihatnya tidak akan bisa tau apa yang sedang ia pikirkan.

Sekretaris Park sudah panik dan mencoba menarik Felix agar tidak terus berdiri di ambang pintu ruang direktur namun pemuda manis itu masih tetap diam disana sampai tatapan matanya bertemu dengan mata Changbin yang terlihat sangat terkejut. Felix tersenyum miris kemudian melempar makanannya begitu saja sebelum kemudian berbalik pergi masih dengan ekspresi datar seperti sebelumnya.

Changbin membeku di tempatnya dengan seorang wanita yang duduk mengangkang di pangkuannya memperlihatkan payudara wanita itu yang menempel di dada Changbin yang kancing kemejanya sudah terbuka. Lelaki itu buru-buru mendorong si wanita dan segera merapikan pakaiannya sebelum kemudian berlari seperti orang kesetanan untuk mengejar Felix yang sudah menghilang dari gedung kantornya. Ia pikir, segalanya akan berakhir setelah ini.






Felix duduk di sebuah balkon apartemen sembari menatap lurus ke arah jalanan yang ada di bawah. Tatapannya terlihat kosong dan lingkar hitam terlihat jelas di bawah matanya yang memerah. Seminggu penuh ia menghabiskan waktu sendirian di apartemen itu dan sekarang ia sudah tidak bisa menangis lagi lantaran air matanya sudah terkuras habis.

Sesekali bibirnya akan bersenandung menyanyikan lagu favoritnya namun kemudian tiba-tiba menjadi diam dengan senyum sedih yang terbentuk di bibir pucatnya. Kini Felix tinggal sendirian di sebuah apartemen kecil yang jauh dari kota untuk menenangkan diri. Ia membeli apartemen itu dengan uang tabungannya beberapa bulan yang lalu tanpa memberitau siapapun namun ia tidak menyangka jika apartemen itu kini berguna untuknya.

Three Words 4 [ChangLix] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang