Minggu pagi langit terlihat sangat cerah dengan burung yang bernyanyi bersahutan. Meski begitu Changbin terlihat masih memejamkan matanya dengan nyaman karena semalam tidur cukup larut. Pemuda itu terlihat bernafas dengan tenang sampai matanya tiba-tiba terbuka ketika merasakan tamparan keras di wajahnya."ADUH!"
Changbin menyingkirkan tangan Felix dengan kasar kemudian pemuda itu mendudukkan dirinya dengan kening yang memanas karena terkena tamparan dari tangan mungil si tetangga rusuhnya. Changbinpun semakin kesal ketika Felix terlihat masih nyenyak setelah tangan mungil pemuda manis itu mendarat dengan kurangajar di wajahnya.
Changbin sudah cukup bersabar karena semalaman ia harus menahan dingin akibat dari selimutnya yang terus ditarik oleh Felix, lalu ketika ia sudah mulai bisa tidur nyenyak si biji ketumbar itu justru menampar wajahnya dengan sangat keras. Ia tau Felix melakukannya dalam keadaan tidak sadar, tapi tetap saja itu membuatnya kesal.
"Unghh."
Felix menggeliat pelan kemudian mata bulatnya mulai mengerjap menyesuaikan cahaya. Felix mengusap matanya dengan pelan dan setelahnya senyumnya mengembang ketika melihat Changbin yang sedang duduk di ranjang dengan ekspresi kesal.
"Selamat pagi Chang!"
Felix berucap dengan semangat kemudian pemuda manis itu bangun dari tidurnya dan mulai merepet pada Changbin yang sebenarnya masih mengantuk. Felix sih enak bisa tidur dengan sangat nyenyak, nah Changbin? Menyedihkan sekali nasibnya.
"Apa tidur Chang semalam nyenyak?" Tanya Felix sembari menggesekkan pipinya ke lengan Changbin seperti seekor kucing.
"Tidak," jawab Changbin dengan singkat dan jelas. Meski begitu Changbin membiarkan Felix bermanja padanya karena ia tidak mau buang-buang tenaga untuk mengusir si tuyul yang sudah jelas tidak akan mau pergi itu.
"Kenapa? Apa Chang mimpi buruk?"
"Ya, aku mimpi dikejar monster yang bentuknya mirip biji ketumbar."
Felix mengerjap dengan imut kemudian pemuda manis itu bergumam kagum sembari menatap penasaran ke arah Changbin.
"Aku baru pertama kali mendengar monster semacam itu. Seperti apa bentuknya Chang? Apa sangat menyeramkan?"
Changbin menatap Felix dengan malas kemudian pemuda itu mendorong pelan kepala Felix agar menjauh darinya.
"Sangat menyeramkan, mirip denganmu," jawab Changbin dengan entengnya dan segera bangun untuk mandi karena itu adalah satu-satunya cara agar Felix tidak mengikutinya.
Sepeninggal Changbin, Felix masih duduk diam di ranjang sebelum kemudian bangun dan merapikan ranjang Changbin. Ia cukup tau diri karena sudah menumpang, jadi itu tugasnya untuk membereskan. Loh, sudah mirip pasangan yang sudah menikah ya?
Pagi yang cerah kini berganti dengan langit yang gelap ketika hari beranjak siang. Langit biru yang terlihat tadi pagi kini telah tertutup oleh awan yang terlihat kelabu. Changbin sedang bersantai di dalam kamarnya dengan laptop yang berada di pangkuannya memperlihatkan adegan perkelahian dari dua pemain utama di film yang sedang ia tonton.
Telinganya terus fokus mendengar suara dari film namun matanya sesekali akan menatap ke arah jam dinding di kamarnya. Ia merasa aneh karena Felix tidak menunjukkan batang hidungnya sejak tadi, padahal biasanya ketika akhir pekan begini Felix akan dengan senang hati merecokinya seharian penuh. Namun kemudian Changbin mengedikkan bahunya dan berusaha tidak peduli dengan itu. Harusnya kan ia merasa lega karena tidak ada yang mengganggu waktu bersantainya.
"CHANG!"
Changbin terkejut ketika Felix tiba-tiba datang dengan berteriak di depan kamarnya. Baru saja ia merasa bersyukur karena Felix tidak datang, tapi sekarang si biji ketumbar sudah berjalan masuk ke kamarnya dengan senyum sumringah andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Three Words 4 [ChangLix]
FanfictionKumpulan oneshoot, twoshoot, manyshoot ChangLix Even though I look like I don't care, actually my heart is just for you. Three Words, I Love You Started : 2021, January 7th Ended : 2021, September 10th ⚠️BXB AREA⚠️ Cerita dan ide original dari Swe...